26 Juli, 2011

Nasehat kepada seorang muadzin

Syaikh Ali Hasan al-Halaby (salah seorang murid Syaikh Albani) beberapa hari yang lalu mengunjungi Indonesia dan mengisi di beberapa kota di Indonesia, seperti Salatiga, Yogyakarta dan Pekalongan, download mp3 dokumentasi pengajian beliau bisa didownload di blognya bung Amir. Walhamdulillah banyak faidah yang bisa diambil, salah satunya seperti dalam suatu pengajian beliau di Salatiga, ada sebuah nasehat yang beliau berikan kepada seorang muadzin sang pengumandang adzan (yang ketika itu adzan dikumandangkan dan pengajian break sebentar). Maka Syaikh -hafizhahullah- memberikan 2 catatan kepada muadzin tersebut, yaitu:
1. Ketika mengumandangkan اَللهُ  اَكْبَرُ….اَللهُ  اَكْبَرُ  , seharusnya ketika pengucapannya disambung (tanpa waqof/ jeda), maka pembacaannya menjadi

اَللهُ  اَكْبَرُاللهُ  اَكْبَرْ  (Allahu akbarullohu akbar)

bukan

اَللهُ  اَكْبَرْ اَللهُ  اَكْبَرْ (Allahu akbar Allahu akbar)

2. Hendaknya ketika pengucapan حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ (Hayya ‘alal falaah) harus benar-benar fasih dengan huruf ح
karena jika ح dibaca dengan makhraj  ة maka artinya akan jauh berbeda, yaitu   الْفَلاَةِ yang artinya adalah ‘padang sahara’. Tentu dalam hal ini kita tidak dipanggil untuk sholat ke padang sahara bukan?
Nasehat Syaikh tsb dalam mp3 (disertai terjemahan)….





http://maramissetiawan.wordpress.com/
http://widiy.blogspot.com/

Bagikan

Jangan lewatkan

Nasehat kepada seorang muadzin
4 / 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.

SILAHKAN BERKOMENTAR UNTUK KASIH MASUKAN

Diberdayakan oleh Blogger.