21 Oktober, 2008

Penyingkatan  Ucapan Salam dalam Dunia Maya

Penyingkatan Ucapan Salam dalam Dunia Maya

Penyingkatan Ucapan Salam dalam Dunia Maya

Assalaamu’alaykum warahmatullahi Wabarakatuh sebuah doa untuk saudara kita saat kita berjumpa dengan mereka, berpisah, saat sedag catting via internet, sms, e-mail dan komunikasi tulis lainnya, dan juga saat kita komunikasi audio visual ato juga saat telepon dengan mereka.

Nah ada fenomena salam yang mungkin kita tidak menyadari hal itu yang sebenarnya sangat tidak baik hasilnya (padahal niat dari kita adalah baik sebagai doa), fenomena ini sering dalam komunikasi Teks bisa lewat Ym, catting Mirc. E-mail dan yang paling sering dan parah adalah SMS.

Sering kita melihat dan mungkin malah terbiasa dengan hal ini menyingkat (karena dalam komunikasi teks maka kita katakan lafadz) lafadz salam (Assalaamu’alaykum warahmatullahi Wabarakatuh ) dengan sesingkat mungkin karena alasan-alasan tertentu kalo di sms kebanyakan alasan adalah keterbatasan karakter (160 karakter /SMS) akan “memaksa” kita semua untuk selalu menyingkat lafadz salam Assalaamu’alaykum warahmatullahi Wabarakatuh menjadi yang lebih pendek dan tentunya demi menghemat pulsa kita. Tapi sebenarnya para Ulama memandang hal ini bagaimana yach?

Saya kebetulan juga punya rekan-rekan komunikasi teks yang sering menyingkat salam (walau kadang saya juga melakukannya he,,,he,,, tapi saya dah tobat) kebanyakan dari mereka mempunyai alasan masing-masing dari yang karena biaya sampai ke alasan gaul (kemakan iklan promo salah satu provider GSM IM***** dari Ind**********), kalo saya dulu karena alasan waktu.

Yang paling tidak bisa di terima adalah alasan “gaul” kata mereka semakin banyak kata yang mampu kita singkat kita mendapat predikat gaul ala tulis sms (he,,,he,,,he,,) capek dech,,,

Pernah saya ada kesempatan diskusi dengan salah satu teman via YM dalam awal pembicaran saya mengucapkan salam secara lengkap Assalaamu’alaykum warahmatullahi Wabarakatuh kemudian dia menjawab wslmkm dan sebelum melanjutkanpembicaraan saya menjawab salam saya sendiri wa’alaikumsalam waohmatullahi wabarokatuh dia menjawab anda sudah tau mau maksud saya kan? Dia bilang gitu,, anda muslimkan? E dia malah tanya gitu,,,

Dari contoh di atas terjadi pergeseran makna atau pemahaman tentang salam itu, kebanyakan dari kita dengan eneknya dan tanpa dosa bilang “SST” sama-sama tau lah. Mungkin kalo itu gak menyakut agama sich no what-what,, alias gak apa-apa, namun hal ini jangan pula menjadi bersikap ekstrim dalam hal ini kita harus lebih bijak memberithu mereka yang belum tau tentang ini

Baca selengkapnya

18 Oktober, 2008

17 Oktober, 2008

Gelisah Karena Krisis Global ?

Gelisah Karena Krisis Global ?

Gelisah Karena Krisis Global ?

Menyikapi krisis global saat ini, banyak orang yang gelisah, khawatir dan stress. Sikap ini tidaklah menyelesaikan masalah. Bahkan, boleh jadi memperumit dan menambah masalah.
Inilah penyakit jiwa. Apabila melihat sesuatu yang tidak disepakati oleh hawa nafsunya, muncul kelah kesah sebagaimana firman Allah:
Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ditimpa kesusahan, ia berkeluh kesah. Dan apabila mendapat kebaikan, ia amat kikir. (QS. Al- Ma'arij: 19 - 21).

Kiranya tidak ada jalan keluar dari segala kesulitan dan kesempitan hidup melainkan kembali kepada hukum Allah. Semoga penjelasan dibawah ini membantu memecahkan masalah.
1. Pemegang Kunci Rizki
Harus kita maklumi, semua peristiwa yang terjadi seperti kenaikan BBM, krisis global atau apapun yang akan terjadi, telah ditentukan oleh Allah. Tidak mungkin kita akan luput dari takdir-Nya.
Katakanlah: Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. (QS. At-Taubah: 51).
Kita harus yakin pula, sesulit apa pun kondisi kita, tetap saja Allah yang menanggung rizki hamba-Nya:
Dan tidak ada satu pun binatang melata di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rizkinya. (QS. Hud: 6).
Karena itu, kita tidak boleh khawatir tidak mendapatkan rizki. Allah Maha Kaya, senantiasa memberi rizki hamba-Nya.
Dan Engkau beri rizki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas). (QS. Ali Imran: 27).
Kita dilarang bunuh diri, membunuh anak, atau membatasinya lantaran khawatir tidak mendapat rizki. Allah berfirman,
Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Kamilah yang akan memberi rizki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa besar. (QS. Al-Isra: 31).
Rizki, pada akhir zaman akan melimpah, walaupun banyak manusia mengeluh karena ganti harga. Dari Abu Musa radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
Manusia akan menjumpai waktu, yang saat itu ada seseorang yang menawarkan sedekahnya berupa emas, namun tidaklah ia menjumpai orang yang mau menerimanya.1
Perlu dimaklumi, kekayaan bukanlah tolok ukur kebahagiaan. Sebaliknya, kemiskinan bukanlah tanda kehancuran. Akan tetapi keduanya merupakan ujian.
Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami uji mereka dengannya. Dan karunia Rabbmu lebih baik dan lebih kekal. (QS. Thaha: 131).
Prinsip ini harus kita pahami agar kita menyadari, kenikmatan dunia suatu saat dapat menjadi sebab kehancuran manusia apabila tidak disertai iman. Tidak sedikit orang yang memiliki kedudukan dan kekayaan dunia justru menjadi kehancuran karena sombong serta menjadi pelopor penindasan dan perbuatan jahat. Lihatlah Raja Firaun dan orang kafir pada zaman dahulu dan sekarang. Bahkan anak mereka pun ikut menjadi perusuh, pemabuk, penjudi, pezina, dan pencuri. Allah mengabadikan semboyan mereka dalam Al-Quran:
Dan mereka berkata, Kami lebih banyak mempunyai harta dan anak-anak (daripada kamu) dan kami sekali-kali tidak akan diadzab. (QS. Saba': 35).

