08 Desember, 2011

Lahan Dakwah yang terlupakan

Lahan Dakwah yang terlupakan

Informasi Penting Seputar Wilayah dan Masyarakat Kampung Laut dan Sekitarnya
1. Keadaan Umum Wilayah dan Masyarakat Kampung Laut dan Sekitarnya
Kampung Laut adalah sebuah nama Kecamatan di wilayah kabupaten Cilacap yang terletak di Muara Sungai Citanduy yang dikenal dengan nama Segara Anakan. Kecamatan Kampung Laut secara administratif meliputi empat desa yaitu Ujung Gagak (Karang Anyar), Ujung Alang (Motean), Klaces, dan Panikel, juga meliputi sebuah pulau yang berukuran panjang sekitar 36 km dengan lebar 6 km yang mana pulau ini dijadikan oleh Pemerintahan RI sebagai wilayah Lembaga Pemasyrakatan (Lapas) yang dikenal dengan nama Nusa Kambangan. Namun pulau ini secara khusus dibawah kewenangan Menteri Kehakiman dan Perundang-undangan (Menkumdang).
Keadaan mayoritas penduduk Kampung Laut beragama Islam, namun pengetahuan mereka tentang agamanya sangat minim, dan sangat diwarnai aliran Kejawen. Sampai-sampai ketika kami melakukan kunjungan, ada seorang warga yang mengaku beragama Islam namun tidak mampu mengucapkan kalimat Syahadat. Jika ditinjau dari perekonomian dan pendidikan, mayoritas mereka bertaraf menengah ke bawah dan berpendidikan rendah. Adapun profesi utama sebagian besar dari mereka adalah nelayan. Keadaan paceklik sering mereka alami khususnya ketika musim sulit ikan, hal inilah yang mendorong sebagian dari mereka berangkat ke daerah lain untuk mencari nafkah.
Walaupun Kampung Laut adalah termasuk wilayah perairan, namun masyarakat di sana memiliki kesulitan untuk mendapatkan air bersih yang layak untuk digunakan makan dan minum, serta MCK. Di musim hujan mereka menampung air hujan untuk keperluan tersebut, namun ketika musim kemarau mereka harus mengeluarkan biaya cukup besar untuk mendapatkan air bersih. Di musim kemarau mereka membeli air bersih yang diambil dari mata air yang berada di wilayah Nusa Kambangan dengan menggunakan perahu. Harga air bisa mencapai Rp 100.000,- / perahu yang mana jumlahnya sekitar 1,5 kubik.
2. Gerakan Misionaris Kristen di Kampung Laut dan Sekitarnya
Rupanya kondisi seperti di atas ini dijadikan kesempatan besar oleh para misionaris Kristen dari berbagai sekte untuk menjalankan misi Kristenisasi kepada masyarakat Kampung Laut dengan kedok awal “Kegiatan Sosial”. Upaya mereka ini telah membuahkan hasil, sejumlah warga muslim telah dimurtadkan, juga telah berdiri tiga buah gereja (satu belum sempurna) di desa Ujung Gagak, tiga buah gereja di Desa Ujung Alang, dan satu buah Gereja darurat di Selok Jero Nusa Kambangan. Selain itu, misionaris Kristen sekte Katholik sekitar tahun 2001, telah berhasil mengklaim sebuah Goa yang bertempat di desa Klaces yang mereka namakan Goa Maria, padahal sebelumnya masyarakat menamai Goa tersebut dengan nama Goa Bendu. Menurut sebuah sumber, Goa ini bisa menampung sekitar 1000 orang, dan mempunyai susunan interior bebatuan yang menarik. Goa ini jadikan sebagai tempat sakral guna melakukan pemujaan kepada patung Bunda Maria oleh Kristen Katholik, sehingga sering sekali penganut Kristen Katholik datang dari berbagai daerah ke tempat ini dalam jumlah yang besar.
