06 April, 2011

Review Buku Mantan Kiai NU Menggugat Tahlilan, Istighosah Dan Ziarah Para Wali

Tantangan baca buku dari Myquran


Mantan Kiai NU Menggugat Tahlilan, Istighosah Dan Ziarah Para Wali

Buku setebal lebih dari 600 halaman ini termasuk kontroversi selain membahas materi tahlilan yang umum dilakukan oleh masyarakat mulsim di Indonesia yang sudah sejak lama, mungkin bisa dibilang sejak islam ini diperkanalkan ke nusantara oleh para wali tradisi ini dimasukan kedalam ritual islam untuk menggantikan tradisi agama terdahulu hal ini terungkap dari dokumen tua yang ada dinegri sebrang tentang usaha pencegahan tradisi ini dan bukti adopsi ritual agama lain juga didapat dari kongres asia para penganut agama hindu yang mengucap syukur karena salah satu  ajaran mereka tentang peringatan kematian digunakan oleh islam yang kita kenal seperti sekarang ini hal lainyang membuat kontroversi adalah pemilihan judul,  namun dalam buku ini akhirnya terjawab sudah kenapa penerbit memilih judul ini.
Dalam buku dibahas masalah tahlilan, istighosah dan ziarah wali begitu rinci beserta bacaan, dan beberapa ritual atau tata cara dalam acara tersebut karena penulis memang mengakui mengenal betul amalan ini dan biasa melakukan amalan ini pada dahulunya malah sering menjadi pemimpin amalan ini jadi wajar beliau bisa menjelaskan point per point yang saya sendiri tidak mengetahui sebagai orang yang juga pernah melakukan amalan amalan itu , serta diulas berberapa ucapan ulama dan beberapa kitab namun yang saya sayangkan beberapa teks arab dalam penukilan kitab tidak disertakan  yang sebenarnya akan menambah nilai buku ini jika ditulis lengkap dengan redaksi arabnya.
Sebenarnya banyak hal baru yang saya dapatkan ketika membaca buku ini, setidaknya saya mengatahui mengapa amalan amalan ini jadi perselisiahan antara yang pro dan kontra, informasi ini akan kita dapatkan kalaulah kita bisa membuka pikiran kita lebih luas.
Diakhir buku ditulis riwayat penulis tentang riwayat pendidikan riwyat keorganisasian yang tujuanya tidak lain ingin menunjukan pemilihan judul buku itu bukan hanya niat provokasi untuk memancing membaca lebih jauh  saja namun ada  pembuktian dari title mantan yang disematkan dalam judul buku ini.
Akhir kata buku ini bagi saya buku yang cukup berat harus dibaca berulang ulang utnuk bisa memahami berbepa paragraph atau judul tiap bab, dan buku ini termasuk buku yang bikin panas kuping namun perlu untuk and baca agar anda mengetahui lebih dalam apa yang diperselisihkan oleh dua kubu antara yang pro amalan ini dan yang menolaknya.

Al faqir Nur Widiyanto
Surabaya, 06 April 2011


 http://widiy.blogspot.com/

Bagikan

Jangan lewatkan

Review Buku Mantan Kiai NU Menggugat Tahlilan, Istighosah Dan Ziarah Para Wali
4 / 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.

11 comments

Tulis comments
avatar
Anonim
14 Januari 2012 pukul 09.25

saya juga baru membaca buku ini dan belum sepenuhnya selesai, tapi walau begitu coba kita kembalikan ke qur'an dan hadist yg shahih bahwa alqur'an tidak ada mengajarkan tentang peringatan hari kematian (tahlilan), dan nabi juga tdk pernah melakukannya bukankah tdk ada riwayat nabi melakukan tahlilan terhadap istri atau sahabatnya?....(dalam qur'an juga disebutkan apabila kalian berselisih tentang suatu urusan maka kembalikan lah kepada qur'an dan hadist). jadi ga usah dibahas juga kita dah tau yang mana yang benar...(mohon maaf apabila ada salah kata).