2. Penghalang Rizki
Benar, kita harus mengimani takdir. Tetapi harus diketahui, musibah atau takdir yang jelek tidaklah terjadi melainkan karena ulah manusia yang jelek.
Dan apa pun musibah yang menimpamu, itu disebabkan perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). (QS. Asy-Syura: 30).

Adapun penghalang rizki Allah sebagai berikut:
1. Mengingkari nikmat Allah
Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tentram, rizkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat. (QS. An-Nahl: 113).

2. Bakhil dan kikir
Perhatikan surat Al-Qalam ayat 17 - 33 berikut:
Sesungguhnya kami telah menguji mereka (musyrikin Makkah) sebagaimana kami telah menguji pemilik-pemilik kebun. Ketika mereka bersumpah bahwa mereka sungguh-sungguh akan memetik (hasil)nya di pagi hari, dan mereka tidak menyisihkan (hak fakir miskin). Lalu kebun itu diliputi malapetaka (yang datang) dari Rabbmu ketika mereka sedang tidur.
Maka jadilah kebun itu hitam seperti malam yang gelap gulita. Lalu mereka panggil memanggil di pagi hari, Pergilah di waktu pagi (ini) ke kebunmu jika kamu hendak memetik buahnya. Maka pergilah mereka saling berbisik-bisik: Pada hari ini janganlah ada seorang miskin pun masuk ke dalam kebunmu.
Dan berangkatlah mereka di pagi hari dengan niat menghalangi (orang-orang miskin) padahal mereka (menolongnya). Tatkala mereka melihat kebun itu, mereka berkata, Sesungguhnya kita benar-benar orang-orang yang sesat (jalan), bahkan kita dihalangi (dari memperoleh hasilnya).
Berkatalah seorang yang paling baik pikirannya di antara mereka, Bukankah aku telah mengatakan kepadamu, hendaklah kamu bertasbih (kepada Rabbmu)? Mereka mengucapkan, Maha Suci adalah orang-orang yang zhalim. Lalu sebagian mereka menghadapi sebagian yang lain seraya cela-mencela. Mereka berkata,
Aduhai celakalah kita. Sesungguhnya kita orang-orang yang melampaui batas. Mudah-mudahan Rabb kita memberikan ganti kepada kita dengan (kebun) yang lebih daripada itu. Sesungguhnya kita mengharapkan ampunan Rabb kita.
Seperti itulah adzab (dunia). Dan sesungguhnya adzab akhirat lebih besar, jika mereka mengetahui.
Dijelaskan dalam ayat-ayat di atas, Allah menghancurkan tanaman pemilik kebun yang sengaja menghalangi hak fakir miskin. Kami anjurkan pembaca sudi membaca tafsari ayat-ayat tersebut. Mudah-mudahan menjadi obat-obat penyembuh penyakit bakhil (kikir).
3. Tidak mau membantu anak yatim dan orang miskin
Perhatikan keluhan orang yang mendapatkan rizki hanya sedikit. Allah dituduh menghinanya, padahal merekalah yang menghina dirinya sendiri, karena tidak mengeluarkan sebagian harta yang menjadi hak orang fakir dan miskin.
Adapun bila Rabbnya mengujinya lalu membatasi rizkinya maka dia berkata, "Rabbku menghinakanku. Sekali-kali ktidak (demikian), sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim, dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin, dan kamu memakan harta pusaka dengan cara mencampur-baurkan (yang halal dan yang batil), dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan. (QS. Al-Fajr: 16 - 20).
4. Tidak amanat atas rizki yang Allah berikan
Membelanjakan harta untuk kemaksiatan atau tidak ada gunanya atau kepada orang yang tidak bisa memegang amanat. Misalnya menuruti kemauan istri dan anak atau hawa nafsunya tanpa melihat bermanfaat atau tidak. Karena itu, pemegang harta dan kekayaan hendaknya memperhatikan wasiat
Allah di dalam kitab-Nya,
Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkan kepada mereka kata-kata yang baik. (QS. An-Nisa: 5).
Dan jika Allah melapangkan rizki kepada hamba-hamba-Nya, tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat. (QS. Asy-Syura: 27).
5. Banyak kemaksiatan
Imam Al-Albani berkata, Maksiat adalah penyebab paceklik, kemiskinan, dan musibah. Lalu membawakan hadits Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam,
Tidaklah nampak perbuatan keji pada suatu kaum melainkan Allah akan menimpakan kepada mereka kehancuran.2
6. Enggan menunaikan zakat
Orang yang enggan mengeluarkan zakat, Allah akan menumpakan atas negeri itu paceklik. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
Dan tidaklah suatu kaum enggan membayar zakat, melainkan Allah menahan hujan atas mereka.3

Bersambung InsyaAllah
________________________________________
Catatan Kaki
…1 HR. Bukhari 2/513, Muslim 2/700, Ibnu Hibban 15/173, Sunan Kubra 6/358, dan lainnya.
…2 HR. Al-Hakim 2/126, Al-Baihaqi 3/346, Al-Bazzar 3299. Lihat Silsilah Ash-Shahihah 1/219.

…3 HR. Al-Hakim 2/126, Al-Baihaqi 3/346, Al-Bazzar 3299. Lihat Silsilah Ash-Shahihah 1/219.
________________________________________

DiSesuaikan dan Dikutip dari majalah Al Furqon 03/V/1425H hal 7 - 9.

Sumber : http://blog.vbaitullah.or.id/2006/01/02/669-gelisah-karena-bbm-naik-12/
Baca selengkapnya
Dua Juta Warga Jakarta Menderita Gangguan Jiwa

Dua Juta Warga Jakarta Menderita Gangguan Jiwa

Dua Juta Warga Jakarta Menderita Gangguan Jiwa

JAKARTA -- Fakta kesehatan jiwa di ibukota Jakarta semakin
memprihatinkan, di mana dari delapan juta penduduknya, dua juta di
antaranya atau satu banding empat, menderita gangguan neurotik atau
gangguan kecemasan.

"Gangguan ini tidak berbahaya, namun mengurangi produktivitas," kata
Staf Ahli Menteri Kesehatan, Rahmi Kuntoro, saat memberi sambutan pada
Seminar "Kesehatan Jiwa Menjadi Prioritas global", di Jakarta, Rabu.