Upaya  Kristen Katholik ini rupanya selaras dengan program besar mereka di bumi Indonesia, sebagaimana dituturkan oleh salah seorang rekanan pemerintah dalam bidang Pariwisata, bahwa Kristen (Katholik) sedang mengupayakan untuk membuat Goa Maria di setiap pulau di Indonesia. Sebuah sekte Kristen lain ada yang bergerak dengan cara membuat sebuah organisasi yang bercabang, di tingkat kecamatan dikenal dengan nama GSM dan ditingkat desa dikenal dengan nama BMM. Kinerja organisasi ini adalah membuat perencanaan kegiatan-kegiatan “sosial” dan “pendidikan” bagi masyarakat. Di bidang pendidikan mereka membuat program beasiswa untuk anak-anak, dan menurut sebuah sumber saat ini ada sekitar 500 KK yang anak-anaknya mendapatkan bea siswa dari mereka. Suatu waktu BMM Ujung Gagak pernah mengadakan kegiatan pelatihan bagi guru-guru sebuah sekolah dasar di Ujung Gagak, yang mana kegiatan pelatihan ini dilakukan di sebuah lembaga pendidikan Kristen di Salatiga yang bernama Pondok Remaja Salib Putih.
Daerah Selok Jero Nusa Kambangan pun tidak luput dari incaran para misionaris Kristen untuk menyebarkan misi kristenisasi di sana. Sebenarnya warga yang berada di Selok Jero itu berjumlah sekitar 250 KK dan mereka adalah para perambah hutan Nusa Kambangan yang berasal dari berbagai daerah, baik Jawa Barat maupun Jawa Tengah, yang semula keberadaan mereka dianggap ilegal namun saat ini mereka secara struktural di bawah pembinaaan YSBS. Para misionaris inipun benar-benar memanfaatkan keadaan, di selok Jero ini mereka telah berhasil memurtadkan sekitar 40 hingga 50 KK, dan mereka masih gencar mendatangi tempat ini secara rutin dua kali dalam sepekan, mereka adakan pembagian makanan, juga sekaligus acara pembaptisan. Dan bagi warga yang mau beragama Kristen, para misionaris memberikan imbalan uang Rp 150.000,00 / orang. Bahkan kata warga yang masih muslim seringkali  para misionaris melakukan kunjungan ke rumah-rumah warga di Selok Jero. Hal ini sangat membahayakan bagi kaum muslimin, karena jika seandainya mayoritas warga Selok Jero berhasil di murtadkan oleh para misionaris tersebut, mereka akan kembali ke daerah masing-masing dan tentunya akan mengajak keluarga, atau kerabat yang lainnya, (dan ini telah terjadi di desa Cikadim), wal’iyadzu billah.
Dari pemantauan yang kami lakukan di wilayah tersebut, kami menduga ada dua sekte Kristen yang berambisi mengencarkan misi Kristenisasi di Selok Jero Nusa Kambangan. Yang pertama sekte Katholik yang tampil dalam bentuk sebuah yayasan sosial yang bernama Yayasan Sosial Bina Sejahtera (YSBS), dan yang kedua Sekte Gereja Bethel Indonesia (GBI). YSBS telah mendapatkan Tender Program Reboisasi Nusa Kambangan dari Kanwil Departemen Hukum dan Perundang-undangan Jawa Tengah, dalam hal ini mereka telah memiliki legitimasi untuk melakukan pembinaan para perambah hutan di wilayah Nusa Kambangan, secara halus dan perlahan mereka melancarkan misi Kristenisasi dengan menyalahgunakan amanah pemerintah untuk program reboisasi. Sehingga saat ini sebagian besar para perambah hutan merasa kalau YSBS telah membela dan melindungi kelanggengan mereka untuk tetap tinggal di wilayah Nusa Kambangan, bahkan pembagian bibit tanaman produksi pun kerap dibagikan oleh YSBS kepada para petani perambah hutan, hal ini benar-benar menimbulkan kesan di hati para petani perambah hutan bahwa YSBS murni kegiatan sosial. Padahal hakikatnya hal ini hanyalah sebuah upaya untuk melunturkan sikap wala dan baro’ kaum muslimin, sehingga mereka harapkan dengan hal ini akan muncul loyalitas di hati kaum muslimin kepada para misionaris Katholik tersebut. Adapun Sekte Bethel (GBI), sekalipun tidak memiliki legitimasi pembinaan kepada para petani perambah hutan, namun mereka berani tampil secara lebih terbuka. Para pendeta dari sekte ini melakukan kunjungan rutin sebanyak dua kali dalam satu pekan untuk pembagian makanan bahkan pembaptisan jika sudah ada warga yang siap dibaptis.
