19 April, 2011

AHCI Seting MSI H61



Beberapa orang akan memerlukan setingan dalam komunikasi device storage dalam hal ini biasanya HDD perlu di set ke Seting AHCI agar perform yang dihasilkan lebih maksimal, hal ini hanya bisa terjadi di windos xp keatas.
  MSI h61 yang ada ditangan saya saat ini ada masalah dengan setingan AHCi nya, didalam bios setingan hanya ada IDE mode dan Disable ohhh ada apakah ini, harusnya Mobo kelas ini sudah suport untuk mode AHCI

Detail dari bios saya lihat masih bios awal dan beberapa saat saya sudah menghadap website msi dibagian Download Bios dan saya lohat ada bios baru. walau dalam penjelasan update tidak dikatakan ada masalah dengan AHCI namun apa salahnya saya update pikir saya dalam hati.



Setelah keputusan diambil dan proses update bios atau flash bios berjalan beberapa detik kemudian restart.


Alhamdulillah bios 10.4 sudah memecahkan maslaah ahci pada Board ini, dan terlihat wajah custmer itu sumpringah meilihat hal ini
http://widiy.blogspot.com/
Baca selengkapnya

14 April, 2011

Grab Image


Saya termasuk orang yang menyukai keindahan dalam bentuk gambar, keindahan alam laut, pasir, gunung dan lain sebagainya makanya saya sering nongkrong di situs-situs penyedia gambar gambar yang free seperti deviantart freewalpaper dan situs sejenisnya.

Cara lama dan menyebalkan tapi sebelumnya masih saya pakai klik satu satu dari gambar itu dan download hmm asik pertamanaya karena menemukan gambar gambar bagus tapi tangan rasane pegel semua kalo sudah download lebih dari 10 halaman dan satu halaman ada puluhan gambar.

Malas dan mempermudah pekerjaan itulah yang membuat robot diperlukan peswat digunakan dan peralatan lain yang berfungsi membantu pekerjaan manusia agar lebih cepat, nah dalam hal ini ada beberapa program yang dulu saya pakai pernah menggunakan BID (Bulk Image Downloader) prinsipnya kita hanya klik kanan atau kopi sebuah halaman web dan aplikasi ini akan bekerja untuk anda untuk memilih dan mengambil gambar sesuai keinginan kita namun program ini berbayar jadi tinggalkan saja lagian cari bajakanya susah :)

Program selanjutnya yang sekarang saya pakai IDM Internet Download manager dengan fasilitasnya Batch namun lagi lagi program ini belum memenuhi hasrat saya (hehehe :) ) karena proram ini sedikit ribet, bisa dipakai kalo angkanya urut didalam satu direktori kalo gak gitu gak bisa :( maka jangan pakai IDM untuk download  Gambar secara masal.

Selanjutanya Image Host Grabber nah ini yang beberapa kali membuat saya bisa bersantai ria sambil menunggu selesainya download gambar kita kita bisa mengatur atau menambahkan host web apa yang belum masuk daftar supaya bisa didownload kita juga bisa mngatur berapa banyak dowload gambar sekali jalan.

langkahnya cukup mudah pertama masuk ke web yang akan digrab gambarnya dan klik kanan dibagian kosong halaman web
tampilan gambarnya seperti di atas itu klik sesuai gambar dan add on ini akan berjalan untuk dan bekerja untuk anda, oh iya lupa sebeanrnya ini bukan software suma sebuah add om dari firefox yang gratis dan cukup power full,
Nah yang diatas itu proses pendownload an secara masal mengambil gambar dari sebuah halaman web tanpa harus klik satu persatu, sekali klik gambar satu halaman tersimpan didalam hardisk, baru kalo kita mau pilihin tinggal hapus aja di hdd kita.

  kecepatan download tergantung paket yang kita ambil tapi dengan speedy 1Mb download satu halaman devianart gak lebih dari 1menit :) dan sudah tersimpan didalam hardis kita hehehe seperti gambar diatas itu tu yang tersimpan di Hdd saya hasil grab Deviantart

http://widiy.blogspot.com/
Baca selengkapnya

12 April, 2011

Jajaran VGA GTX 560 Ti Terdingin

Jajaran VGA GTX 560 Ti Terdingin










Graphics Engine GeForce GTX 560 Ti
Bus Standard PCI Express x16 2.0
Memory Type GDDR5
Memory Size(MB) 1024
Memory Interface 256 bits
Core Clock Speed(MHz) 880
Memory Clock Speed(MHz) 4200

Nama baru dari Nvdia boleh dibilang begitu embel embel Ti dibelakang VGA dari Nvdia namun sebenarnya bukan baru juga sih, karena Ti ini pernah digunakan pada beberapa waktu sebelum ditinggalkan untuk beberpa waktu lalu  hingga kini dipakai kembali. Yang mencolok dari nama ini bukan hanya sekedar nama, beberapa barang yang ada ditangan saya antara Ti dan Non Ti , Ti memliki perbedaan spesifikasi lebih tinggi dari Non Ti.

Sudah umum jika suatu komponen berkekuatan besar, maka hukumnya adalah semakin besar pula panas yang ditimbulkan dan kalo panas tersebut tidak dapat diatasi dengan baik maka bisa merusak atau mengurangi usia dari sebuah peralatan.

MSI dengan Twin frozr II masih cukup handal untuk mengatasi masalha panas dalam Peralatan VGA yang dikeluarkan Produsen MSI. ini terbeukti dari test head 2 head dengan 13 VGA dengan Chipset sama, yang sebenarnya Produk terbaru MSI beberapa sudah menggunakan Generasi terbaru yaitu Twin Fozr III yang diklaim lebih baik dari Twin Fozr II.