Sementara itu 8.000 dari dua juta penduduk Jakarta terdeteksi
mengalami gangguan jiwa skizofrenia, yang pada level ini gangguan jiwa
sudah dalam kategori berat.

Data WHO menyebutkan, selama tiga tahun terakhir (2005-2007)
sedikitnya 50 ribu orang Indonesia melakukan bunuh diri akibat
kemiskinan dan himpitan ekonomi.

Faktor ekonomi ini, ujarnya, memang membuat seseorang menjadi rentan
terhadap stress, cemas, ketergantungan pada zat psikoaktif serta
berperilaku menyimpang. (ant/ah)

Sumber : http://www.republika.co.id/launcher/view/mid/19/news_id/8111

__._,_.___

Baca selengkapnya

16 Oktober, 2008

   Cerita sedihku yang berulang (Kristenisasi dala, rumah tangga)

Cerita sedihku yang berulang (Kristenisasi dala, rumah tangga)

Cerita sedihku yang berulang

Wanita Muslim menikah dengan lelaki Non Muslim

KDRT (Kristenisasi Dalam Rumah Tangga)

ÉOó¡Î0 «!$# Ç`»uH÷q§9$# ÉOŠÏm§9$#

Pertama saya bertanya dan berulang kali bertanya kenpa Allah melarang kaum muslim menikah dengan kaum kafir (baca beda agam)?. Terlebih seorang wanita muslim menikah dengan laki-laki kafir (baca non muslim)? Sejenak kita akan disibukan dengan segenap pertanyaan yang menggancal dalam benak kita,,

Kita tidak akan pernah tau isi dalam hati seseorang, terlebih mengenai kepercayaan dia terhadap agama dan tuhan itu sendiri, akan banyak hal yang akan dapat merubah segala karena ke inginan terhadap sesuatu apalagi itu adalah sesuatu yang ia sukai, sayangi, cintai.

Dan akan lebih rumit jika hal-hal di atas dikaitkan dengan rasa cinta dari 2 insan yang sedang dimabuk cinta buta, maka segala daya dan upaya akan mereka berdua lakukan agar cinta (baca keinginan) mereka dapat bersatu dengan segala cara mereka, dari sang laki-laki meyakinkan kepada wanita pujaan hatinya dan keluarganya bahwa ia akan pindah agama menjadi muslim dengan iklas, (apakah ini dibenarkan mendekati kepada allah karena nafsu? Sedang kita tak tau apa dalam otaknya tulus?) dan dari sang wanita yang sudah mabuk kepayang karena cinta (baca keinginan) untuk segera dapat bersatu berdua dalam satu rumah meyakinkan pada ayah, ibu saudara-saudaranya bahwa ia akan seiman dengan mereka, dan sang wanita akan membuat “gaya” (karena bukan aslinya) sang lelaki seolah benar-benar sedang belajar agama islam atau sudah memeluk islam. Dan insyaallah hal ini biasa berhasil “menipu” keluarga muslim, kalaupun sampai disini belum juga dapat melumpuhkan dan melunakan kekehnya keluarga muslim maka kedua manusia yang sedang dimabuk cinta buta itu akan semakin kalap dan menjadi –menjadi semakin menggila dan semakin intens mencari cara dan segala cara apapun untuk dapat bersatu hingga dengan suka rela sang wanita (yang imamnya tidak kuat) menyerahkan dirinya sepunuhnya ditangan setan bejat agar sang ayah dibuatkan cucu agar mereka mau tidak mau harus menerima lelaki non muslim itu jadi ayah dari anak tersebut. Dari sini bencana besar mengincar mereka walau sebenarnya bencana dan murka semenjak mereka mengakui saling menyukai ketika mereka berdua sering bersama ato sering mereka sebut “pacaran”.

Banyak dan sering hal itu terjadi mungkin di sekitar kita ato malah teman-teman kita yang terjebak dalam cinta “haram” itu. Kita telah banyak mengeluarkan kata-kata, alas an, hujjah bagi mereka agar menghentikan hal itu namun sebagian besar dari mereka akan tetap nekad meneruskan cinta terlarang mereka. Dan itulah yang terjadi disekitar saya dulu saya sangat sedih ketika ada salah satu dari teman (akhwat) menjalin hubungan dengan lelaki non muslim (dari sini saya sudah sedih baget) dan berlanjut ke pernikahan. Dan kemarin lagi baru bulan ini Oktober 2008 saya dengan juga dari ada salah satu teman (akhwat) yang menikah dengan lelaki non muslim walau kami tak akrab dan sebatas tau saja saya sangat sedih, dan yang lebih sedih adalah berita terakhir yang saya dengar si wanita (kenapa bukan akhwat?) itu sering terlihat ke gereja kadang bersama suaminya dan kadang kala sendirian. Hati saya benar-benar hancur, padahal keluarga wanita itu (ayah dan ibu) termasuk orangnya kuat dalam agama, namun itu tidak menjamin dia (anaknya) kuat pula iman nya terhadap islam . Terkutuklah lelaki itu, karena bagaimanapun saya benci dia, wanita akan selalu kalah dan lelaki akan selalu dominan dalam rumah tangga.

2 contoh di atas termasuk contoh yang cukup halus dalam KDRT (Kristenisasi Dalam Rumah Tangga) pernah saya dalam satu ruang/forum diskusi karena salah satu temannya kami ada yang menjalin hubungan dengan lelaki non muslim background keluarga ini juga cukup terpandang dan cukuypo islami dan wanita itu juga berpakaian muslim. Hingga bencana itu terjadi ketika wanita itu hamil di luar nikah dan lelaki tidak mau menikah kalau wanita itu tidak pindah agama sama dengan lelaki non muslim itu!

Wahai teman-teman kami tolong buka mata kalian,, sedari awal kita kita jauhi mencintai menaruh suka kepada kaum kafir apalagi jatuh hati kepada mereka, ketika cinta itu telah meracuni hati kita tak ada satupun yang dapat menyembuhkan kecuali Allah berkehendak atas dirimu kebaikan.

Jauh lebih baik membunuh benih itu daripada kecelakaan dan kebinasaan pada akhirnya dan kehancuran menimpa kalian. Apalagi sampai terjadi pernikahan lintas agama. Pada awal sang lelaki mau memeluk islam tapi kemudian ditengah jalan dia berkata akan kembali pada kepercayaan dulu dan terserah kalau kamu tetep pada agama kamu kita jalani masing-masing dan saya tidak keberatan dengan hal itu.

