09 November, 2009

Ketika Rasa Malu mulai luntur


Orang biasa lebih heboh dari Selebritis

Setiap kejadian yang dialami seorang public figure (ups terlalu bagus mungkin karena tulisan ini menyoroti artis karena mereka kadang tidak pantas untuk dijadikan tokoh apalagi panutan) atau artis, bintang sinetron, bintang iklan, bintang film, penyanyi dan lain-lainnya jadi sorotan baik yang baik atau yang buruk dari mereka selalu dinanti-nanti oleh ribuan media masa untuk di blow up ke media cetak atau elektronika yang dinanti jutaan mata dan telinga para pemirsa dan pendengar penggemar dari artis-artis itu, wah hal itu dijadikan hiburan bagi sebagian orang mereka asik mendengarkan kejelakan orang lain, mereka sebagian sibuk dan menyenangi mencari kejelekan dari sebagian yang lain,ada juga sebagian dari mereka sibuk membuat sensasi agar tidak lepas dari pemberitaan hehe (ada-ada aja) dan kadang menampakan kejelekan dan aib itu dengan muka yang aku rasa tanpa dosa (aduh bnyk yang niru akhirnya)
Heboh dimedia cetak dan media elektronik tentang foto-foto syur seorang artis, perselingkuhan, perceraian, hamil diluar nikah, adegan ciuman, yang dilakukan sebagian artis yach jangan kira hanya seperti itu saja, heboh foto syur itu bukan dengan suaminya tapi dengan teman-teman laki-lakinya, heboh perceraian tapi belum resmi pisah sudah ada yang jalan-jalan berlibur dengan lelaki lain (edehedeh) dan dengan enteng mereka sesekali mengolok-olok suaminya.
Sebagian orang mungkin akan berkata kepada sebagian yang lain, “wajarlah itu artis mereka hidupkan dari sensasi” kalo gak ada sensasi gak ada job gak ada duit, atau sebagian berkata itu kan hanya rekayasa supaya ia tetap eksis di dunia hiburan.
Percaya gak sekarang kebanyakan perilaku seperti itu jadi racun yang akut dalam otak masyarakat sebagian besar dari kita? percaya gak percaya itulah kenyataanya, percaya atau tidak kebanyakan dari kita menikmati hal itu, dan percaya atau tidak! tidak hanya artis saja yang bisa melakukannya, menikmati setiap kegiatannya dinikmati atau dikomentari bahkan dilecehkan ratusan atau ribuan orang, dengan apa? FB (FaceBook) dan hamper sama kebanyakan dari mereka mendapatkan satu kesenangan
Para facebooker mania selalu mengupdate status mereka yang kadang dan tak jarang berhubungan dengan urusan keluarga yang harusnya hanya internal keluarga saja yang atau perihal itu atau orang-orang terdekat yang berhubungan dengan itu, tak jarang aib mereka beberkan dimuka umum dan komentar-komntar nakal menyertainya, lihat saja beberapa status facebook
  • Seorang wanita menuliskan “Hujan-hujan malam-malam sendirian, enaknya ngapain ya.....?”------kemudian puluhan komen bermunculan dari lelaki dan perempuan, bahkan seorang lelaki temannya menuliskan “mau ditemanin? Dijamin puas deh...”
  • Seorang wanita lainnya menuliskan “ Bangun tidur, badan sakit semua, biasa....habis malam jumat ya begini...:” kemudian komen2 nakal bermunculan...
  • Ada yang menulis “ bete nih di rumah terus, mana misua jauh lagi....”, ----kemudian komen2 pelecehan bermunculan
  • Ada pula yang komen di wall temannya “ eeeh ini si anu ya ...., yang dulu dekat dengan si itu khan? Aduuh dicariin tuh sama si itu....” ----lupa klu si anu sudah punya suami dan anak-anak yang manis
  • Yang laki-laki tidak kalah hebat menulis statusnya “habis minum jamu nih...., ada yang mau menerima tantangan ?’----langsung berpuluh2 komen datang
  • Ada yang hanya menuliskan, “lagi bokek, kagak punya duit...”
  • Ada juga yang nulis “ mau tidur nih, panas banget...bakal tidur pake dalaman lagi nih” (copas dari http://garishijau.blogspot.com/)
  • Seorang gadis sekolah menulis “orang tuanku kok jahat banget pilih kasih sama anak?”
  • Hidup dirumah semdiri kok kaya pembantu ta?
  • Setelah kehadiran dia kedalam rumah kami aku mulai tersingkir dari perhatian anggota keluargaku
  • Upss ku telat?
  • Dll
Aduh betapa fabebooker mania telah terlalu jauh melangkah jauh dari norma yang seharusnya dijaga, aib, kebiasaan pribadi dan rahasia mereka beberkan dimuka umum dan dikomntari (kebnyakan komentarnya komentar usil), status-staus mupeng memancing dalam air yang dangkal kailpun bersambut, eitt itu kurang ada lagi yang membuat aku miris di FB adalah fasiltas foto, Tag foto, berbagi foto dalam facebook membuat kadang aku geram juga bila mengetahui hal yang tidak pantas ditampilkan dimuka umum, rasanya mulai hilang rasa malu, sesuatu yang seharusnya ditutup kenapa ditampilkan dan dinikmati orang yang tidak berhak menikmatinya, tunggulah dimana tangan dan kaki dimintai pertanggungjawaban kelak di mizzan ketika mulut tak lagi dapat melakukan pembelaan,