Dari beberpa pengujian MSI dengan Twin FOzr menempati tempat tertinggi di podium sebagai juara terdingin dengan suhu Full load cuma di 57 dalam celcius sedang jarak terdekat dari itu di level 67 celcius dan puncak terpanas dari 13 Vga itu di 79 celcius :). diantara 13 Vga itu adalah, MSI, ASus, DA. Galaxy, Manly, leadtek. calibre, Sparkle, dll :) Seperti ditulis di Majalah chip edisi 04-2011


Baca selengkapnya

07 April, 2011

Ada Orang Kaya Gitu

Ada Orang Kaya Gitu

Bismilillah,

Saya awali dengan kalimat baik dan suci semoga apa yang kelak saya tulis dapat menjadikan kebaikan yang dapat diambil oleh saya untuk lebih bisa belajar mengenal perangai orang karena pada kenyataan memang watak manusia sangat sangat unik hehehe

Berbagai sifat dasar bawaan kemudian dikombinasikan dengan lingkungan, keyakinan hingga Ras kadang membentuk watak seseorang, namun semua itu hanya faktor bukan suatu yang pasti.

Kejadian saya alami memang sangat menyakitkan untuk diceritakan karena akan banyak meyinggung orang atau menampilkan apa yang jadi rahasia umum namun tidak ada yang mengangkat dalam bentuk tulisan.

Hmm hampir semua orang mempunya kembanggaan tersendiri lahir atau besar dikalangan tertentu, misal yahudi merasa lebih tinggi kedudukanya dari orang lain, terlalu jauh ya contohnya? oke kita ambil contoh dari negara kita sendiri saja, Marga kita kenal? ya marga berhubungan dengan garis keturunan, sebenarnya sudah jaman bahelak seblum islam datang ke nusantara pembagian kelas berdasar hal semacam ini sudah terjadi, lebih kita kenal dengan kasta, bukan kusta lo ya :).

Kasta ini membagi dari golongan tertinggi hingga kasta budak sangat jelas pembagian ini sebuah diskriminasi, perlakuan dari satu orang keorang lain kadang tergantung dari level kasta orang tersebut, setalah datangnya islam sebenarnya kasta ini dihapuskan karena dalam islam memang tidak menganggap seorang tinggi atau rendah kecuali berdasar taqwa dan keimanan kepada Allah. namun tetap saja ada orang orang islam yang melenceng dari aturan baku itu, ada yang merasa garis keluarga mereka lebih utama lebih baik, atau telah punya kapling disurga sana atau intine merasa lebih baik dibanding keturunan yang lain.

Mereka lebih senang lebih percaya atau memberikan keistimewaan jika merasa satu kapling itulah intinya sehingga kadang yang diluar kapling atau kelompok mereka haknya tidak diberikan secara sepenuhnya.hal seperti inilah yang tidak baik dan tidak sepatutnya ada dijaman modern ini.

Kebetulan kita akan sering mengalamai hal ini secara sadar atau tidak sadar, entah alasan dia apa kita juga tidak bisa menebak  namun kita bisa memberikan contoh perlakuan itu.
Contoh perlakuan itu berhubungan dengan pembedaan karena berdasar kesamaan ras, atau semacamnya,

Beberapa kali memang saya mengalami hal itu membuat saya sempat naik darah juga tapi untuk gak keluar, dalam hati cuma bilang, sampean iku pendatang dinegri ini belagu seperti itu, mau kejadian lagi karena gap antara rasa sampean yang memperlakukan pribumi seperti ini kerusuhan ras tahun 90 an terjadi lagi? bagaiamana tidak mungkin terjadi hal itu sangat mungkin terjadi ketika kita lihat bersama keadaan negri ini sekarang serba susah kalo disulut sedikit saja sekelompok manusia itu bisa jadi piranha.

hah itu cerita lain yang mengenai ras, namun baru saja saya mengalami ketidak enakan yang pahit :) berhubungan dengan pekerjaan saya,

Seorang membawa servisan yang sebenarnya kerusakannya sepele, saya sih tidak mengerjakan unit itu karena memang bukan kewenagan saya, saya hanya perantara yang memberikan kepada yang berwajib tapi bukan polisi. Terus terang saya belum pernah menemui orang dengan karakter seperti ini, namun saya tidak ingin lebih dalam menilai dia namun ingin menulis kejadian saja :).

wah saya gak berani nulis tapi intine orang itu aneh dan rewel sekantor saya dari saya sampai manager dibkinya ribut dan emosi jiwa , biar saya saja yang tau ceritanya daripada saya berbicara banyak mengenai diri orang dan bisa berubah ghibah dan bisa juga menebak nebak yang berakhir fitnah lebih baik gak usah aja dech,