Omongan di atas kalau sepintas akan terlihat begitu toleran dan halus, namun mari kita lihat konsekuensi yang harus kita hadapi. Secara jelas ini sudah salah dan secara hokum agama mereka tidak ada hubungan perkawinan jika mereka beda agama. Dan apa hokum bagi mereka ya tentu saja zina, zina, zina, dan zina lagi. Sungguh mulut mereka begitu busuk mengutuk kami kaum mulim ini. mereka mengajak kita masuk neraka bersama mereka. Kenapa tidak karena selama kita hidup bersama dia kita akan selalu dan selalu zina. Berapa tahun kita hidup dengan dia dan selama itu pula kita zina dan mungkin dalam satu hari terjadi banyak dosa, dari bertemu, bersentuhan hingga berzina baik kering maupun basah. Tinggal hitung dan kalikan saja dengan berapa kali dan sebara besar dosa itu. Sehinga kita dapat berandai-andai kalaulah hokum nya adalah satu tusukan jarum maka tingal berapa jarum yang akan menancap di tubuh kita mungkin kalau di jadikan satu jarum tersebut akan lebih besar dari tiang listrik yang ada di sekitar kitaatao malah sebesar gunung dan itu di tancapkan dan ditusukan ke tubuh kita, dan perlu di ingat hukuman di nereka itu berulang-ulang. Mampukan kita menanggungnya?itu Cuma pengandaian yang paling ringan. Kalauhukuman zina dalam islam adalah rajam?berapa kali kita harus dirajam dalam sehari?setahun?2 tahun? Dan seterusnya?]

Sebenarnya gimana to hokum menikah dengan lekaki non muslim?

Baca selengkapnya

15 Oktober, 2008

14 Oktober, 2008

Investasi Paling Aman Sesuai Al-Qur'an dan Sunnah

Investasi Paling Aman Sesuai Al-Qur'an dan Sunnah

Investasi Paling Aman Sesuai Al-Qur'an dan Sunnah
pengusaha-muslim@yahoogroups.com

Selama ini kita menabung di bank untuk mengamankan uang kita agar tidak berkurang dan tidak hilang dicuri orang. Kita mendepositokan uang kita ke bank dengan tujuan untuk memperbanyak harta, memperoleh keuntungan.

Bank selama ini diyakini sebagai institusi yang paling aman untuk investasi dan sebagai tempat menyimpan uang. Tapi kenyataannya ?

Islam sebagai agama yang yang hak dan sempurna telah memberikan petunjuk terbaik untuk mengamankan harta dan memperbanyak harta, tapi sayang banyak dari kita tidak mengetahui dan kalaupun tahu banyak yang tidak meyakininya, padahal yang berjanji untuk mengamankan uang dan memberi kuntungan yang banyak tersebut adalah Allah Rob Semesta Alam yang Maha Kaya yang Menguasai Perbendaharaan Alam Semesta.

Kita lebih yakin dengan janji-janji yang dikeluarkan oleh bank yang dipimpin oleh manusia-manusia yg lemah, sedangkan janji - janji Allah hanya diakui sebatas konsep di forum-forum diskusi agama belum sampai tahap penerapan dikehidupan sehari-hari secara menyeluruh.

Solusi yang ditawarkan Islam adalah "Sedekah" (yaitu menafkahkan harta dijalan Allah), ya yakinlah bahwa sedekah akan :

1. Mengamankan harta kita (lebih aman dari menyimpan uang di bank), harta tidak akan berkurang sedikitpun karena sedekah,
2. Sedekah akan memperbanyak harta kita (ratusan kali lipat lebih lebih baik dari bunga deposito).

Kebenaran ini didukung oleh hadist Nabi SAW :

"Tiga hal yang aku bersumpah atas ketiganya;
1. Tidak berkurang harta karena shodaqoh,
2. Tidak teraniaya seorang hamba dengan aniaya yang ia sabar atasnya, melainkan Alalah Azza Wajalla menambahkan kemuliaan, dan
3. Tidak membuka seorang hamba pintu permintaan melainkan Allah membuka atasnya pintu kefakiran" (HR Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)

Allah SWT berfirman :

"Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan. " (Al-Baqarah: 245).

"Perumpamaan orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah seperti sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir. Pada tiap-tiap butir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa saja yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) dan Maha Mengetahui." (Al-Baqarah: 261).

Sebaliknya, mereka yang merasa bahwa bunga bank lebih baik dan lebih melipatgandakan uang maka sesungguhnya mereka telah tertipu, mereka tidak menyadari bahwa harta mereka akan musnah cepat atau lambat.

"Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa" (Al-Baqarah: 276).

Rasulullah Shallallahu `alaihi wa sallam bersabda.

"Tiada pagi hari, melainkan ada dua malaikat yang turun, kemudian salah satunya berkata (berdo'a) : "Ya Allah, berilah pengganti bagi orang yang berinfak", sedangkan yang lain berdo'a :"Ya Allah, timpakanlah kepada orang yang kikir (tidak berinfak) kehancuran" [Muttafaqun alaih]

Kisah Seorang Petani yang Sukses

Ini adalah kisah tentang seorang petani yang shalih yang dikisahkan dari sebuah hadits Abu Hurairah rodhiyallohu anhu dari nabi shollallohu alaihi wa sallam bersabda:

"Ketika ada seorang sedang berjalan di sebuah padang yang luas tak berair, tiba-tiba dia mendengar suara dari awan (mendung), 'Siramilah kebun si fulan!' maka awan itu menepi (menjauh) lalu mengguyurkan airnya di tanah bebatuan hitam.

Ternyata ada saluran air dari saluran-saluran itu yang telah penuh dengan air. Maka ia menelusuri (mengikuti) air itu. Ternyata ada seorang laki-laki yang berada di kebunnya sedang mengarahkan air dengan cangkulnya.

Kemudian dia bertanya, 'Wahai hamba Allah, siapakah nama anda?' dia menjawab, 'Fulan'.

Sebuah nama yang didengar dari awan tadi. Kemudian orang itu balik bertanya, 'Mengapa anda menenyakan namaku?' dia menjawab, 'Saya mendengar suara dari awan yang ini adalah airnya, mengatakan Siramilah kebun si fulan! yaitu nama anda. Maka apakah yang telah anda kerjakan dalam kebun ini?'

