20 Februari, 2009

MENCOBA  INSTALL MADRIVA 2009 GNOME

MENCOBA INSTALL MADRIVA 2009 GNOME

Kemarin coba-coba instal linux madriva 2009 free hasilk sedotan dari kambing, pertama agak kesulitan waktu saya kombinasikan dengan Notebook MSI s260 dengan memory 512Mb, bermasalah dia tidak bisa masuk modus normal seperti gambar-gambar dibawah, dia Cuma bisa masuk dengan modus grafik sangat minimal hanya berupa beberapa haris tipis dan perambah berkas semacam explore nya linux tidak bisa saya dapati penyebabnya saya juga kurang ngerti kemungkinan karena minimnya specsifikasi NB yang saya pakai, dan akhirnya saya coba dengan Notebook lain MSI PR200 dan dapat berhasil dengan mulus,, dan screenshot dibawah ini, dan menurut saya tampilannya yang begitu "adem" dan nyaman ini bisa jadi target belajar selanjutnya karena sekrang masih belajar untuk menggukan ubuntu dulu hingga bisa, seenggaknya sebagai user pasiff untuk ubuntu terakhir saya pakai buat belajar masih ubuntu blankon 8.10


DEKSTOP DEPAN


Aplikasi

Aplikasi Office

Aplikasi Sound

Aplikasi Grafic

aplikasi Internet

Document

Perambah (= windows explore)

Aplikasi Sound

Aplikasi Tool

Sofware Management

Place


System Preference

System Admin

NB, jangan tanya saya karena saya juga lagi belajar,, kalo ada ilmu dishare aja,,


Salam

Baca selengkapnya

17 Februari, 2009

Kepepet Vs Iming-Iming

Kepepet Vs Iming-Iming

ÉOó¡Î0
«!$#
ÇuH÷q§9$#
ÉÏm§9$#
ÇÊÈ

Ada 2 sebab yg membuat orang tak tergerak untuk berubah. Yang pertama adalah impiannya kurang kuat, yang kedua tidak kepepet. Dua hal tersebut yang seringkali disebut orang sebagai motivasi.

Kesalahan fatal yang timbul oleh sebagian besar motivator ataupun trainer motivasi lainnya adalah hanya menggunakan impian sebagai 'iming-iming' untuk menggerakkan audiens.

"Apa Impian anda? Siapa yang impiannya punya mobil mewah? Rumah mewah? atau bahkan kapal pesiar?" Memang, saat di ruang seminar, mereka sangat terbawa dan termotivasi oleh sang motivator. Tapi masalahnya, sepulang dari seminar, mereka dihantam kemalasan, mungkin juga halangan-halangan bahkan seringkali oleh orang-orang yang mereka sayangi. Apa jadinya? Mereka tetap diam ditempat.

Contoh yang kedua, ada seorang salesman yang bekerja di suatu perusahaan. Seperti perusahaan lainnya, mereka menerapkan sistem bonus.

"Jika anda mencapai target yang telah ditentukan, maka anda akan mendapat bonus jalan-jalan keluar negeri!" kata managernya.

"Gimana, semangat?" lanjut manager berinteraksi.

"Semagaat..ngat..ngat!" sambut salesman, sambil mengepalkan tangannya seolah siap tempur. Bulan demi bulan pun berlalu tanpa pencapaian target. Kemudian si manager bertanya,

"Apa bonus yang aku tawarkan kurang besar?".

"Enggak kok Pak, cukup besar, mudah-mudahan bulan depan tercapai Pak". Setelah 3 bulan masa 'iming-iming' tak berhasil, si manager mulai mengubah strategi. Dia berteriak agak menekan di dalam meetingnya,

"Pokoknya, jika anda tidak bisa mencapai target penjualan yang sudah saya tetapkan, anda saya PECAT!". Nah, keluarlah keringat dingin si salesman. Sekeluar dari ruangan dia langsung menyambangi calon-calon customernya, kerjanyapun semakin giat. Malas, malu, nggak pe-denya hilang seketika. Kok bisa? Karena KePePet! Yang dia pikirkan, jika dia tidak dapat memenuhi target, dia akan dipecat. Jika dipecat, penghasilannya akan nol.

"Trus anak istriku makan apa?" pikirnya. Anehnya, target penjualan yang selama ini tidak pernah tercapai, bisa juga terlampaui.

Itulah yang disebut The Power of Kepepet. 97% orang termotivasi karena Kepepet, bukan karena iming-iming. Maka dari itu ada pepatah mengatakan bahwa "Kondisi Kepepet adalah motivasi terbesar di dunia!". Banyak perusahaan mengkampanyekan Visi besarnya kepada seluruh karyawannya. Apa jawab mereka? "Emang gua pikirin!". Bukannya salah karyawan yang tidak peduli terhadap visi perusahaan, tapi karena visi itu tak terlihat oleh karyawan. Mereka lebih termotivasi oleh sesuatu yang berupa ancaman, baik situasi dimasa mendatang ataupun berupa punishment.