 http://widiy.blogspot.com/
Baca selengkapnya

06 April, 2011

Review Buku Mantan Kiai NU Menggugat Tahlilan, Istighosah Dan Ziarah Para Wali

Review Buku Mantan Kiai NU Menggugat Tahlilan, Istighosah Dan Ziarah Para Wali

Tantangan baca buku dari Myquran


Mantan Kiai NU Menggugat Tahlilan, Istighosah Dan Ziarah Para Wali

Buku setebal lebih dari 600 halaman ini termasuk kontroversi selain membahas materi tahlilan yang umum dilakukan oleh masyarakat mulsim di Indonesia yang sudah sejak lama, mungkin bisa dibilang sejak islam ini diperkanalkan ke nusantara oleh para wali tradisi ini dimasukan kedalam ritual islam untuk menggantikan tradisi agama terdahulu hal ini terungkap dari dokumen tua yang ada dinegri sebrang tentang usaha pencegahan tradisi ini dan bukti adopsi ritual agama lain juga didapat dari kongres asia para penganut agama hindu yang mengucap syukur karena salah satu  ajaran mereka tentang peringatan kematian digunakan oleh islam yang kita kenal seperti sekarang ini hal lainyang membuat kontroversi adalah pemilihan judul,  namun dalam buku ini akhirnya terjawab sudah kenapa penerbit memilih judul ini.
Dalam buku dibahas masalah tahlilan, istighosah dan ziarah wali begitu rinci beserta bacaan, dan beberapa ritual atau tata cara dalam acara tersebut karena penulis memang mengakui mengenal betul amalan ini dan biasa melakukan amalan ini pada dahulunya malah sering menjadi pemimpin amalan ini jadi wajar beliau bisa menjelaskan point per point yang saya sendiri tidak mengetahui sebagai orang yang juga pernah melakukan amalan amalan itu , serta diulas berberapa ucapan ulama dan beberapa kitab namun yang saya sayangkan beberapa teks arab dalam penukilan kitab tidak disertakan  yang sebenarnya akan menambah nilai buku ini jika ditulis lengkap dengan redaksi arabnya.
Sebenarnya banyak hal baru yang saya dapatkan ketika membaca buku ini, setidaknya saya mengatahui mengapa amalan amalan ini jadi perselisiahan antara yang pro dan kontra, informasi ini akan kita dapatkan kalaulah kita bisa membuka pikiran kita lebih luas.
Diakhir buku ditulis riwayat penulis tentang riwayat pendidikan riwyat keorganisasian yang tujuanya tidak lain ingin menunjukan pemilihan judul buku itu bukan hanya niat provokasi untuk memancing membaca lebih jauh  saja namun ada  pembuktian dari title mantan yang disematkan dalam judul buku ini.
Akhir kata buku ini bagi saya buku yang cukup berat harus dibaca berulang ulang utnuk bisa memahami berbepa paragraph atau judul tiap bab, dan buku ini termasuk buku yang bikin panas kuping namun perlu untuk and baca agar anda mengetahui lebih dalam apa yang diperselisihkan oleh dua kubu antara yang pro amalan ini dan yang menolaknya.

Al faqir Nur Widiyanto
Surabaya, 06 April 2011


 http://widiy.blogspot.com/
Baca selengkapnya

04 April, 2011

Banyak Ilmu Tanpa Amal

Banyak Ilmu Tanpa Amal

Bencana…!! banyak berilmu namun tanpa amal

(dikutip dari buku : DARI MADINAH HINGGA KE RADIORODJA

(Mendulang Pelajaran Akhlak dari Syaikh Abdurrozzaq Al-Badr, hafizhahullah)

Oleh: Abu Abdil Muhsin Firanda

Mengenai Syaikh Abdurrozzaq, sebagaimana pengakuan sebagian teman yang pernah dekat dengan beliau, bahwasanya beliau bukanlah orang yang paling ‘alim di kota Madinah, bahkan bukan pula orang yang paling ‘alim di Universitas Islam Madinah, karena pada kenyataannya masih banyak ulama lain lebih unggul daripada beliau dari sisi keilmuan. Akan tetapi yang menjadikan beliau istimewa di hati para mahasiswa adalah perhatian beliau terhadap amal, takwa, dan akhlak. Hal ini tidak mengherankan karena seringkali wejangan-wejangan beliau tentang perhatian pada mengamalkan ilmu.

Selama kurang lebih 9 tahun, beliau mengajar sebuah kitab tentang adab karya Imam Al-Bukhari yang berjudul Al-Adab Al-Mufrad di masjid Universitas Islam Madinah, setiap hari Kamis setelah shalat Shubuh. Selama tiga tahun beliau mengajar kitab yang sama di Masjid Nabawi. Ini semua menunjukkan perhatian beliau terhadap adab dan akhlak mulia. Bahkan, saat beliau mengisi di Radiorodja dan waktu itu tidak ada materi yang siap untuk disampaikan, serta kebetulan salah seorang pembawa acara ingin ada pengajian khusus tentang tanya jawab dengan diberi sedikit mukadimah, maka beliau langsung setuju, dan mukadimah yang beliau bawakan adalah tentang pentingnya mengamalkan ilmu.


Orang yang Tidak Shalat Shubuh Berjamaah Bukanlah Penuntut Ilmu

Syaikh Abdurrozaq pernah mengunjungi suatu kampung yang terkenal memiliki banyak penuntut  ilmu. Maka beliau pun shalat di masjid tersebut. Di sana, beliau bertemu seorang kakek, lantas beliau berkata seraya memberi kabar gembira kepada sang Kakek, “Masya Allah, kampung Kakek banyak sekali penuntut ilmu.”

Tapi, sang Kakek malah menimpali dengan perkataan sinis, “Tidak ada tullabul ‘ilm (para penuntut ilmu) di kampung ini. Sebab, orang yang tidak shalat shubuh berjamaah bukan penuntut ilmu!”

Syaikh Abdurrozaq tertegun mendengar kalimat sang Kakek. Rupanya benar, banyak penuntut ilmu di kampung tersebut tidak menghadiri shalat shubuh berjamaah. Syaikh pun membenarkan perkataan sang Kakek, “Anda benar, bahwa ilmu itu untuk diamalkan. Bahkan bisa jadi kita mendapatkan seorang penuntut ilmu semalam suntuk membahas tentang hadits-hadits Nabi yang menunjukkan keutamaan shalat Shubuh secara berjamaah, bahkan bisa jadi dia menghafalkan hadits-hadits tersebut di luar kepalanya. Akan tetapi tatkala tiba waktu mengamalkan hadits-hadits yang dihafalkannya itu, dia tidak mengamalkannya, malah ketiduran, tidak shalat shubuh berjamaah.”