Dia menjawab, 'Karena anda telah mengatakan hal ini maka akan saya ceritakan bahwa saya memperhitungkan (membagi) apa yang dihasilkan oleh kebun ini; sepertiganya saya sedekahkan; sepertiganya lagi saya makan bersama keluarga dan sepertiganya lagi saya kembalikan lagi ke kebun (ditanam kembali). HR. Muslim

Dalam riwayat lain disebutkan:

Dan aku jadikan sepertiganya untuk orang-orang miskin dan peminta-minta serta ibnu sabil (orang yang sedang dalam perjalanan).

Penutup

Berhati-hatilah dalam beramal, janganlah kita berlaku riya, ingin dipuji atau sekedar mengharapkan balasan dunia yang dijanjikan Allah kepada kita dari amal2 tersebut, beramalah karena iman kepada Allah, ikhlas karena Allah semata, karena nanti kita tidak mendapatkan balasan diakhirat.

"Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan." (QS. Huud: 15-16).

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang diatasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatu pun dari apa yang mereka usahakan, dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir." (Al- Baqarah:264)

Semoga bermanfaat!
Baca selengkapnya
 Akar krisis keuangan global dan momentum ekonomi syariah sebagai solusi

Akar krisis keuangan global dan momentum ekonomi syariah sebagai solusi

(Bagian I)

Akar krisis keuangan global dan momentum ekonomi syariah sebagai solusi

pengusaha-muslim@yahoogroups.com

Oleh : Agustianto

Krisis keuangan Amerika Serikat saat ini, mulai merambah ke berbagai negara, termasuk Indonesia. Pada tanggal 8 Oktober 2008, kemaren, IHSG tertekan tajam turun 10 %, demikian pula Nikken di Jepang jatuh lebih dari 9 %. Hampir semua pasar keuangan dunia terimbas krisis financial US tersebut. Karena itu para pengamat menyebut krisis ini sebagai krisis finansial global. Krisis keuangan global yang terjadi belakangan ini, merupakan fenomena yang mengejutkan dunia, tidak saja bagi pemikir ekonomi mikro dan makro, tetapi juga bagi para elite politik dan para pengusaha.

Agustianto

Dalam sejarah ekonomi, ternyata krisis sering terjadi di mana-mana melanda hampir semua negara yang menerapkan sistem kapitalisme. Krisis demi krisis ekonomi terus berulang tiada henti, sejak tahun 1923, 1930, 1940, 1970, 1980, 1990, dan 1998 – 2001 bahkan sampai saat ini krisis semakin mengkhawatirkan dengan munculnya krisis finansial di Amerika Serikat . Krisis itu terjadi tidak saja di Amerika latin, Asia, Eropa, tetapi juga melanda Amerika Serikat.

Roy Davies dan Glyn Davies, 1996 dalam buku The History of Money From Ancient time oi Present Day, mengurakan sejarah kronologi secara komprehensif. Menurut mereka, sepanjang abad 20 telah terjadi lebih 20 kali kriss besar yang melanda banyak negara. Fakta ini menunjukkan bahwa secara rata-rata, setiap 5 tahun terjadi krisis keuangan hebat yang mengakibatkan penderitaan bagi ratusan juta umat manusia.

Pada tahun 1907 krisis perbankan Internasional dimulai di New York, setelah beberapa decade sebelumnya yakni mulai tahun 1860-1921 terjadi peningkatan hebat jumlah bank di Amerika s/d 19 kali lipat. Selanjutnya, tahun 1920 terjadi depresi ekonomi di Jepang. Kemudian pada tahun 1922 – 1923 German mengalami krisis dengan hyper inflasi yang tinggi. Karena takut mata uang menurun nilainya, gaji dibayar sampai dua kali dalam sehari. Selanjutnya, pada tahun 1927 krisis keuangan melanda Jepang (37 Bank tutup); akibat krisis yang terjadi pada bank-bank Taiwan

Pada tahun 1929 – 30 The Great Crash (di pasar modal NY) & Great Depression (Kegagalan Perbankan); di US, hingga net national product-nya terbangkas lebih dari setengahnya. Selanjutnya, pada tahun 1931 Austria mengalami krisis perbankan, akibatnya kejatuhan perbankan di German, yang kemudian mengakibatkan berfluktuasinya mata uang internasional. Hal ini membuat UK meninggalkan standard emas. Kemudian1944 – 66 Prancis mengalami hyper inflasi akibat dari kebijakan yang mulai meliberalkan perekonomiannya. Berikutnya, pada tahun 1944 – 46 Hungaria mengalami hyper inflasi dan krisis moneter. Ini merupakan krisis terburuk eropa. Note issues Hungaria meningkat dari 12000 million (11 digits) hingga 27 digits.

Pada tahun 1945 – 48 Jerman mengalami hyper inflasi akibat perang dunia kedua.. Selanjutnya tahun 1945 – 55 Krisis Perbankan di Nigeria Akibat pertumbuhan bank yang tidak teregulasi dengan baik pada tahun 1945. Pada saat yang sama, Perancis mengalami hyperinflasi sejak tahun 1944 sampai 1966. Pada tahun (1950-1972) ekonomi dunia terasa lebih stabil sementara, karena pada periode ini tidak terjadi krisis untuk masa tertentu. Hal ini disebabkan karena Bretton Woods Agreements, yang mengeluarkan regulasi di sektor moneter relatif lebih ketat (Fixed Exchange Rate Regime). Disamping itu IMF memainkan perannya dalam mengatasi anomali-anomali keuangan di dunia. Jadi regulasi khususnya di perbankan dan umumnya di sektor keuangan, serta penerapan rezim nilai tukar yang stabil membuat sektor keuangan dunia (untuk sementara) "tenang".

Namun ketika tahun 1971 Kesepakatan Breton Woods runtuh (collapsed). Pada hakikatnya perjanjian ini runtuh akibat sistem dengan mekanisme bunganya tak dapat dibendung untuk tetap mempertahankan rezim nilai tukar yang fixed exchange rate. Selanjutnya pada tahun 1971-73 terjadi kesepakatan Smithsonian (di mana saat itu nilai 1 Ons emas = 38 USD). Pada fase ini dicoba untuk menenangkan kembali sektor keuangan dengan perjanjian baru. Namun hanya bertahan 2-3 tahun saja.