Sepak terjang para misionaris Kristen tersebut pun telah melebar ke daerah Cikadim, sebuah dusun di desa Rawa Apu, kecamatan Patimuan. Semakin hari semakin banyak warga yang murtad dari agama Islam, bahkan saat ini terdengar  kabar bahwa pihak gereja sudah membeli sebidang tanah yang mereka siasati dengan tujuan untuk mendirikan sebuah gereja. Ada keterkaitan antara program Kristenisasi di daerah Cikadim dengan daerah Nusa kambangan, dikarenakan sebagian petani penggarap di Nusa Kambangan berasal dari Cikadim dan diantara mereka ada yang sudah murtad kemudian menjadi kaki tangan pendeta dalam merekrut anggota dan mengupayakan pendirian gereja di daerah mereka sendiri; Cikadim.
Jika kita melihat fenomena diatas, maka tergambarlah oleh kita bagaimana sebenarnya keadaan kaum muslimin yang berada di daerah Kampung Laut, Nusa Kambangan dan sekitarnya. Sebagian besar dari mereka minim dengan ilmu agama, dan juga harta, sementara dihadapan mereka para misionaris Kristen yang “kelaparan,” maka jadilah mereka bagaikan sebuah hidangan tersaji yang diperebutkan oleh para penyantapnya. Siapa yang lebih banyak menaruh jasa dan perhatian kepada mereka, maka dialah yang akan menyantapnya, ‘iyaadzan billah!!
3. Musuh Dari Dalam Yang Mengancam Kaum Muslimin Kampung Laut dan Sekitarnya
Selain musuh yang menyerang dari luar berupa gerakan Kristenisasi, warga muslim Kampung Laut dan sekitarnya terancam pula oleh musuh dari dalam, berupa kebiasaan dan keyakinan syirik yang terbungkus dalam ritual (seolah-olah) Islami. Setiap bulan Suro mereka melakukan ritual syirik berupa hajat laut, yang mereka yakini bahwa kegiatan ini akan mendatangkan keberkahan dan rezeki kepada mereka. Ritual ini sudah menjadi kebiasaan yang turun temurun bahkan dijadikan sebagai momen dan objek wisata. Di wilayah Kampung Laut juga terdapat sebuah tempat yang dianggap keramat dan diyakini bisa mendatangkan keberkahan bagi para peziarahnya, tempat ini dikenal dengan nama Masigit Sela. Tempat ini banyak dikunjungi orang dari berbagai daerah. Bagi Ahlus Sunnah hal ini tentunya memunculkan kesedihan yang mendalam, betapa rapuhnya keadaan iman mayoritas kaum muslimin Kampung Laut, padahal musuh-musuh Islam sangat bersemangat dan berlomba untuk menghancurkan mereka dan generasi penerusnya.
4. Perlunya Ta’awun Ahlus Sunnah Untuk Berdakwah di Kampung Laut dan Sekitarnya
Setelah memperhatikan dan memahami kondisi yang saat ini dialami oleh kaum muslimin Kampung Laut dan Sekitarnya, Ahlus Sunnah semakin terpanggil untuk terjun melakukan pembelaan dan pembinaan terhadap mereka dalam rangka menjalankan konsekuensi keimanan. Keimanan yang benar kepada Allah Ta’ala menuntut seorang muslim untuk berdakwah mengajak manusia ke jalan-Nya, membela agama-Nya, juga membantu dan meringankan beban kesulitan muslim lainnya.
Berdakwah di wilayah Kampung Laut sangat membutuhkan adanya ta’awun diantara Ahlus Sunnah, yakni diantara para du’at, para ahli di bidang keilmuan duniawi, para agniya bersama dengan pemerintah. Hal ini dikarenakan kondisi muslimin Kampung Laut dan sekitarnya yang sudah sekian lama banyak mendapatkan jasa baik dari para misionaris Kristen sehingga telah memunculkan rasa simpati bahkan loyalitas kepada mereka, kemudian di satu sisi telah tertanam pada mereka sebuah kekhawatiran dan ketakutan kepada Ahlus Sunnah bahwa mereka adalah teroris. Oleh karena itu termasuk hal yang dipandang perlu bagi Ahlus Sunnah dalam menjalankan dakwah kepada mereka untuk mengawalinya dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat Ta’liful Qulub, sehingga akan terjalinlah suasana kedekatan dan keterbukaan, bahkan kepercayaan mereka kepada Ahlus Sunnah. Kita berharap setelah hal ini terwujud akan semakin mudahlah bagi mereka untuk menerima bimbingan dan pengajaran dari para du’at Ahlus Sunnah, bi idznillahi Ta’ala.