Memang benar bahwasanya tujuan dari menuntut ilmu adalah untuk diamalkan. Rasulullah saw. bersabda:

القُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ

Al-Quran akan menjadi hujjah (yang akan membela) engkau atau akan menjadi bumerang yang akan menyerangmu. (HR Muslim no 223)

Saya teringat nasihat Syaikh Utsaimin yang disampaikan di hadapan para mahasiswa Universitas Islam Madinah, bahwasanya ilmu itu hanya akan memberi dua pilihan, dan tidak ada pilihan ketiga, yaitu: [1] menjadi pembela bagi pemiliknya atau [2] akan menyerangnya pada hari kiamat jika tidak diamalkan.

Oleh karena itu, hendaknya seseorang tidak menuntut ilmu hanya untuk menambah wawasannya, tetapi dengan niat untuk diamalkan agar tidak menjadi bumerang yang akan menyerangnya pada hari kiamat kelak.

Marilah kita renungkan…!

Sudah berapa lama kita ikut pengajian?

Sudah berapa kitab yang kita baca?

Sudah berapa muhadhorah yang kita dengarkan?


Sungguh suatu kenikmatan ketika seseorang bisa aktif ikut pengajian, akan tetapi apakah kita siap untuk menjawab pertanyaan yang pasti akan ditanyakan kepada kita semua, sebagaimana yang dikabarkan Nabi saw.:

وعَنْ عِلْمِهِ, مَاذَا عَمِلَ فِيهِ؟

“Dia akan ditanyakan tentang ilmunya, apa yang telah diamalkan dari ilmunya?”

Syaikh Abdurrozzaq menjelaskan bahwa seseorang yang telah banyak mengumpulkan ilmu lantas tidak diamalkan maka hal ini menunjukkan ada niatnya yang tidak beres. Sungguh menyedihkan jika kita, ahlus sunah, yang seharusnya memberi perhatian besar terhadap ilmu akidah, baik penanaman akidah maupun pembenahan akidah-akidah yang menyimpang di masyarakat, namun ilmu akidah tidak tercermin pada amalan shalih kita.

Syaikh Abdurrozzaq berkata: “Aku ingin mengingatkan sebuah perkara yang terkadang kita melalaikannya tatkala kita mempelajari ilmu aqidah. Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata:

كُلُّ عِلْمٍ وَعَمَلٍ لاَ يَزِيْدُ الإِيمَانَ واليَقِيْنَ قُوَّةً فَمَدْخُوْلٌ، وَكُلُّ إِيمَانٍ لاَ يَبْعَثُ عَلَى الْعَمَلِ فَمَدْخُوْلٌ

Setiap ilmu dan amal yang tidak menambah kekuatan dalam keimanan dan keyakinan maka telah termasuki (terkontaminasi), dan setiap iman yang tidak mendorong untuk beramal maka telah termasuki (tercoreng).( Al Fawaid 86)

Maksud “telah termasuki” dari perkataan Ibnul Qoyyim  yaitu telah termasuki sesuatu; baik riya, tujuan duniawi, atau yang semisalnya, maka ilmu tersebut tidak akan bermanfaat dan tidak akan diberkahi. Oleh karena itu, niat yang baik merupakan perkara yang harus, baik dalam mempelajari akidah ataupun ilmu agama yang lain secara umum.

Jika seseorang mempelajari ilmu akidah hendaknya dia tidak mempelajarinya sekadar menambah telaah dan memperbanyak wawasan, tetapi hendaknya karena akidah merupakan bagian dari agama Allah yang diperintahkan Allah kepada para hamba-Nya, serta menyeru mereka kepada-Nya dan menciptakan mereka karena akidah dan dalam rangka merealisasikannya. Maka hendaknya ia berijtihad (berusaha keras) untuk memahami dalil-dalilnya dan ber-taqarrub kepada Allah dengan mengimaninya dan menanamkannya dalam hatinya. Jika dia mempelajari akidah dengan niat seperti ini maka akan memberikan buah yang sangat besar, dan akan memengaruhinya dalam perbaikan sikap, amal, dan akhlak dalam seluruh kehidupannya.

Jika seseorang mempelajari akidah hanya untuk jidal dan perdebatan, dengan tanpa memerhatikan sisi penyucian jiwa dengan keimanan, keyakinan, serta rasa tenang dengan akidah tersebut, maka tidak akan membuahkan hasil apa-apa.

Di antara contoh tentang perkara ini -- yang berkaitan dengan iman kepada melihat Allah di akhirat kelak -- sabda Nabi saw:

إِنَّكُمْ سَتَرَوْنَ رَبَّكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كَمَا تَرَوْنَ الْقَمَرَ ، لاَ تُضَامُونَ ـ وفي رواية:”لا تُضارُّون”، وفي رواية:”لا تُضَامُّون”ـ في رؤيته، فَإِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَلاَّ تُغْلَبُوْا عَلَى صَلاَةٍ قَبْلَ طُلُوْعِ الشَّمْسِ وّقَبْلَ غُرُوْبِهَا فَافْعَلُوا ، ثُمَّ قَرَأَ: وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ الْغُرُوبِ

Sesungguhnya kalian akan melihat Rabb kalian pada hari kiamat sebagaimana kalian melihat bulan. Kalian tidak akan tertutupi oleh awan, (dalam riwayat yang lain: kalian tidak akan saling mencelakakan;  dalam riwayat yang lain: kalian tidak akan saling berdesak-desakan), maka jika kalian mampu melaksanakan shalat sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam matahari maka lakukanlah.”

Kemudian Nabi membaca firman Allah:

وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ الْغُرُوبِ

Dan bertasbihlah sambil memuji Tuhanmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam(nya). (Q.S. Qaf: 39 )

Maksud Nabi adalah shalat Shubuh dan shalat Asar.

Perhatikanlah keterkaitan antara akidah dan amal. Nabi menyebutkan kepada para sahabat perkara akidah, yaitu beriman kepada melihat Allah. Lalu Nabi menyebutkan kepada mereka tentang amal yang merupakan buah dari akidah yang benar, maka Nabi berkata kepada mereka: “Jika kalian mampu untuk tidak terluputkan….”