Reply
avatar
18 Mei 2012 pukul 07.14

semoga penulis ini mempunyai dasar bukan hanya bercerita:untuk memecah belah islam.....PERBANYAK BELAJAR AGAMA WAHAI PENULIS .saya sudah membaca seluruhnya dan banyak dalil yg disalah artikan>>>..karena penulis tidak ahli bahasa,tafsir dan bkn ahli hadits...yg jls keilmuan penulis masih rendah hanya egoisme yg ditonjolkan....laknatulloh wahai penulis

Reply
avatar
21 Mei 2012 pukul 16.59

@irfan fajri, silahkan buat buku bantahannya mungkin itu lebih bermanfaat untuk mencerdaskan atau mancontre buku itu, tidak dengan merendahkan diri penulis tapi mencukupkan pada materi karena itu lebih elegan, nanti akan kelihatan siapa benar siapa salah, dan kembali orang lainlah yang bisa menilai nya :)

Reply
avatar
Anonim
7 Juni 2012 pukul 10.21

@Irfan fajri, apakah anda lebih ahli dibandingkan P. Mahrus Ali ?

Reply
avatar
Anonim
3 September 2012 pukul 15.21

Saya sudah membaca kira2 30% dari total halaman namun berhubung saya bukan akhli agama dan bukan pula akhli hadist, saya baru mengerti dan bisa menerimanya karena alasan logika dengan ataupun tanpa adanya suatu dalil. Saya pun percaya segala sesuatu harus dikembalikan kepada Al-Qur'an namun saya sendiri masih harus lebih banyak membaca dan memahami Al-Qur'an.

Reply
avatar
Anonim
11 September 2012 pukul 23.34

” bid’ah merupakan sesuatu yang tidak diperbuat atau diperintahkan pada masa Nabi Muhammad.

Akan tetapi bid’ah hanya berlaku untuk ibadah yang sifatnya mahdhoh atau aktivitas yang sudah ditentukan syarat dan rukunnya. Sementara bagi ibadah yang sifatnya muamalah tidak berlaku ketentuan bidah.

Salat, zakat, haji, puasa Ramadan itu adalah ibadah mahdhoh yang sudah ditentukan syarat dan rukunnya. Kalau syarat dan rukun itu ditambahi atau dikurangi, itu baru namanya bid’ah. Sementara kegiatan tahlil, yasinan, memakai sarung dan peci saat salat, bersalaman setelah salat, memakai ponsel, dan lain-lain itu juga tidak dilakukan pada zaman nabi. Tetapi itu bukan bid’ah karena hanya ibadah muamalah. Itu boleh dilakukan selama tidak bertentangan dengan syariat Islam”

Reply
avatar
edwar kusuma
19 September 2012 pukul 08.47

sungguh tidak ada contoh yg d berikan kpd nabi Muhammad SAW,,,, para wali songo mengajarkan islam menggunakan adat hindu (krna org trdhlu mayoritas hindu) itu supaya mrka bisa menerima masuknya islam,,,dan apabila mrka" sudah menerima sepenuhnya,,, maka adat itu akan d hapuskan,,, tetapi ALLAH tidak mmberi umur yg sangat panjang trhadap wali songo,,, adat masih di gunakan tetapi yg mengajarkan sudah tiada,,,
jadi bisa di ambil kesimpulan,,, wali songo belum selesai mengajarkan ttpi sdah wafat,, dan orang skrang salah kaprah,,, yg td,a hanya unk mengmbil simpati agar pd mau msuk islam (yg akan di hapus jika sdah sngt d terima) sekarang masah jd di biasakan.
fikirkan bgi qm yg ingin benar,,,

jazakALLAHkhairon

Reply
avatar
Anonim
29 September 2012 pukul 12.50

silahkan baca ini juga...http://aslibumiayu.wordpress.com/2012/04/08/hukum-tahlilan-menurut-nu-silahkan-dibaca-mudah-mudahan-bermanfaat/#comment-5617

semoga bisa jadi pencerahan...amin

Reply
avatar
Anonim
29 September 2012 pukul 12.53

@irfanfajri...hiduplah di masyarakat..jangan menjadi katak dalam tempurung...yang melanggengkna tradisi itu adalah masyarakat..pimpinan bisa saja mengelak...tanyalah ke akarnya...

Reply
avatar
odi
17 Agustus 2013 pukul 20.33

sebenarnya kita berterima kasih kepada para wali songo yang telah membuka jalur ke islaman ke repoblik ini akan tetapi masalah adat / budaya jangan dimasukan ke agama......sunan ampel telah menegur sunan kalijaga jangan membawa tahlilan ke dalam urusan agama karena tidak ada tuntunannya ....jawaban sunan kali jaga biarlah umat yang akan datang yang merubahnya akan tetapi kebablasan heheheheheheeh

Reply

SILAHKAN BERKOMENTAR UNTUK KASIH MASUKAN

Diberdayakan oleh Blogger.