5. Beberapa Bentuk Kegiatan Ta’liful Qulub yang Sesuai untuk Dilaksanakan di Daerah Kampung Laut dan Sekitarnya
1. Pelayanan kesehatan dan pengobatan gratis yang rutin
2. Pelatihan wira usaha di bidang pertanian, peternakan dan perdagangan
3. Bantuan atau penanaman modal usaha
4. Kerjasama usaha (misal: pemasaran hasil pertanian dan peternakan)
4  Penyediaan air bersih
5. Beasiswa bagi putera daerah yang mau belajar di Ma’had Ahlus Sunnah
6. Pembagian sembako
Laporan Kegiatan Iedul Adlha di Kampung Laut, Cikadim dan Nusa Kambangan
Alhamdulillah wa laa haula wa laa quwwata illa billah, itulah kalimat yang tepat bagi kami Ma’had An-Nur Al-Atsary ketika Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kemudahan dan pertolongan-Nya sehingga kami bisa berhari raya Iedul Adlha 1432 H bersama kaum Muslimin di daerah Kampung Laut, Cikadim, dan Nusa Kambangan yang secara administratif merupakan wilayah kabupaten Cilacap. Di samping itu sebagian dari kami pun tetap bisa berhari raya Iedul Adlha di daerah sendiri bersama ikhwah Salafiyin dan warga muslimin sekitar Ma’had. Sungguh ini adalah kenikmatan besar yang Allah Ta’ala telah berikan kepada kami, kami bersyukur dan memuji-Nya.
Pada kegiatan ini, sebagian dari kami melaksanakan Sholat dan Khutbah Iedul Adlha bersama kaum muslimin di desa Ujung Gagak kecamatan Kampung Laut dan sebagian lagi melakukannya di Ma’had kami, kemudian diteruskan dengan menyembelih hewan kurban pada hari tersebut dan tiga hari tasyriq setelahnya. Hewan qurban yang disembelih di Ma’had An-Nur Al-Atsary semuanya berjumlah 3 ekor sapi dan 6 ekor kambing. Adapun di kecamatan Kampung Laut semuanya berjumlah 6 ekor sapi, dan 4 ekor kambing. Hewan Qurban tersebut setelah disembelih di Desa Ujung Gagak, kemudian disebar ke tiga desa lainnya, yaitu Desa Ujung Alang (Motean) sebanyak satu ekor sapi dan 4 ekor kambing. Desa Klaces sebanyak satu ekor sapi, Desa Penikel sebanyak satu ekor sapi. Untuk desa Ujung Gagak sendiri sebanyak 3 ekor sapi, termasuk dua dusun yang jauh yaitu Cibeureum dan Pelindukan. Adapun hewan kurban yang disembelih pada hari raya Iedul Adlha di dusun Cikadim desa Rawa Apu kecamatan Patimuan semuanya berjumlah 2 ekor sapi dan 12 ekor kambing, kemudian disebar hingga mencukupi satu desa Rawa Apu, Alhamdulillah.
Semula kami hanya merencanakan untuk melaksanakan kegiatan ini di daerah Kampung Laut dan Cikadim saja, selain di lingkungan Ma’had. Namun satu hal yang tidak terduga pada hari tasyriq yang pertama (tgl 11 Dzulhijjah), kami mendengar informasi bahwa di daerah Selok Jero Nusa Kambangan ada kaum muslimin yang melaksanakan sholat Ied namun tidak satupun hewan kurban yang disembelih disana. Juga kami mendengar bahwa di sana para misionaris Kristen tengah gencar menjalankan program Kristenisasi sehingga sekitar 50 KK telah murtad. Setelah bermusyawarah kami berazam untuk menyempurnakan hari tasyriq yang ketiga dengan menyembelih hewan kurban di daerah tersebut. Alhamdulillah, kami bisa membawa 3 ekor kambing ke daerah tersebut, kemudian setelah disembelih dagingnya bisa diberikan kepada sekitar 70 KK petani penggarap yang tinggal di sana. Pada kesempatan ini pula kami menyerahkan sebagian bahan-bahan yang diperlukan oleh para petani penggarap untuk memperluas musholla yang telah mereka miliki.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
Disusun oleh Al-Ustadz Abu Jundi hafizhahullah sebagai bahan laporan, evaluasi, dan perencanaan.
Banjarsari, 15 Dzul Hijjah 1432 H / 11 November 2011.