Jika ada seseorang mempelajari hadits-hadits tentang iman kepada melihat Allah, lantas meneliti jalan hadits serta sanad-sanadnya, lalu dia mendebat para ahlul kalam dan membantah syubhat-syubhat seputar hal ini, kemudian ternyata dia begadang dan akhirnya meninggalkan shalat Shubuh, bisa jadi shalat Shubuh tersebut tidak ada nilainya di sisi-Nya. Sang muadzin telah mengumandangkan adzan untuk shalat, “As-Shalatu khairun minan naum,” (Shalat itu lebih baik dari pada tidur) namun kondisinya menunjukkan seakan-akan dia berkata, “Tidur lebih baik daripada shalat.” Maka, mana pengaruh akidah pada sikapnya?

Kita mohon kepada Allah keselamatan.

Orang seperti ini perlu memperbaiki niat dan tujuannya dalam mempelajari akidah agar bisa membuahkan hasil yang diharapkan, maka terwujudkanlah pengaruh yang baik yang barakah baginya. Seorang muslim semestinya mempelajari akidah karena itu adalah akidah dan agamanya yang Allah telah memerintahkan dia untuk mengamalkannya. Dan hendaknya dia bersungguh-sungguh agar ilmu akidahnya tersebut bisa memberi pengaruh pada diri, ibadah, dan taqarrub-nya kepada Allah.” (Tadzkiratul Mu’tasi Syarh Akidah, Al-Hafizh Abdul Ghaniy Al-Maqdisi; hal 21-22)

Marilah kita bercermin dan menginstropeksi diri kita, apakah dengan semakin bertambahnya ilmu kita demikian juga bertambah amalan kita? Ataukah bertambahnya ilmu justru membuat kita semakin malas dalam beramal? Bukankah kita masih ingat, di awal-awal mengenal pengajian, semangat kita begitu besar dalam menjalankan sunah-sunah Nabi, akan tetapi kenapa ada sebagian dari kita dengan semakin bertambahnya ilmu justru semakin sedikit beramal? Bahkan, ada pula sebagian kita setelah mengetahui beberapa amalan hukumnya sunah (mustahab) dan tidak wajib, malah terdorong untuk meninggalkan amalan tersebut. Bertambahnya ilmu justru mengantarkannya untuk meninggalkan amalan. Bukankah bisa jadi karena terbiasa meninggalkan amalan-amalan sunah akhirnya perkara-perkara yang wajib pun bisa ditinggalkan?

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah pernah berkata:

وَإِذَا أَصَرَّ عَلَى تَرْكِ مَا أُمِرَ بِهِ مِنْ السُّنَّةِ وَفِعْلِ مَا نُهِيَ عَنْهُ فَقَدْ يُعَاقَبُ بِسَلْبِ فِعْلِ الْوَاجِبَاتِ حَتَّى قَدْ يَصِيرُ فَاسِقًا أَوْ دَاعِيًا إلَى بِدْعَةٍ

“Seseorang jika terus meninggalkan sunah yang diperintahkan dan melakukan perkara yang terlarang maka bisa jadi dia dihukum (oleh Allah) dengan meninggalkan hal-hal yang wajib, hingga akhirnya bisa jadi ia menjadi orang fasik atau orang yang menyeru kepada bid’ah.” (Majmu’ Al-Fatawa 22/306)

Marilah kita cek hati dan ketakwaan kita, apakah dengan bertambah ilmu setelah sekian tahun ikut pengajian, maka ketakwaan dan keimanan kita semakin berkobar, ataukah malah semakin kendor? Jika ternyata kita semakin malas beramal dan semakin lemah iman kita maka ingatlah nasihat Syaikh Abdurrozzaq tadi bahwasanya niat kita selama ini ternyata terkontaminasi dan ternodai dengan penyakit-penyakit hati; baik riya, ujub, atau tujuan-tujuan duniawi lainnya.

Allahul musta’an.



Ilmu adalah Pohon, dan Amal adalah Buahnya

Para pembaca yang budiman, tahukah Anda bahwa ilmu bukanlah ibadah yang independen? Ilmu hanya disebut ibadah dan terpuji apabila ilmu tersebut membuahkan amalan. Jika ilmu tidak membuahkan amal maka jadilah tercela dan akan menyerang pemiliknya. Hal ini dijelaskan dengan tegas oleh Al-Imam Asy-Syathibi dalam kitabnya yang luar biasa Al-Muwafaqat. Beliau berkata:

أَنَّ كُلَّ عِلْمٍ لا يُفيد عَمَلاً؛ فَلَيْسَ فِي الشَّرعِ مَا يَدُلُّ عَلَى استِحسَانِه

“Semua ilmu yang tidak membuahkan amal maka tidak dalam syariat satu dalil pun yang menunjukkan akan baiknya ilmu tersebut.” (Al-Muwafaqat 1/74)

Oleh karena itu, semua dalil yang berkaitan dengan keutamaan ilmu dan penuntut ilmu semuanya harus dibawakan kepada ilmu yang disertai dengan amal.

Firman Allah:

قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الألْبَابِ (٩)

“Katakanlah: ‘Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakal-lah yang dapat menerima pelajaran. (Q.S. Az-Zumar: 9)

شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ وَالْمَلائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (١٨)

Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu), tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. (Q.S. Ali Imran: 18)

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ

Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. (Q.S. Al-Mujadalah: 11)

Demikian juga semisal hadits Nabi saw.:

من يُرِدِ اللهُ به خيرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّيْنِ

Barang siapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya maka Allah akan membuat dia faqih (paham) tentang ilmu agama.


Maksudnya adalah orang yang dikendaki kebaikan oleh Allah adalah orang yang diberi ilmu dan mengamalkan ilmunya. Adapun orang yang berilmu dan tidak mengamalkan ilmu maka tercela, karena jelas ilmunya akan menjadi bumerang baginya.