  • Seorang wanita dengan nada guyon mengomentarin foto yang baru sj di upload di albumnya, foto-foto saat SMA dulu setelah berolah raga memakai kaos dan celana pendek.....padahal sebagian besar yg didalam foto tersebut sudah berjilbab
  • Ada seorang karyawati mengupload foto temannya yang sekarang sudah berubah dari kehidupan jahiliyah menjadi kehidupan islami, foto saat dulu jahiliyah bersama teman2 prianya bergandengan dengan ceria....
  • Ada pula seorang pria meng upload foto seorang wanita mantan kekasihnya dulu yang sedang dalam kondisi sangat seronok padahal kini sang wanita telah berkeluarga dan hidup dengan tenang (copas dari http://garishijau.blogspot.com/)
  • Seorang pria mengupload foto maaf hampir “telanjang” Cuma memakai CD dan anehnya kebnyakan koment adalah tertawa dan seakan menikmati, padahal yang koment dan ditag bukan hanya cowok?
  • Ada juga seorang wanita memajang fotonya yang setengah telanjang (telanjang dada) dalam foto album dan mata-mata pencari kenikmatan menikmatinya dan tidak lupa koment2 nakal
  • Yang aneh adalah ketika melihat (sepengetahuan saya dia seorang jilbaber) iseng melihat poto profil jilbaber namun dlam album fotonya ada foto sedang berduan dengan lelaki (saya tau dia bukan mahromnya) jilbabnya dilepas dan dibiarkan teman-temannya puas melihat sesuatu yang seharusnya oleh allah ia jaga dan itu adalah amanat (insyallah allah menagih amanat itu)
  • Dan banyak foto-foto yang tidak pantas antara dua anak manusia lawan jenis yang kadang masih aku lihat dalam beberapa album foto entah itu dengan mahromnya ato bukan kalaulah itu mahromnya tidak pantas rasanya itu dipublikasikan. Simpanlah apa yang seharusnya tidak kalian nampakan diantara nikmat-nikmat allah.
Dari Abu Mas’ud ‘Uqbah bin ‘Amr al-Anshari al-Badri radhiyallahu ‘anhu ia berkata, “Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ‘Sesungguhnya salah satu perkara yang telah diketahui oleh manusia dari kalimat kenabian terdahulu adalah, ‘Jika engkau tidak malu, berbuatlah sesukamu.’” Hadits ini shahih diriwayatkan oleh: Al-Bukhari (no. 3483, 3484, 6120), Ahmad (IV/121, 122, V/273), Abu Dawud (no. 4797), Ibnu Majah (no. 4183), ath-Thabrani dalam al-Mu’jamul Ausath (no. 2332), Abu Nu’aim dalam Hilyatul Auliya' (IV/411, VIII/129), al-Baihaqi (X/192), al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah (no. 3597), ath-Thayalisi (no. 655), dan Ibnu Hibban (no. 606-at-Ta’liqatul Hisan).
Imam Ibnul Qayyim rahimahullâh berkata, “Malu berasal dari kata hayaah (hidup), dan ada yang berpendapat bahwa malu berasal dari kata al-hayaa (hujan), tetapi makna ini tidak masyhûr. Hidup dan matinya hati seseorang sangat mempengaruhi sifat malu orang tersebut. Begitu pula dengan hilangnya rasa malu, dipengaruhi oleh kadar kematian hati dan ruh seseorang. Sehingga setiap kali hati hidup, pada saat itu pula rasa malu menjadi lebih sempurna.
Al-Junaid rahimahullâh berkata, “Rasa malu yaitu melihat kenikmatan dan keteledoran sehingga menimbulkan suatu kondisi yang disebut dengan malu. Hakikat malu ialah sikap yang memotivasi untuk meninggalkan keburukan dan mencegah sikap menyia-nyiakan hak pemiliknya.’”[Madârijus Sâlikîn (II/270). Lihat juga Fathul Bâri (X/522) tentang definisi malu.]
Kesimpulan definisi di atas ialah bahwa malu adalah akhlak (perangai) yang mendorong seseorang untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan yang buruk dan tercela, sehingga mampu menghalangi seseorang dari melakukan dosa dan maksiat serta mencegah sikap melalaikan hak orang lain.[Lihat al-Haya' fî Dhau-il Qur-ânil Karîm wal Ahâdîts ash-Shahîhah (hal. 9).]
Malu pada hakikatnya tidak mendatangkan sesuatu kecuali kebaikan. Malu mengajak pemiliknya agar menghias diri dengan yang mulia dan menjauhkan diri dari sifat-sifat yang hina.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
اَلْـحَيَاءُ لاَ يَأْتِيْ إِلاَّ بِخَيْـرٍ.
“Malu itu tidak mendatangkan sesuatu melainkan kebaikan semata-mata.” (Muttafaq ‘alaihi)
Dalam riwayat Muslim disebutkan,
اَلْـحَيَاءُ خَيْرٌ كُلُّهُ.
“Malu itu kebaikan seluruhnya.”
[Shahîh: HR.al-Bukhâri (no. 6117) dan Muslim (no. 37/60), dari Shahabat ‘Imran bin Husain]