==@@@@====
==


Daerah Kristenisasi LSM Asing, Desa Ujung Gagak Kampung Laut Cilacap
Daerah Kristenisasi LSM Asing, Desa Ujung Gagak Kampung Laut Cilacap, Perairan Nusa Kambangan
Allahu Akbar, segala puji hanya bagi Allah jalla wa ‘ala, dengan pertolongan-Nya, dakwah Ma’had An-Nur Al-Atsari Banjarsari Ciamis disertai ta’awun kaum muslimin dari berbagai daerah masih terus berjalan di daerah-daerah rawan pemurtadan, sehingga alhamdulillah satu persatu kaum muslimin yang murtad di desa Selok Jero Nusa Kambangan telah kembali memeluk Islam.
Alhamdulillah, bantuan dari kaum muslimin dari berbagai daerah telah disalurkan oleh Ma’had An-Nur Al-Atsari sehingga menjadi salah satu sebab yang memudahkan masuknya dakwah ke daerah-daerah miskin yang rawan pemurtadan. Maka disamping menyebarkan dakwah kepada tauhid dan sunnah, Ma’had An-Nur Al-Atsari juga menyalurkan zakat, sedekah dan hadiah kepada masyarakat yang tinggal di daerah-daerah rawan pemurtadan.
Inilah salah satu metode dakwah Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, sebagaimana dalam riwayat berikut:
عَنْ أَنَسٍ أَنَّ رَجُلاً سَأَلَ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- غَنَمًا بَيْنَ جَبَلَيْنِ فَأَعْطَاهُ إِيَّاهُ فَأَتَى قَوْمَهُ فَقَالَ أَىْ قَوْمِ أَسْلِمُوا فَوَاللَّهِ إِنَّ مُحَمَّدًا لَيُعْطِى عَطَاءً مَا يَخَافُ الْفَقْرَ فَقَالَ أَنَسٌ إِنْ كَانَ الرَّجُلُ لَيُسْلِمُ مَا يُرِيدُ إِلاَّ الدُّنْيَا فَمَا يُسْلِمُ حَتَّى يَكُونَ الإِسْلاَمُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا عَلَيْهَا
“Dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu bahwasannya ada seseorang meminta kambing sebanyak satu lembah kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, beliau pun memberikannya. Maka orang tersebut kembali kepada kaumnya seraya berkata, “Wahai kaumku masuklah ke dalam Islam, demi Allah sesungguhnya Muhammad -shallallahu’alaihi wa sallam- memberikan sesuatu tanpa takut dengan kefakiran”.”
Anas berkata, “Meskipun orang tersebut tidaklah masuk Islam kecuali karena dunia, namun ketika dia berada dalam Islam jadilah Islam lebih dia cintai dibanding dunia dan isinya.” [HR. Muslim, no. 6161]
Asy-Syaikh Al-’Allamah Faqihul ‘Ashr Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin rahimahullah berkata:
كان أكرم الناس، وكان يبذل ماله فيما يقرب إلى الله سبحانه وتعالى ومن ذلك أنه صلى الله عليه وسلم إذا سأله شخص على الإسلام يعني على التأليف على الإسلام والرغبة فيه إلا أعطاه مهما كان هذا الشيء حتى إنه سأله أعرابي فأعطاه غنما بين جبلين أي أنها غنم كثيرة أعطاه إياها الرسول عليه الصلاة والسلام لما يرجو من الخير لهذا الرجل ولمن وراءه .
ويؤخذ من هذا الحديث وأمثاله: أنه لا ينبغي لنا أن نبتعد عن أهل الكفر وعن أهل الفسوق وأن ندعهم للشياطين تلعب بهم بل نؤلفهم ونجذبهم إلينا بالمال واللين وحسن الخلق حتى يألفوا الإسلام فها هو الرسول عليه الصلاة والسلام يعطي الكفار يعطيهم حتى من الفيء .
بل إن الله جعل لهم حظا من الزكاة نعطيهم لنؤلفهم على الإسلام حتى يدخلوا في دين الله والإنسان قد يسلم للدنيا ولكن إذا ذاق طعم الإسلام رغب فيه حتى يكون أحب شيء إليه .