Asy-Syathibi rahimahullah membawakan banyak dalil yang menunjukkan akan hal itu. Beliau berkata: “Sesungguhnya ruh ilmu adalah amal. Jika ada ilmu tanpa amal maka ilmu tersebut kosong dan tidak bermanfaat. Allah telah berfirman:

إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ

Sesungguhnya yang takut kepada Allah adalah para ulama.
(Q.S. Fathir: 28)

Dan Allah juga berfirman:

وَإِنَّهُ لَذُو عِلْمٍ لِمَا عَلَّمْنَاهُ

Dan Sesungguhnya Dia mempunyai pengetahuan, karena Kami telah mengajarkan kepadanya. (Q.S. Yusuf: 68)

Qatadah berkata: “Maksudnya adalah لَذُو عَمَلٍ بِمَا عَلَّمْنَا  dia mengamalkan ilmu yang Kami ajarkan kepadanya…” (Al-Muwafaqat 1/75).

Dan yang paling menunjukkan akan hal ini adalah hadits Nabi saw:

لاَ تَزُوْلُ قَدَمَا الْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتىَّ يُسأَلَ عَنْ خَمْسِ خِصَالٍ”،

“Tidak akan bergerak kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai ditanya tentang lima perkara.” Di antara lima perkara tersebut yang disebutkan oleh Nabi saw.: وعَنْ عِلْمِهِ, مَاذَا عَمِلَ فِيهِ؟ “ Dia akan ditanyakan tentang ilmunya, apa yang telah diamalkan dari ilmunya?”

Pernah ada seseorang yang bertanya (masalah agama) kepada Abu Ad-Darda’, maka Abu Ad-Darda’ berkata kepadanya: “Apakah semua masalah agama yang kau tanyakan kau amalkan?” Orang itu menjawab: “Tidak.” Maka Abu Ad-Darda’ menimpalinya: “Apa yang engkau lakukan dengan menambah hujjah yang akan menjadi bumerang bagimu?” (Al-Muwaafaqaat 1/82 sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Abdil-Bar dalam Al-Jami’ no 1232).

Oleh karena itu, sungguh indah kesimpulan yang disampaikan oleh Asy-Syathibi dalam perkataannya: “Dan dalil akan hal ini (bahwasanya ilmu hanyalah wasilah untuk amal dan bukan tujuan) terlalu banyak. Semuanya memperkuat bahwa ilmu merupakan sebuah wasilah (sarana) dan bukan tujuan langsung jika ditinjau dari kacamata syariat. Akan tetapi, ilmu hanyalah wasilah untuk beramal. Maka semua dalil yang menunjukkan akan keutamaan ilmu hanyalah berlaku bagi ilmu yang disertai dengan amalan. Dan kesimpulannya bahwasanya seluruh ilmu syar’i tidaklah dituntut (dalam syariat) kecuali dari sisi sebagai sarana untuk mencapai sesuatu yaitu amal.” (Al-Muwafaqat 1/83-85)

Sungguh indah wasiat Al-Khathib al-Baghdadi kepada para penuntut ilmu:

إِنِّي مُوصِيكَ يَا طَالِبَ الْعِلْمِ بِإِخْلَاصِ النِّيَّةِ فِي طَلَبِهِ، وَإِجْهَادِ النَّفْسِ عَلَى الْعَمَلِ بِمُوجَبِهِ، فَإِنَّ الْعِلْمَ شَجَرَةٌ وَالْعَمَلَ ثَمَرَةٌ، وَلَيْسَ يُعَدُّ عَالِمًا مَنْ لَمْ يَكُنْ بِعِلْمِهِ عَامِلًا، ... وَمَا شَيْءٌ أَضْعَفُ مِنْ عَالِمٍ تَرَكَ النَّاسُ عِلْمَهُ لِفَسَادِ طَرِيقَتِهِ ، وَجَاهِلٍ أَخَذَ النَّاسُ بِجَهْلِهِ لِنَظَرِهِمْ إِلَى عِبَادَتِهِ ...

وَالْعِلْمُ يُرَادُ لِلْعَمَلِ كَمَا الْعَمَلُ يُرَادُ لِلنَّجَاةِ ، فَإِذَا كَانَ الْعَمَلُ قَاصِرًا عَنِ الْعِلْمِ، كَانَ الْعِلْمُ كَلًّا عَلَى الْعَالِمِ ، وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ عِلْمٍ عَادَ كَلًّا، وَأَوْرَثَ ذُلًّا، وَصَارَ فِي رَقَبَةِ صَاحِبِهِ غَلًّا ، قَالَ بَعْضُ الْحُكَمَاءِ: الْعِلْمُ خَادِمُ الْعَمَلِ، وَالْعَمَلُ غَايَةُ الْعِلْمِ

Aku memberi wasiat kepadamu wahai penuntut ilmu untuk mengikhlaskan niat dalam menuntut ilmu dan berusaha keras untuk mengamalkan konsekuensi ilmu. Sesungguhnya ilmu adalah pohon dan amal adalah buahnya. Seseorang tidak akan dianggap alim bila tidak mengamalkan ilmunya. Tidak ada yang lebih lemah dari kondisi seorang alim yang ditinggalkan ilmunya oleh masyarakat karena jalannya (yang kosong dari amal) dan seorang yang jahil yang diikuti kejahilannya oleh masyarakat karena melihat ibadahnya.”

Tujuan ilmu adalah amal, sebagaimana tujuan amal adalah keselamatan. Jika ilmu kosong dari amal maka ilmu itu akan menjadi beban (bumerang) bagi pemiliknya. Kita berlindung kepada Allah dari ilmu yang menjadi beban (bumerang) dan mendatangkan kehinaan, dan akhirnya menjadi belenggu di leher pemiliknya.