Pada tahun 1973 Amerika meninggalkan standar emas. Akibat hukum "uang buruk (foreign exchange) menggantikan uang bagus (dollar yang di-back-up dengan emas)-(Gresham Law)". Pada tahun 1973 dan sesudahnya mengglobalnya aktifitas spekulasi sebagai dinamika baru di pasar moneter konvensional akibat penerapan floating exchange rate sistem. Periode Spekulasi; di pasar modal, uang, obligasi dan derivative. Maka tak aneh jika pada tahun 1973 – 1874 krisis perbankan kedua di Inggris; akibat Bank of England meningkatkan kompetisi pada supply of credit.

Pada tahun 1974 Krisis pada Eurodollar Market; akibat west German Bankhaus ID Herstatt gagal mengantisipasi international crisis. Selanjutnya tahun 1978-80 Deep recession di negara-negara industri akibat boikot minyak oleh OPEC, yang kemudian membuat melambung tingginya interest rate negara-negara industri.

Selanjutnya sejarah mencatat bahwa pada tahun 1980 krisis dunia ketiga; banyaknya hutang dari negara dunia ketiga disebabkan oleh oil booming pada th 1974, tapi ketika negara maju meningkatkan interest rate untuk menekan inflasi, hutang negara ketiga meningkat melebihi kemampuan bayarnya. Pada tahun 1980 itulah terjadi krisis hutang di Polandia; akibat terpengaruh dampak negatif dari krisis hutang dunia ketiga. Banyak bank di eropa barat yang menarik dananya dari bank di eropa timur.

Pada saat yang hampir bersamaan yakni di tahun 1982 terjadi krisis hutang di Mexico; disebabkan outflow kapital yang massive ke US, kemudian di-treatments dengan hutang dari US, IMF, BIS. Krisis ini juga menarik Argentina, Brazil dan Venezuela untuk masuk dalam lingkaran krisis.

Perkembangan berikutnya, pada tahun 1987 The Great Crash (Stock Exchange), 16 Oct 1987 di pasar modal US & UK. Mengakibatkan otoritas moneter dunia meningkatkan money supply. Selanjutnya pada tahun 1994 terjadi krisis keuangan di Mexico; kembali akibat kebijakan finansial yang tidak tepat.

Pada tahun 1997-2002 krisis keuangan melanda Asia Tenggara; krisis yang dimulai di Thailand, Malaysia kemudian Indonesia, akibat kebijakan hutang yang tidak transparan. Krisis Keuangan di Korea; memiliki sebab yang sama dengan Asteng.

Kemudian, pada tahun 1998 terjadi krisis keuangan di Rusia; dengan jatuhnya nilai Rubel Rusia (akibat spekulasi) Selanjutnya krisis keuangan melanda Brazil di tahun 1998. pad saat yang hamper bersamaan krisis keuangan melanda Argentina di tahun 1999. Terakhir, pada tahun 2007-hingga saat ini, krisis keuangan melanda Amerika Serikat.

Dari data dan fakta historis tersebut terlihat bahwa dunia tidak pernah sepi dari krisis yang sangat membayakan kehidupan ekonomi umat manusia di muka bumi ini.

Apakah akar persoalan krisis dan resesi yang menimpa berbagai belahan dunia tersebut ?. Dalam menjawab pertanyaan tersebut, cukup banyak para pengamat dan ekonom yang berkomentar dan memberikan analisis dari berbagai sudut pandang.

Dalam menganalisa penyebab utama timbulnya krisis moneter tersebut, banyak para pakar ekonomi berkonklusi bahwa kerapuhan fundamental ekonomi (fundamental economic fragility) adalah merupakan penyebab utama munculnya krisis ekonomi. Hal ini seperti disebutkan oleh Michael Camdessus (1997), Direktur International Monetary Fund (IMF) dalam kata-kata sambutannya pada Growth-Oriented Adjustment Programmes (kurang lebih) sebagai berikut: "Ekonomi yang mengalami inflasi yang tidak terkawal, defisit neraca pembayaran yang besar, pembatasan perdagangan yang berkelanjutan, kadar pertukaran mata uang yang tidak seimbang, tingkat bunga yang tidak realistik, beban hutang luar negeri yang membengkak dan pengaliran modal yang berlaku berulang kali, telah menyebabkan kesulitan ekonomi, yang akhirnya akan memerangkapkan ekonomi negara ke dalam krisis ekonomi".

Ini dengan jelas menunjukkan bahwa defisit neraca pembayaran (deficit balance of payment), beban hutang luar negeri (foreign debt-burden) yang membengkak-- terutama sekali hutang jangka pendek, investasi yang tidak efisien (inefficient investment), dan banyak indikator ekonomi lainnya telah berperan aktif dalam mengundang munculnya krisis ekonomi.

Sementara itu, menurut pakar ekonomi Islam, penyebab utama krisis adalah kepincangan sektor moneter (keuangan) dan sektor riel yang dalam Islam dikategorikan dengan riba. Sektor keuangan berkembang cepat melepaskan dan meninggalkan jauh sektor riel. Bahkan ekonomi kapitalis, tidak mengaitkan sama sekali antara sektor keuangan dengan sektor riel.

Tercerabutnya sektor moneter dari sektor riel terlihat dengan nyata dalam bisnis transaksi maya (virtual transaction) melalui transaksi derivatif yang penuh ribawi. Tegasnya, Transaksi maya sangat dominan ketimbang transaksi riil. Transaksi maya mencapai lebih dari 95 persen dari seluruh transaksi dunia. Sementara transaksi di sektor riel berupa perdagngan barang dan jasa hanya sekitar lima persen saja.

Menurut analisis lain, perbandingan tersebut semakin tajam, tidak lagi 95 % : 5 %, melainkan 99 % : 1 %. Dalam tulisan Agustianto di sebuah seminar Nasional tahun 2007 di UIN Jakarta, disebutkan bahwa volume transaksi yang terjadi di pasar uang (currency speculation and derivative market) dunia berjumlah US$ 1,5 trillion hanya dalam sehari, sedangkan volume transaksi pada perdagangan dunia di sektor riil hanya US$ 6 trillion setiap tahunnya (Rasio 500 : 6 ), Jadi sekitar 1-an %. Celakanya lagi, hanya 45 persen dari transaksi di pasar, yang spot, selebihnya adalah forward, futures,dan options.

Islam sangat mencela transaksi dirivatif ribawi dan menghalalkan transaksi riel. Hal ini dengan tegas difirmankan Allah dalam Surah Al-Baqarah : 275 : Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.

