27 Januari, 2011

Kebanci-bancian ?

Di Zaman sekarang melihat polah laki-laki yang kewanita-wanitaan sudah merupakan hal yang lumrah. Di Televisi Trend “jadi banci” seolah menjadi wabah yang cepat sekali menular. Entah karena didorong faktor dari dalam diri mereka sendiri ataukah karena mereka berpikir gampangnya mencari uang dengan cara demikian. Mengingat begitu banyak malah orang yang merasa terhibur dengan apa yang dipertontonkan oleh mereka.  Tak berbeda dari apa yang ditampilkan di TV, dalam kehidupan sehari-haripun banyak kita temui, baik yang banci betulan atau yang hanya ikut-ikutan  pergaulan saja, yang tidak 'kebanci-bancian' tidak ngetren. Seharusnya semua fenomena seperti itu tadi menjadi keprihatinan kita dan patut lah bagi kita untuk khawatir akan pengaruhnya bagi diri kita pribadi maupun keluarga kita bukan malah sebaliknya, ikut menikmati prilaku mereka.  

Di zaman Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam sendiri hal seperti ini sebenarnya sudah ada. Bahkan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam  melaknat mereka, kaum pria yang berlagak seperti wanita dan wanita yang berlagak seperti laki-laki. Beliau bersabda, “Usir mereka dari rumah-rumah kalian dan usir si Fulan dan si Fulan”, yakni para pria yang berlagak kewanitaan (banci). Ada yang menyebutkan bahwa di zaman rasulullah ada tiga orang banci, yaitu Bim, Hait dan Mati’. Mereka sebenarnya sama sekali tidak dituduh melakukan fahisyah yang besar. Sifat kewanitaan mereka itu tampak dari bentuk perkataan mereka yang lemah lembut dan pacar yang mereka kenakan pada tangan dan kaki, layaknya pacar yang digunakan oleh para wanita. Begitupun dengan permainan mereka yang juga menyerupai permainannya kaum wanita. (Baca Hijab dan pakaian wanita muslimah dalam shalat karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah terbitan At Tibyan, solo Halaman 60)

Ada sebuah riwayat dari Abu Yasar Al Qurasyi dari Abu Hasyim, dari Abu Hurairah bahwa ada seorang banci yang didatangkan kepada Nabi   sedangkan orang tersebut memakai pacar di kedua tangan dan kakinya. Beliau bertanya, “Apa ini?” Maka seseorang menjawab, “Ya Rasulullah, ia meniru-niru kaum wanita.” Maka rasulullah memerintahkan agar orang ini di asingkan di Naqi’ (Sebuah tempat yang berjarak sekitar 20 farsakh dari Madinah)  Ada seseorang bertanya, “Tidakkah kita bunuh saja?” Beliau menjawab, “Saya dilarang untuk membunuh orang yang mengerjakan shalat.” (Sunan Abu Dawud)

Bila Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam  saja memerintahkan untuk mengusir orang-orang seperti mereka, maka tidak seharusnya kita malah memberi jalan bagi mereka untuk bertingkah dan berperilaku seperti ini bahkan sampai bersenang-senang dengan dirinya, dengan memandang keelokan wajahnya dan lebih-lebih sampai melakukan perbuatan fahisyah kubra (liwath) dengannya atau dengan bahasa kita sekarang dikenal sebagai Homoseks. Bila sampai ada melakukannya maka dialah  yang lebih buruk dari banci itu. Ia lebih layak untuk diasingkan dari kalangan kaum muslimin.

Allah Subhanahu Wa ta'ala  berfirman :
“Karena mereka berbuat fasik.” (Al-Ankabut:34)

Juga Firman-Nya :
“Yang ditandai di sisi Rabbmu untuk orang-orang yang melampaui batas.” (Adz-Dzaariyat:34)

Tak sedikit diantara sebagian manusia akan bertanya kenapa kita harus membenci mereka, apa pengaruhnya pada kita? Agar kita ketahui bahwa Banci itu bisa menimbulkan kerusakan pada kaum pria maupun wanita, karena ia menyerupai wanita. Ada beberapa poin yang saya ambil dari buku Hijabul Mar’ah Wa Libasuha fi As-Shalah (Hijab dan pakaian wanita muslimah dalam shalat) yang disusun Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, yaitu:
  • Mereka bergaul bebas dengan kaum wanita, hingga bisa jadi wanita belajar dari mereka padahal sesungguhnya mereka adalah pria, sehingga hal ini akan merusak wanita itu sendiri.
  • Disamping itu bila sampai kaum pria tertarik kepada mereka, berarti pria tadi telah berpaling dari kaum wanita.
  • Apabila seorang wanita melihat laki-laki banci, bisa jadi wanita menjadi kelaki-lakian, menyerupai diri dengan laki-laki, bergaul dengan tanpa membedakan jenis laki-laki maupun perempuan, dan memilih melakukan hubungan lesbian dengan sesama perempuan sebagaimana banci tadi lebih suka melakukan hubungan homoseksual dengan sesama laki-laki.

Demikian kerusakan yang mengintai kita dan keluarga kita yang bisa saja terjadi akibat prilaku semacam ini. Semoga Allah Subhanahu Wa ta'ala  senantiasa melindungi kita dari kerusakan yang disebabkan oleh mereka.

Firman Allah Subhanahu Wa ta'ala:
“Tolonglah aku atas kaum yang berbuat kerusakan itu.” (Al-Ankabut: 30)

Wallahu A’lam. Shalawat semoga dilimpahkan kepada Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam.
  
Sumber
http://abumuslimsalafi.multiply.com/journal/item/239/Banci_dan_Kerusakan_Yang_Di_Akibatkannya
 http://widiy.blogspot.com/

Bagikan

Jangan lewatkan

Kebanci-bancian ?
4 / 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.

SILAHKAN BERKOMENTAR UNTUK KASIH MASUKAN

Diberdayakan oleh Blogger.