John P. Kotter (Harvard Business Review) mengemukakan " Establishing Sense of Urgentcy" adalah langkah pertama untuk menggerakkan perubahan dalam suatu organisasi. Dengan melihat ancaman-ancaman terhadap kompetisi dan krisis, membuat mereka tergerak, sebelum mengkomunikasikan "VISI". "Jika rasa sakit terhadap kondisi sekarang tidak kuat, orang tak akan beranjak untuk berubah"

Jadi analisa kembali kehidupan Anda sekarang ini. Jika Anda tidak mengubahnya, rasa sakit atau kerugian apa yang akan Anda dapatkan dimasa mendatang. Saran saya, jika Anda berada di zona yang sangat nyaman untuk tidak berubah (tidak melihat ancaman), ciptakan sedikit trigger (challenge) misalnya berupa penambahan investasi rumah. Jangan beli rumah yang sesuai dengan kemampuan bayar Anda, tapi 'sedikit lebih' dari kemampuan Anda sekarang. Nah, dengan begitu Anda mau nggak mau dipaksa untuk mencari penghasilan tambahan atau mengurangi porsi pengeluaran yang tidak penting. Langkah kedua baru pikirkan nilai investasi itu 5 sampai 10 tahun mendatang, mungkin bisa sebagai solusi pembiayaan uang sekolah anak Anda kelak. Dengan meletakkan porsi dan posisi The Power of Kepepet dan Iming-iming secara tepat, InsyaAllah kita akan selalu termotivasi. FIGHT!

Baca selengkapnya

01 Februari, 2009

Perang Pemikiran

Perang Pemikiran

PERANG PEMIKIRAN Via Sinetron

Akhir-akhir ini banyak pergeseran makna yang terjadi dimasyarakat mulai dari orang-orang dewasa hingga anak-anak kecil, banyak makna "baik dan buruk" dalam masyarakat itu banyak berubah.
Tak lain dan tak bukan peran yang dilakukan TV sekrang telah banyak "menggeser" makna ketimuran masyarakat indonesia "melenceng" jauh meninggalkan rell yang semestinya jadi tumpuan perjalanan hidup ini.
Bisa kita lihat masyarakat disekitar kita, bagaiamana keseharian ibu-ibunya, bapak, serta anak-anak, tabiat kelakuan bahkan pola pikir mereka adalah hasil doktrin yang dilakukan tayangan-tayangan di TV

Pernah bahkan sering saya temui "tontonan" TV itu pindah di alam nyata ini, ini sebagai tanda bahwa memang alam masyarakat kita memang demikian atau karena keberhasilan perang pemikiran yang dilakukan TV dengan sinetron dan tanyangan-tayangan lainnya?

Perilaku POLOS anak
Yang membuat saya miris adalah perilaku anak-anak kecil yang dalam otak mereka telah dijejalkan berbagai kebusukan budaya-budaya barat, sehingga pada suata hari saya berjalan disalah satu gang kecil dikota surabya melihat anak-anak kecil bergoyang tak karuan sambil berkata-kata yang intinya siapa yang lebih mirip dengan tayangan yang semalam mereka tonton bersama orang tua mereka, mereka berkumpul lebih dari 3-4 oranag anak, mereka berjoget heboh antara anak laki dan perempuan itu bergiliran satu sama lain sambil nyanyi-nyanyi lagu-lagu.
Mereka belum bisa memilah dan memisahkan mana yang pantas dilakukan yang mereka tau adalah itu biasa mereka lihat dan orang tua mereka tidak memberikan respon apa-apa terhdap hal itu.

Pola pikir generasi muda masa depan
sekrang giliran kita melihat generasi kakak mereka, tak jauh dari itu pikiran mereka banyak dipengaruhi oleh tanyangan-tanyangan TV, pola bergaul mereka, pola bicara, pergaulan bebas, dan semisalnya, dalam benak mereka tertananam kurang lebih mungkin seperti yang mereka lihat di TV "ginilah cara hidup remaja" pacaran, miras, narkoba, seks mereka dapatkan semua di TV, hingga sering saya dengar pacaran gak gini, gak gitu gak asik,,, hari ini masih jomblo, hari gini belum gituan? apa kata dunia? mereka tungkini tidak sadar sedang ngapain, menirukan apa, mereka anggap itu sudah biasa dan umum.
sedang hasil dari pemikiran yang demikain adalah jumlah penyimpangan perilaku seks yang belum pantas mereka lakukan yang selama ini diberitakan dimedia betapa besar efeknya sebagian besar pelajar indonesia pernah bermain-main dengan lawan jenis mereka dalam hal seks, yang berujung pada hamil diluar nikah dan akhirnya adalah aborsi yang akhir-akhir ini banyak diberitakan di media bahkan ada yang sempat merekam aborsi salah seorang siswi, yang santer akhir-akhir ini diberitakan media,

mau dibawa masyarakat ini jika 2 generai yang akan datang demikian? dalam pemikiran mereka banyak terkontaminasi pemikiran-pemikiran yang salah dan tidak baik untuk mereka sendiri

kita tengok orang dewasanya, bagaiamana orang dewasa hubungannya dengan semua ini?
kita lihat banyak ibu-ibu yang berada dirumah mengahbiskan waktu mereka di depan TV menonton Sinetron tidak jarang mereka melupakan kewajiban mereka terhadap keluarga, dan banyak pemikiran mereka dalam menyelesaikan, menanggapi masalah mereka adopsi dari tanyangan sinetron yang mereka tonton.
Berapa banyak korban karena cerita dan sinetron percintaan romeo dan juliet dan kisah-kisah semisal? banyak yang nekad mengakhiri hidup karena kecewa karena cinta, tekanan hidup, desa tempat saya tinggal tidak luput dari gejolak itu, masyarakt yang jauh dari kota seharusnya masih bisa memegang kata "tabu dan sakral" namun karena pemikiran mereka banyak terpengaruhi oleh TV maka sebagai contoh dalam rumah tangga mereka terapkan, mereka begitu gampang bilang ceria dengan alasan yang sepele, yang seharusnya masih bisa dipecahkan bersama.

Begitu besar gejolak yang disebabkan oleh tayangan-tanyangan itu disekitar kita, sehingga kita dituntut untuk lebih bisa memfilter dan menyampaiakan kepada keluarga kita yang pantas dan sesuai porsi yang pantas mereka konsumsi.

Baca selengkapnya
Diberdayakan oleh Blogger.