Sebagaimana disebut di atas, perkembangan dan pertumbuhan finansial di dunia saat ini, sangat tak seimbang dengan pertumbuhan sektor riel. Realitas ketidakseimbangan arus moneter dan arus barang/jasa tersebut, mencemaskan dan mengancam ekonomi berbagai negara.

Pakar manajamen tingkat dunia, Peter Drucker, menyebut gejala ketidakseimbangan antara arus moneter dan arus barang/jasa sebagai adanya decopling, yakni fenomena keterputusan antara maraknya arus uang (moneter) dengan arus barang dan jasa. Fenomena ketidakseimbangan itu dipicu oleh maraknya bisnis spekulasi (terutama di dunia pasar modal, pasar valas dan proverti), sehingga potret ekonomi dunia seperti balon saja (bubble economy).

Disebut ekonomi balon, karena secara lahir tampak besar, tetapi ternyata tidak berisi apa-apa kecuali udara. Ketika ditusuk, ternyata ia kosong. Jadi, bublle economy adalah sebuah ekonomi yang besar dalam perhitungan kuantitas moneternya, namun tak diimbangi oleh sektor riel, bahkan sektor riel tersebut amat jauh ketinggalan perkembangannya.

Sekedar ilustrasi dari fenomena decoupling tersebut, misalnya sebelum krisis moneter Asia, dalam satu hari, dana yang gentayangan dalam transaksi maya di pasar modal dan pasar uang dunia, diperkirakan rata-rata beredar sekitar 2-3 triliun dolar AS atau dalam satu tahun sekitar 700 triliun dolar AS.

Padahal arus perdagangan barang secara international dalam satu tahunnya hanya berkisar 7 triliun dolar AS. Jadi, arus uang 100 kali lebih cepat dibandingkan dengan arus barang (Didin S Damanhuri, Problem Utang dalam Hegemoni Ekonomi),

Dalam ekonomi Islam, jumlah uang yang beredar bukanlah variabel yang dapat ditentukan begitu saja oleh pemerintah sebagai variabel eksogen. Dalam ekonomi Islam, jumlah uang yang beredar ditentukan di dalam perekonomian sebagai variabel endogen, yaitu ditentukan oleh banyaknya permintaan uang di sektor riel atau dengan kata lain, jumlah uang yang beredar sama banyaknya dengan nilai barang dan jasa dalam perekonomian.

Dalam ekonomi Islam, sektor finansial mengikuti pertumbuhan sektor riel, inilah perbedaan konsep ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional, yaitu ekonomi konvensional, jelas memisahkan antara sektor finansial dan sektor riel. Akibat pemisahan itu, ekonomi dunia rawan krisis, khususnya negara–negara berkembang (terparah Indonesia). Sebab, pelaku ekonomi tidak lagi menggunakan uang untuk kepentingan sektor riel, tetapi untuk kepentingan spekulasi mata uang. Spekulasi inilah yang dapat menggoncang ekonomi berbagai negara, khususnya negara yang kondisi politiknya tidak stabil. Akibat spekulasi itu, jumlah uang yang beredar sangat tidak seimbang dengan jumlah barang di sektor riel.

Spekulasi mata uang yang mengganggu ekonomi dunia, umumnya dilakukan di pasar-pasar uang. Pasar uang di dunia ini saat ini, dikuasai oleh enam pusat keuangan dunia (London, New York, Chicago, Tokyo, Hongkong dan Singapura). Nilai mata uang negara lain, bisa saja tiba-tiba menguat atau sebaliknya. Lihat saja nasib rupiah semakin hari semakin merosot dan nilainya tidak menentu.

Di pasar uang tersebut, peran spekulan cukup signifikan untuk menggoncang ekonomi suatu negara. Lihatlah Inggris, sebagai negara yang kuat ekonominya, ternyata pernah sempoyongan gara-gara ulah spekulan di pasar uang, apalagi kondisinya seperti Indonesia, jelas menjadi bulan-bulanan para spekulan. Demikian pula ulah George Soros di Asia Tenggara.

Bagi spekulan, tidak penting apakah nilai menguat atau melemah. Bagi mereka yang penting adalah mata uang selalu berfluktuasi. Tidak jarang mereka melakukan rekayasa untuk menciptakan fluktuasi bila ada momen yang tepat, biasanya satu peristiwa politik yang menimbulkan ketidakpastian.

Menjelang momentum tersebut, secara perlahan-lahan mereka membeli rupiah, sehingga permintaan akan rupiah meningkat. Ini akan mendorong nilai rupiah secara semu ini, akan menjadi makanan empuk para spekulan. Bila momentumnya muncul dan ketidakpastian mulai merebak, mereka akan melepas secara sekaligus dalam jumlah besar. Pasar akan kebanjiran rupiah dan tentunya nilai rupiah akan anjlok.

Robin Hahnel dalam artikelnya Capitalist Globalism In Crisis: Understanding the Global Economic Crisis (2000), mengatakan bahwa globalisasi - khususnya dalam financial market, hanya membuat pemegang asset semakin memperbesar jumlah kekayaannya tanpa melakukan apa-apa. Dalam kacamata ekonomi Islam, mereka meraup keuntungan tanpa 'iwadh (aktivitas bisnis riil,seperti perdagangan barang dan jasa riil) Mereka hanya memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang terdapat dalam pasar uang dengan kegiatan spekulasiuntuk menumpuk kekayaan mereka tan pa kegiatan produksi yang riil. Dapat dikatakan uang tertarik pada segelintir pelaku ekonomi meninggalkan lubang yang menganga pada sebagian besar spot ekonomi.

They do not work, they do not produce, they trade money for stocks, stocks for bonds, dollars for yen, etc. They speculate that some way to hold their wealth will be safer and more remunerative than some other way. Broadly speaking, the global credit system has been changed over the past two decades in ways that pleased the speculators (Hahnel, 2000).