Wanita Muslimah menghiasi dirinya dengan rasa malu. Di dalamnya kaum muslimin bekerjasama untuk memakmurkan bumi dan mendidik generasi dengan kesucian fithrah kewanitaan yang selamat. Al-Qur-anul Karim telah mengisyaratkan ketika Allah Ta’ala menceritakan salah satu anak perempuan dari salah seorang bapak dari suku Madyan. Allah Ta’ala berfirman,
“Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua perempuan itu berjalan dengan malu-malu, dia berkata, ‘Sesungguhnya ayahku mengundangmu untuk memberi balasan sebagai imbalan atas (kebaikan)mu memberi minum (ternak kami)…” [Al-Qashash: 25]
Buah dari rasa malu adalah ‘iffah (menjaga kehormatan). Siapa saja yang memiliki rasa malu hingga mewarnai seluruh amalnya, niscaya ia akan berlaku ‘iffah. Dan dari buahnya pula adalah bersifat wafa' (setia/menepati janji).
Imam Ibnu Hibban al-Busti rahimahullaah berkata, “Wajib bagi orang yang berakal untuk bersikap malu terhadap sesama manusia. Diantara berkah yang mulia yang didapat dari membiasakan diri bersikap malu adalah akan terbiasa berperilaku terpuji dan menjauhi perilaku tercela. Disamping itu berkah yang lain adalah selamat dari api Neraka, yakni dengan cara senantiasa malu saat hendak mengerjakan sesuatu yang dilarang Allah. Karena, manusia memiliki tabiat baik dan buruk saat bermuamalah dengan Allah dan saat berhubungan sosial dengan orang lain.
Bila rasa malunya lebih dominan, maka kuat pula perilaku baiknya, sedang perilaku jeleknya melemah. Saat sikap malu melemah, maka sikap buruknya menguat dan kebaikannya meredup. [Raudhatul ‘Uqala wa Nuzhatul Fudhala'.]
Beliau melanjutkan, “Sesungguhnya seseorang apabila bertambah kuat rasa malunya maka ia akan melindungi kehormatannya, mengubur dalam-dalam kejelekannya, dan menyebarkan kebaikan-kebaikannya. Siapa yang hilang rasa malunya, pasti hilang pula kebahagiaannya; siapa yang hilang kebahagiaannya, pasti akan hina dan dibenci oleh manusia; siapa yang dibenci manusia pasti ia akan disakiti; siapa yang disakiti pasti akan bersedih; siapa yang bersedih pasti memikirkannya; siapa yang pikirannya tertimpa ujian, maka sebagian besar ucapannya menjadi dosa baginya dan tidak mendatangkan pahala. Tidak ada obat bagi orang yang tidak memiliki rasa malu; tidak ada rasa malu bagi orang yang tidak memiliki sifat setia; dan tidak ada kesetiaan bagi orang yang tidak memiliki kawan. Siapa yang sedikit rasa malunya, ia akan berbuat sekehendaknya dan berucap apa saja yang disukainya.” [Raudhatul ‘Uqala wa Nuzhatul Fudhala'.]
"Katakanlah kepada laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat".
Dan katakan kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami atau ayah, atau ayah suami atau putra-putra mereka atau putra-putra suami mereka atau saudara laki-laki atau putra-putra saudara laki-laki atau putra-putra saudari perempuan mereka, atau wanita-wanita muslimah atau budak-budak yang mereka miliki atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (kepada wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka menghentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung". [An-Nur/24:30-31]
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda:
"Telah ditentukan atas setiap anak Adam bagiannya dari perbuatan zina, ia pasti melakukannya. Zina kedua mata adalah dengan memandang, zina kedua telinga adalah dengan mendengarkan, zina lisan adalah dengan berbicara, zina kedua tangan adalah dengan menggenggam, dan zina kedua kaki adalah dengan melangkah, sedangkan hati berkeinginan dan berandai-andai, dan kemaluan mempraktekkan keinginan untuk berzina itu atau menolaknya". [Muttafaqun 'alaih]
Para ulama menyatakan, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam memulai dengan menyebutkan zina mata, karena zina mata adalah asal usul terjadinya zina tangan, lisan kaki, dan kemaluan. Oleh karena itu, hendaklah kita senantiasa waspada dan berusaha sekuat tenaga untuk menjauhi perangkap-perangkap perzinaan, agar tidak terjerumus ke dalam perbuatan nista ini
Zina itu sendiri merupakan hutang yang pasti harus ditebus, dan tebusannya ada pada keluarga kita. Pepatah menyatakan: (Jagalah dirimu, niscaya istri dan anakmu akan menjaga dirinya. Dan berbaktilah kepada orang tuamu, niscaya anakmu akan berbakti kepadamu)
Dalam pepatah Arab lainnya disebutkan: الزِّنّا دَيْنٌ قَضَاؤُهُ فِي أَهْلِكَ (Perbuatan zina adalah suatu piutang, dan tebusannya ada pada keluargamu).