Sebagian ahli bijak berkata, “Ilmu adalah pembantu bagi amal, dan amal adalah puncak dari ilmu.”
(Iqtidhaul Ilmi Al-’Amal 14-15)



Semangat Beramal Mengalahkan Kelelahan dan Kelemahan


Syaikh Abdurrozaq bercerita, “Suatu ketika aku pernah shalat Tarawih di Masjid Nabawi. Dulu, setiap malam bulan Ramadhan, para imam Masjid Nabawi membaca tiga juz dari Al-Quran dangan bacaan tartil. Berbeda dengan sekarang di mana para imam hanya membaca satu juz. Ketika itu, aku shalat dan ternyata di hadapanku ada seorang dari Indonesia yang juga ikut shalat malam. Yang menarik perhatianku, ternyata orang tersebut kakinya buntung satu. Tatkala berdiri dia hanya bertopang pada satu kakinya. Sungguh menakjubkan, kita yang memiliki dua kaki merasa kelelahan menunggu imam menyelesaikan bacaan tiga juz dalam sepuluh rakaat, sementara orang Indonesia ini meskipun hanya bertopang pada satu kaki tetapi semangatnya yang begitu luar biasa; sama sekali tidak bergeming selama shalat, tidak terjatuh atau tertatih-tatih. Keimanan yang luar bisa yang menjadikannya kuat untuk bertahan berjam-jam melaksanakan shalat Tarawih.”

Kisah yang luar biasa ini beberapa kali saya dengar dari Syaikh tatkala memotivasi murid-muridnya untuk semangat beramal. Timbul kebanggaan dalam diri saya mengetahui orang yang beliau contohkan itu berasal dari Indonesia, namun sekaligus timbul rasa malu dalam diri saya, mengapa saya tidak semangat beribadah seperti orang yang buntung tersebut?



Manhaj Nabi??!!

Suatu ketika saat Syaikh mengisi pengajian, ada orang yang bertanya kepada beliau, “Ya Syaikh, bagaimanakah manhaj Nabi?”

Pertanyaan ini unik karena diajukan saat santer-santernya fitnah tahdzir-mentahdzir di Arab Saudi, dan orang tersebut tentunya berniat baik ingin mengetahui bagaimanakah manhaj yang benar sehingga ia bisa berada di atas manhaj yang lurus sehingga selamat di tengah badai tahdzir dan fitnah. Namun, apa jawaban Syaikh?

Beliau berkata, “Manhaj Nabi sudah jelas dan diketahui. Nabi bangun tengah malam lantas shalat malam. Menjelang shubuh beliau bersahur, lalu beristighfar menunggu shubuh. Kemudian beliau shalat Shubuh berjamaah. Setelah itu beliau duduk di masjid, berdzikir hingga waktu syuruq, lalu shalat dua rakaat. Jika tiba waktu dhuha beliau shalat Dhuha, dan seterusnya. Beliau bersedekah, mengunjungi orang sakit, membantu orang yang kesusahan, menjamu tamu… dan seterusnya. Manhaj beliau ma’ruf.”

Demikian kira-kira jawaban beliau. Jawaban yang mengingatkan sebagian kita yang menyukai tahdzir-mentahdzir agar jangan lupa beramal. Jangan sampai kita yang mengaku di atas manhaj yang benar dan memberikan porsi yang besar terhadap manhaj, lantas lalai dari beramal shalih. Jangan sampai kita yang semangat mentahdzir kesalahan orang lain, ternyata orang yang kita tahdzir tersebut lebih perhatian terhadap amal daripada kita.

Saya teringat nasihat Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah terhadap orang yang suka mentahdzir tapi kurang suka beramal, sementara orang yang ditahdzir justru lebih semangat dalam beramal.

Ibnu Taimiyyah berkata, “Dan banyak orang-orang yang mengingkari bid’ah-bid’ah ibadah dan adat, engkau dapati mereka muqashir (kurang) dalam mengerjakan sunah-sunah dari hal yang berkaitan dengan ibadah, atau dalam ber-amar makruf, menyeru manusia untuk mengerjakan sunah-sunah tersebut (yang berkaitan dengan ibadah). Dan, mungkin saja keadaan mereka, yang mengingkari bid’ah namun tidak mengerjakan banyak sunah Nabi, justru lebih buruk dari keadaan orang yang melakukan ibadah yang bercampur dengan suatu kemakruhan (Maksud ibnu Taimiyyah dengan kemakruhan di sini adalah kebid’ahan sebagaimana sangat jelas dalam penjelasan beliau sebelumnya-pen). Bahkan, agama itu adalah amar makruf dan nahi mungkar, dan tidak bisa tegak salah satu dari keduanya kecuali jika bersama dengan yang lainnya. Maka tidaklah dilarang suatu kemungkaran kecuali diperintahkan suatu kemakrufan.” (Iqtidho’ As-Shirootil Mustaqiim II/126.)

Madinah, 19 04 1432 H / 24 03 2011 M
Abu Abdilmuhsin Firanda
www.firanda.com
http://widiy.blogspot.com/

------------------ ////////////////----------------------------
Akhirnya kita harus berkaca ulang apa-apa yang telah kita pelajari sudahkah kita amalkan ? pertanyaan yang tidak perlu dijawab sekarang namun renungkanlah !
Baca selengkapnya

02 April, 2011

Menu Baru di BLogspot

logger currently offers five dynamic views for its public blogs. These views are only accessible if allowed for by the blog author.