Hahnel juga menyoroti bagaimana sistem kredit atau sistem hutang sudah memerangkap perekonomian dunia sedemikian dalam. Apalagi mekanisme bunga (interest rate) juga menggurita bersama sistem hutang ini. Yang kemudian membuat sistem perekonomian harus menderita ketidakseimbangan kronis. Sistem hutang ini menurut Hahnel hanya melayani kepentingan spekulator, kepentingan segelintir pelaku ekonomi. Namun segelintir pelaku ekonomi tersebut menguasai sebagian besar asset yang ada di dunia. Jika kita kaji pemikiran Hahner ini lebih mendalam akan kita lihat dengan sangat jelas bahwa perekonomian akan berakhir dengan kehancuran akibat sistem yang dianutnya, yakni kapitalisme ribawi

Penasihat keuangan Barat, bernama Dan Taylor, mempunyai keyakinan bahawa sistem kewangan dan perbankan Islam mempuyai keunggulan system yang lebih baik berbanding dengan sistem keuangan Barat yang berasaskan riba. Krisis keuangan yang sedang dihadapai oleh negara-negara Barat seperti USA dan UK memberikan kekuatan secara langsung dan tidak langsung kepada sistem finansial Islam yang berdasarkan Syariah. Sistem keuangan Barat sudah runtuh.... "Islamic finance and banking will win", begitulah kata penasihat kewangan Barat. BDO Stoy Hayward says financial turmoil puts Islamic products in strong position.

According to the financial advisers Islamic banks are one of the few financial institutions who still have significant sums of money available to finance individuals and corporates, unlike their western banking counterparts, who will only continue to constrict their lending policies in light of the current economic crisis.

Dan Taylor, Head of Banking at BDO Stoy Hayward, says: "As the risk profile of Islamic Banks is generally lower than conventional western banks, this presents a more solid option for both retail and institutional investors and suggests that dealings with Islamic financial institutions will grow dramatically as people switch to more secure products in this environment. "

"Further growth of Islamic banking in the UK will also be attributed to their more conservative approach to financing, as the risks are shared with the investor, much like the private equity model. In addition, it is more difficult for Islamic financial institutions to use leverage; therefore their risk profile is naturally lower," continues Taylor (Ahmad Sanusi Husein, IIUM)

Kembali kepada aktivitas riba para spekulan, bahwa Mereka meraup keuntungan dari selisih harga beli dan harga jual. Makin besar selisihnya, makin menarik bagi para spekulan untuk bermain. Berdasarkan realitas itulah, maka Konferensi Tahunan Association of Muslim Scientist di Chicago, Oktober 1998 yang membahas masalah krisis ekonomi Asia dalam perspektif ekonomi Islam, menyepakati bahwa akar persoalan krisis adalah perkembangan sektor finansial yang berjalan sendiri, tanpa terkait dengan sektor riel.

Dengan demikian, nilai suatu mata uang dapat berfluktuasi secara liar. Solusinya adalah mengatur sektor finansial agar menjauhi dari segala transaksi yang mengandung riba, termasuk transaksi-transaksi maya di pasar uang. Gejala decoupling, sebagaimana digambarkan di atas, disebabkan, karena fungsi uang bukan lagi sekedar menjadi alat tukar dan penyimpanan kekayaan, tetapi telah menjadi komoditas yang diperjualbelikan dan sangat menguntungkan bagi mereka yang memperoleh gain. Meskipun bisa berlaku mengalami kerugian milyaran dollar AS.

Dapat disimpulkan, perekonomian saat ini digelembungkan oleh transaksi maya yang dilakukan oleh segelintir orang di beberapa kota dunia, seperti London (27 persen), Tokyo-Hong Kong-Singapura (25 persen), dan Chicago-New York (17 persen). Kekuatan pasar uang ini sangat besar dibandingkan kekuatan perekonomian dunia secara keseluruhan. Perekonomian global praktis ditentukan oleh perilaku lima negara tersebut.

Karena itu, Islam menolak keras segala jenis transaksi maya seperti yang terjadi di pasar uang saat ini. Sekali lagi ditegaskan, "Uang bukan komoditas". Praktek penggandaan uang dan spekulasi dilarang. Sebaliknya, Islam mendorong globalisasi dalam arti mengembangkan perdagangan internasional.

Dalam ekonomi Islam, globalisasi merupakan bagian integral dari konsep universal Islam. Rasulullah telah menjadi pedagang internasional sejak usia remaja. Ketika berusia belasan tahun, dia telah berdagang ke Syam (Suriah), Yaman, dan beberapa negara di kawasan Teluk sekarang. Sejak awal kekuasaannya, umat Islam menjalin kontak bisnis dengan Cina, India, Persia, dan Romawi. Bahkan hanya dua abad kemudian (abad kedelapan), para pedagang Islam telah mencapai Eropa Utara. Ternyata nilai-nilai ekonomi syariah selalu aktual, dan terbukti dapat menjadi solusi terhadap resesi perekonomian.

Di zaman Nabi Muhammad jarang sekali terjadi resesi. Zaman khalifah yang empat juga begitu. Pernah sekali Nabi mengalami defisit, yaitu sebelum Perang Hunain, namun segera dilunasi setelah perang. Di zaman Umar bin Khattab (khalifah kedua) dan Utsman (khalifah ketiga) , malah APBN mengalami surplus. Pernah dalam zaman pemerintahan Khalifah Umar bin Abdul Aziz, tak dijumpai lagi satu orang miskinpun!!!

Apa rahasianya? Kebijakan moneter Rasulullah Saw -- yang kemudian diikuti oleh para khalifah -- selalu terkait dengan sektor riil perekonomian berupa perdagangan . Hasilnya adalah pertumbuhan sekaligus stabilitas.

Pengaitan sektor moneter dengan sektor riil merupakan obat mujarab untuk mengatasi gejolak kurs mata uang -- seperti yang melanda Indonesia sejak akhir 1997 sampai saat ini. "Perekonomian yang mengaitkan sektor moneter langsung dengan sektor riil akan membuat kurs mata uang stabil." Inilah yang dijalankan bank-bank Islam dewasa ini, di mana setiap pembiayaan harus ada underline ttansactionnya. Tidak seperti bank konvensional yang menerapkan sistem ribawi.

Tantangan umat Islam dewasa ini adalah menunjukkan keagungan dan keampuhan ekonomi syariah. Tidak hanya bagi masyarakat muslim, melainkan juga bagi masyarakat nonmuslim, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia international. Islam ternyata mewariskan sistem perekonomian yang tepat, fair, adil, manusiawi, untuk menciptakan kemaslahatan dan kesejahteraan hidup, tidak hanya di dunia, tapi juga di akhirat (Penulis adalah Sekjen DPP Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia dan Dosen Pascasarjana UI dan Trisakti)

Baca selengkapnya
Diberdayakan oleh Blogger.