Saudari dan saudaraku maka jagalah kehormatan kalian, jangalah kalian nampakan apa yang seharusnya kalian tidak nampakan, jagalah dan sembunyikanlah aib kalian bersyukutlah allah sampai hari ini masih menutup aib kita sehingga hanya allah dan kita yang tau, jangan kita pertontonkan aib kita, keluh kesah kita, bukankan Nabi Muhammad adalah tauladan yang baik bagi kita? Ingatkah kejadian waktu rasulullah bertanya kepada aisyah istri tercinta beliau perihal apa yang bisa Rasulullah makan hari ini?Aisyah menjawab seseungguhnya tidak ada yang dapat kita makan hari ini, maka rasululllahpun berpuasa, tidak harus tetangga tau tidak ada makanan dirumah Rasulullah, maka tidak harus tau pula orang lain mengetahui keluh kesah kita terhadap orang tua kita, keluh kesah kita kepada suami atau istri, simpanlah jangan jadi manusia yang bodoh mencoret-coret mukanya sendiri dengan arang, simpanlah aibmu atau buang dan lupakan.
Semoga allah menjaga kita dari kelalaian ini dan segera mengembalikan semangat menjaga diri dan menjaga kehormatan diri ada pada kita sekrang sehingga kita jadi manusia yang beraklak baik, mendapat petunjuk allah, semogga ‘iffah yang kamarin mulai hari ini dapat kita bangun kembali sehingga tampaklah apa yang semistinya kita tampakan dan tersembunyilah apa yang seharusnya kita sembunyikan dan kita jaga,

Dari berbagai Sumber,
• http://garishijau.blogspot.com/
• Majalah As-Sunnah
• http://almanhaj.or.id
• Forum myquran


Bagikan

Jangan lewatkan

Ketika Rasa Malu mulai luntur
4 / 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.

SILAHKAN BERKOMENTAR UNTUK KASIH MASUKAN

Diberdayakan oleh Blogger.