  • Flipcard: available at [blogURL]/view/flipcard

  • Mosaic: available at [blogURL]/view/mosaic

  • Sidebar: available at [blogURL]/view/sidebar

  • Snapshot: available at [blogURL]/view/snapshot

  • Timeslide: available at [blogURL]/view/timeslide

  • As an example, the URL for accessing the Sidebar view for Blogger Buzz would be http://buzz.blogspot.com/view/sidebar.
    These views require modern browsers such as Internet Explorer 8+, Firefox 3.5+, Chrome or Safari. Many elements of these views will not work should you have an older browser.
    In all views, search is available in the upper right hand corner. Clicking on the ">" arrow in the very top left of the header bar will slide the header bar across and allow you to choose different views for the current blog as well as type in a new blog URL.
    There is also a feedback link for each view.

    Flipcard

    • Mouse over any of the cards to see the post title and comment count. As you scroll down, additional posts will continue to load.
    • Click on a card to see the post in full view. You can navigate through the posts using J (older post) and K (newer post) or the arrow keys. Hit escape or click Back to all posts to return to the Flipcard view.
    • In the upper left, click to sort by Date, Author and Category.

    Mosaic

    • Clicking on an individual tile will expand that post to the full width of the view, and clicking again will collapse the post back into its original position.
    • The exact position of the tiles is randomly determined each time the blog loads, but they will appear chronologically from top left to bottom right.
    • Once a tile is expanded, you can page down by using the "up" and "down" arrow keys as well as J and K.
    • This view is optimized for the tablet viewing, and supports screen rotation.

    Sidebar

    • Optimized for quick reading and browsing.
    • Left sidebar is list of chronological posts, with comment counts and thumbnails for individual posts.
    • J and K arrow keys will navigate through the posts, and comments can be displayed on the same page by clicking the Show link.

    Snapshot

    • This view will display only the posts which have images.
    • Clicking through any photo will display the full post page, with naviagtion links at the bottom for Newer and Older posts
    • Mousing over any photo will display a post snippet

    Timeslide

    • This view breaks the blog content down into three different areas:
      • Left column: Enlarged picture with a post snippet, title, and snipppet displayed in chronological order
      • Middle column: Displays just the post title and snippet
      • Right column: Displays just the individual post titles
    • When searching for posts in this view, the results will be highlighted.
    For more information, please take a look at our article on Dynamic Views for Authors.


    Asik bisa lihat smua blog dengan enteng tanpa beban widget dan macem macaem yang tidak diperlukan, :)
     http://widiy.blogspot.com/
    Baca selengkapnya

    Densus 88 Hina Simbol Islam Saat Latihan Simulasi Bom



    Jakarta – Densus 88 Polda Jatim yang menggelar simulasi penanganan bom di kereta komuter dari Stasiun Wonokromo ke Stasiun Gubeng hari Kamis kemarin mendapat kecaman saat latihan anti teroris.
    Kecaman itu bermunculan karena mereka menggunakan properti kotak bom bertuliskan 'Jihad Fisabilillah Demi Kebenaran' dan juga menggunakan teriakan takbir dari orang yang digambarkan sebagai teroris.
    "Secara tidak langsung, polisi Jawa Timur telah sengaja dan terus terang menganggap bahwa seluruh ummat Islam adalah teroris," kecam  Koordinator  Indonesian Crime Analyst Forum (ICAF) Pusat, Mustofa B Nahrawardaya, Jumat (25/3/2011). Hal itu sungguh melukai hati umat.
    Dia berpendapat, cara-cara seperti itu harus dihentikan karena jika tidak, justru akan menimbulkan persoalan baru.
    "Presiden sudah saatnya menegur keras terhadap Polda Jatim maupun lembaga yang terlibat dalam simulasi itu. Jika tidak, Presiden bisa dianggap terlibat langsung atau pun tidak langsung terhadap penggunaan simbol Islam yang dipakai dalam simulasi," jelasnya.
    Mustofa pun mengingatkan agar polisi tidak usah menunggu reaksi besar umat Islam, mengingat penyalahgunaan simbol tersebut jelas menyalahi etika kerukunan beragama di Indonesia. Aparat yang digaji oleh masyarakat, tidak selayaknya berbuat semena-mena, dan apalagi tidak mengindahkan tata krama kehidupan yang berlandaskan Pancasila.
    "Bahwa cara-cara seperti ini, bisa jadi memang disengaja untuk memancing kemarahan umat, demi meneguk keuntungan sesaat. Oknum-oknum yang terlibat dalam peristiwa ini, harus diberi sangsi keras berdasar UU yang berlaku," jelasnya.
    Jika tidak ada permintaan maaf, sama saja polisi mengajak umat Islam untuk berperang dengan warga sendiri. Ini tidak akan mendukung upaya pemerintah yang konon akan memerangi terorisme, karena dengan model seperti polisi jawa Timur itu, justru akan memunculkan teroris model baru.
    "Pemerintah hendaknya sensitif terhadap persoalan kehidupan beragama masyarakat, dan bukan malah mengobok-obok kerukunan yang sudah ada," tegas Mustofa.
    Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Untung S Radjab meminta kepada masyarakat untuk tidak mempersepsikan secara keliru terhadap simulasi anti teror yang digelar di atas kereta api. Properti simulasi menurutnya tidak menggunakan simbol-simbol Islam.
    Padahal sungguh jelas sekali hal itu menyangkut tentang simbol dalam Islam yaitu salah satu syariat mengenai Jihad Fisabilillah. (Redaksi HASMI/Detik)





    Hah ada saja ulah mereka, saya termasuk orang yang mendukung teroris itu diberhangusnkan dan ditindak tegas, namun kelakuan anak didikan USA ini sudah secara terang terangan menjadikan kelompok islam sebagai target mereka, Pemerintah harus tegas dalam hal seperti ini, jangan sampai ada gesekan dengan muslim yang merasa terlecehkan,


    Dihati para muslim sejati itu ada satu bongkah kebanggan yang jangan kalian utak atik apalagi kalian nistakan, jika kalian siap hidup kami lebih siap mati !
     http://widiy.blogspot.com/
    Baca selengkapnya
    Diberdayakan oleh Blogger.