“Adalah Nabi –shallallahu’alaihi wa sallam- orang yang paling dermawan, beliau membelanjakan hartanya pada sesuatu yang dapat mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Diantara bentuknya, tidaklah Nabi shallallahu’alaihi wa sallam apabila dimintai harta oleh seseorang demi Islam, yakni demi menguatkan hatinya dalam Islam dan semakin mencintai Islam kecuali beliau berikan berapa banyak pun yang diminta, sampai-sampai ketika beliau dimintai harta oleh seorang Arab dusun maka beliau memberikan kepadanya kambing sebanyak (satu lembah) diantara dua gunung, yakni sejumlah kambing yang sangat banyak diberikan kepadanya oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam karena beliau mengharapkan kebaikan (Islam) bagi orang tersebut dan kaumnya.” [Syarah Riyadhus Shalihin, 3/405] 
Beliau rahimahullah juga berkata:
ويؤخذ من هذا الحديث وأمثاله: أنه لا ينبغي لنا أن نبتعد عن أهل الكفر وعن أهل الفسوق وأن ندعهم للشياطين تلعب بهم بل نؤلفهم ونجذبهم إلينا بالمال واللين وحسن الخلق حتى يألفوا الإسلام فها هو الرسول عليه الصلاة والسلام يعطي الكفار يعطيهم حتى من الفيء .
بل إن الله جعل لهم حظا من الزكاة نعطيهم لنؤلفهم على الإسلام حتى يدخلوا في دين الله والإنسان قد يسلم للدنيا ولكن إذا ذاق طعم الإسلام رغب فيه حتى يكون أحب شيء إليه .
“Dan pelajaran yang bisa dipetik dari hadits ini dan hadits-hadits yang semisalnya, bahwasannya tidak sepatutnya kita menjauhi (tidak mendakwahi) orang-orang kafir dan kaum muslimin yang fasik (pelaku dosa besar), dan kita biarkan mereka dipermainkan oleh setan-setan. Akan tetapi hendaklah kita mengikat dan menarik mereka kepada kita dengan harta, sikap lemah lembut dan akhlak yang baik sampai mereka menyenangi (dakwah) Islam, maka inilah Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, beliau memberikan harta kepada orang-orang kafir sampai dari harta rampasan perang.
Bahkan Allah subhanahu wa ta’ala telah menetapkan bagian zakat untuk orang-orang kafir, kita berikan zakat kepada mereka untuk membuat hati mereka cinta kepada Islam sampai mereka masuk ke dalam agama Allah ini. Dan seseoramg itu bisa jadi masuk Islam karena dunia, akan tetapi jika dia telah merasakan (indahnya) Islam maka dia akan mencintainya melebihi segala sesuatu.” [Syarah Riyadhus Shalihin, 3/405] 
Kami panjatkan syukur kepada Allah tabaraka wa ta’ala pada hari Ahad, tanggal 24 Dzulhijjah 1432 H bertepatan dengan tanggal 20 November 2011 telah kembali memeluk Islam di Ma’had An-Nur Al-Atsari Banjarsari Ciamis; Bapak Tunut dan isteri beliau, Ibu Narti hafizhahumullah.
Disusul oleh Bapak Suminta dan isteri beliau, Ibu Wagiyem hafizhahumullah yang berasal dari desa Selok Jero Nusa Kambangan pada hari Selasa 26 Dzulhijjah bertepatan dengan tanggal 22 November 2011, juga di Ma’had An-Nur Al-Atsari Banjarsari Ciamis.
Berikut ini rekaman proses masuk Islamnya dua keluarga tersebut:
Download Rekaman: Masuk Islamnya Bapak Tunut dan Ibu Narti
Link: http://www.4shared.com/audio/IHc-V0G9/Masuk_Islamnya_Keluarga_Bapak_.html
Download Rekaman: Masuk Islamnya Bapak Suminta dan Ibu Wagiyem
Link: http://www.4shared.com/audio/p-ZS5rmq/Masuk_Islamnya_Keluarga_Bapak_.html
Setelah masuk Islam, kami menyalurkan bantuan kaum muslimin kepada dua keluarga tersebut berupa sejumlah uang, sembako, pakaian muslim dan muslimah, dan masing-masing diberikan dua ekor kambing jantan dan betina.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

====########=========

AKHIR YANG INDAH  :)



INSYA ALLAH TAHUN INI TIDAK ADA LAGI PERAYAAN MAULID / NATAL / ULANG TAHUNNYA “TUHAN” YESUS DI DESA SELOK JERO NUSA KAMBANGAN
Alhamdulillah, di saat kaum muslimin seluruh dunia berharap-harap cemas menanti kemenangan Ahlus Sunnah atas Pemberontak Syi’ah Yaman, pada hari Selasa kemarin 4 orang warga desa Selok Jero yang murtad kembali memeluk Islam, salah satunya adalah tokoh mereka. Dan pekan sebelumnya, sepasang suami istri berasal dari Wajo Sulawesi Selatan yang murtad juga kembali masuk Islam, insya Allah nanti diupload ke blog ana. Mohon doa kaum muslimin, semoga tahun ini tidak ada lagi perayaan MAULID / NATAL / ULANG TAHUNNYA “TUHAN” YESUS di desa ini. Masih ada 3 orang lagi yang insya Allah akan terus didakwahi untuk kembali memeluk Islam. Jika warga desa Selok Jero yang murtad telah kembali 100 % memeluk Islam maka ini akan jadi contoh yang baik bagi desa-desa yang lain, karena sesungguhnya garapan dakwah memerangi Kristenisasi ini masih sangat luas, masih banyak desa yang belum berhasil kami jangkau karena berbagai keterbatasan.

Hari ini insya Allah ada 2 tim dari Ma’had An-Nur Al-Atsari yang akan turun ke desa Selok Jero dan desa Rawa Apu. Sayang sekali, di desa Rawa Apu, disamping menghadapi misionaris Kristen, tim kami mendapat hambatan dari preman kampung yang ternyata di belakang mereka ada seorang KIAI plus DUKUN dari sebuah organisasi SUFI terbesar di Indonesia yang saat ini dipimpin oleh seorang SYI’AH yang baru-baru ini mengeluarkan pernyataan bahwa SYI’AH tidak berbahaya bagi NKRI, justru katanya Ahlus Sunnah yang dia sebut Salafi Wahabi, yang berbahaya bagi organisasinya dan bagi NKRI.
INFO PENTING LAINNYA, kami mendapati penyimpangan-penyimpangan dalam PROYEK PENGHIJAUAN HUTAN oleh sebuah yayasan misionaris, di samping mereka gunakan proyek tersebut utk misi Kristenisasi, mereka juga telah menyalahi undang-undang yang berlaku, yaitu banyak proyek mereka yang tidak dijalankan sesuai ketentuan pemerintah. Kami masih belum tahu, bagaimana caranya membawa mereka ke MEJA HIJAU? Adakah sebuah lembaga hukum yang bisa membantu? Harapan kami, jika proyek mereka dihentikan Pemerintah, maka insya Allah gerakan Kristenisasi mereka juga akan ikut terhambat. Dukungan dan do’a kaum muslimin sangat kami harapkan, jazaakumullaahu khairon.
Sumber: Al-Ustadz Sofyan Chalid Ruray: http://www.facebook.com/SofyanRuray . Blog beliau: www
INSYA ALLAH TAHUN INI TIDAK ADA LAGI PERAYAAN MAULID / NATAL / ULANG TAHUNNYA “TUHAN” YESUS DI DESA SELOK JERO NUSA KAMBANGAN
Alhamdulillah, di saat kaum muslimin seluruh dunia berharap-harap cemas menanti kemenangan Ahlus Sunnah atas Pemberontak Syi’ah Yaman, pada hari Selasa kemarin 4 orang warga desa Selok Jero yang murtad kembali memeluk Islam, salah satunya adalah tokoh mereka. Dan pekan sebelumnya, sepasang suami istri berasal dari Wajo Sulawesi Selatan yang murtad juga kembali masuk Islam, insya Allah nanti diupload ke blog ana. Mohon doa kaum muslimin, semoga tahun ini tidak ada lagi perayaan MAULID / NATAL / ULANG TAHUNNYA “TUHAN” YESUS di desa ini. Masih ada 3 orang lagi yang insya Allah akan terus didakwahi untuk kembali memeluk Islam. Jika warga desa Selok Jero yang murtad telah kembali 100 % memeluk Islam maka ini akan jadi contoh yang baik bagi desa-desa yang lain, karena sesungguhnya garapan dakwah memerangi Kristenisasi ini masih sangat luas, masih banyak desa yang belum berhasil kami jangkau karena berbagai keterbatasan.

Hari ini insya Allah ada 2 tim dari Ma’had An-Nur Al-Atsari yang akan turun ke desa Selok Jero dan desa Rawa Apu. Sayang sekali, di desa Rawa Apu, disamping menghadapi misionaris Kristen, tim kami mendapat hambatan dari preman kampung yang ternyata di belakang mereka ada seorang KIAI plus DUKUN dari sebuah organisasi SUFI terbesar di Indonesia yang saat ini dipimpin oleh seorang SYI’AH yang baru-baru ini mengeluarkan pernyataan bahwa SYI’AH tidak berbahaya bagi NKRI, justru katanya Ahlus Sunnah yang dia sebut Salafi Wahabi, yang berbahaya bagi organisasinya dan bagi NKRI.
INFO PENTING LAINNYA, kami mendapati penyimpangan-penyimpangan dalam PROYEK PENGHIJAUAN HUTAN oleh sebuah yayasan misionaris, di samping mereka gunakan proyek tersebut utk misi Kristenisasi, mereka juga telah menyalahi undang-undang yang berlaku, yaitu banyak proyek mereka yang tidak dijalankan sesuai ketentuan pemerintah. Kami masih belum tahu, bagaimana caranya membawa mereka ke MEJA HIJAU? Adakah sebuah lembaga hukum yang bisa membantu? Harapan kami, jika proyek mereka dihentikan Pemerintah, maka insya Allah gerakan Kristenisasi mereka juga akan ikut terhambat. Dukungan dan do’a kaum muslimin sangat kami harapkan, jazaakumullaahu khairon.
Sumber: Al-Ustadz Sofyan Chalid Ruray: http://www.facebook.com/SofyanRuray . Blog beliau: www.nashihatonline.wordpress.com


 Jika sebagian muslim masih bertengkar sesama muslim saling kafir saling tuding sesat, saya yakin butuh waktu dan tenaga ekstra untuk itu, saran saya mungkin lebih baik luangnya waktu dan berlimpahnya tenaga dapat dilakukan seperti ustad sofyan diatas :) lahan dakwah masih banyak jangan pada rebutan menyesatkan dan menjelakan sesama muslim :)

 http://widiy.blogspot.com/
Catatan Al_Fakir
Baca selengkapnya

06 Desember, 2011

Menghancurkan sampah Styrofoam dengan kulit jeruk

Menghancurkan sampah Styrofoam dengan kulit jeruk

Lain kali, jika sedang makan jeruk, perhatikan kulit jeruk sebelum Anda melemparkannya ke tong sampah. Dengan kulit jeruk itulah dua anak bangsa berhasil menggondol medali perak pada Olimpiade Proyek Lingkungan Internasional Eropa-Asia Ke-2 (INEPO Euroasia), yang dilangsungkan di Baku, Azerbaijan, pada 1-6 April 2008 lalu. Mereka membuktikan bahwa kulit jeruk bisa menjadi solusi brilian bagi masalah lingkungan.


Adrienne Trinovia Sulistyo dan Vici Riyani Tedja, siswi grade XII IPA SMU Santa Laurensia, Alam Sutra, Tangerang, berhasil mengharumkan nama bangsa lewat proyek penelitian mereka yang berjudul "Pengolahan Limbah Styrofoam Melalui Proses Kimiawi Sulfonasi dan Proses Biologi Tradisional dengan Ekstrak Kulit Jeruk".

Ringkasnya, penelitian mereka berhasil membuktikan bahwa kulit jeruk dapat dimanfaatkan untuk menghancurkan sampah dari bahan Styrofoam. Hebatnya, ini bisa dilakukan tanpa teknologi yang rumit.

Ide awal penelitian ini berawal dari keprihatinan kita melihat semakin benyaknya tumpukan sampah stryfoam. Stryfoam sangat umum digunakan untuk berbagai hal. Gimana sich caranya...??

Caranya mudah, kulit jeruk dihluskan dalam blender lalu di peras untuk mengeluarka ekstrak yang mengandung dlimonene tersebut. Kemudian cairan ekstrak kulit jeruk ini di pakai untuk meredam stryfoam yang telah dipotong kecil-kecil. Selama peredaman, stryfoam terus diaduk. Hasilnya potongan stryfoam perlahan mengecil sampai akhirnya lumer dan air ekstrak jeruk mengental. Stryfoam yang telah lumer itulah yang sudah aman di
buang ke lingkungan karena sudah bisa diurai oleh mikro organisme.

Selain memanfaatkan kulit jeruk, mereka juga menemukan cara lain mengolah stryfoam menjadi materi yang lebih bermanfaat dan mudah terurai di alam. Yaitu dengan peroses sulfonasi. 

sumber; kaskus.us
http://widiy.blogspot.com/
Catatan Al_Fakir
Baca selengkapnya
Diberdayakan oleh Blogger.