17 Oktober, 2008

Gelisah Karena Krisis Global ?

Gelisah Karena Krisis Global ?

Menyikapi krisis global saat ini, banyak orang yang gelisah, khawatir dan stress. Sikap ini tidaklah menyelesaikan masalah. Bahkan, boleh jadi memperumit dan menambah masalah.
Inilah penyakit jiwa. Apabila melihat sesuatu yang tidak disepakati oleh hawa nafsunya, muncul kelah kesah sebagaimana firman Allah:
Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ditimpa kesusahan, ia berkeluh kesah. Dan apabila mendapat kebaikan, ia amat kikir. (QS. Al- Ma'arij: 19 - 21).

Kiranya tidak ada jalan keluar dari segala kesulitan dan kesempitan hidup melainkan kembali kepada hukum Allah. Semoga penjelasan dibawah ini membantu memecahkan masalah.
1. Pemegang Kunci Rizki
Harus kita maklumi, semua peristiwa yang terjadi seperti kenaikan BBM, krisis global atau apapun yang akan terjadi, telah ditentukan oleh Allah. Tidak mungkin kita akan luput dari takdir-Nya.
Katakanlah: Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. (QS. At-Taubah: 51).
Kita harus yakin pula, sesulit apa pun kondisi kita, tetap saja Allah yang menanggung rizki hamba-Nya:
Dan tidak ada satu pun binatang melata di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rizkinya. (QS. Hud: 6).
Karena itu, kita tidak boleh khawatir tidak mendapatkan rizki. Allah Maha Kaya, senantiasa memberi rizki hamba-Nya.
Dan Engkau beri rizki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas). (QS. Ali Imran: 27).
Kita dilarang bunuh diri, membunuh anak, atau membatasinya lantaran khawatir tidak mendapat rizki. Allah berfirman,
Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Kamilah yang akan memberi rizki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa besar. (QS. Al-Isra: 31).
Rizki, pada akhir zaman akan melimpah, walaupun banyak manusia mengeluh karena ganti harga. Dari Abu Musa radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
Manusia akan menjumpai waktu, yang saat itu ada seseorang yang menawarkan sedekahnya berupa emas, namun tidaklah ia menjumpai orang yang mau menerimanya.1
Perlu dimaklumi, kekayaan bukanlah tolok ukur kebahagiaan. Sebaliknya, kemiskinan bukanlah tanda kehancuran. Akan tetapi keduanya merupakan ujian.
Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami uji mereka dengannya. Dan karunia Rabbmu lebih baik dan lebih kekal. (QS. Thaha: 131).
Prinsip ini harus kita pahami agar kita menyadari, kenikmatan dunia suatu saat dapat menjadi sebab kehancuran manusia apabila tidak disertai iman. Tidak sedikit orang yang memiliki kedudukan dan kekayaan dunia justru menjadi kehancuran karena sombong serta menjadi pelopor penindasan dan perbuatan jahat. Lihatlah Raja Firaun dan orang kafir pada zaman dahulu dan sekarang. Bahkan anak mereka pun ikut menjadi perusuh, pemabuk, penjudi, pezina, dan pencuri. Allah mengabadikan semboyan mereka dalam Al-Quran:
Dan mereka berkata, Kami lebih banyak mempunyai harta dan anak-anak (daripada kamu) dan kami sekali-kali tidak akan diadzab. (QS. Saba': 35).

2. Penghalang Rizki
Benar, kita harus mengimani takdir. Tetapi harus diketahui, musibah atau takdir yang jelek tidaklah terjadi melainkan karena ulah manusia yang jelek.
Dan apa pun musibah yang menimpamu, itu disebabkan perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). (QS. Asy-Syura: 30).

Adapun penghalang rizki Allah sebagai berikut:
1. Mengingkari nikmat Allah
Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tentram, rizkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat. (QS. An-Nahl: 113).

2. Bakhil dan kikir
Perhatikan surat Al-Qalam ayat 17 - 33 berikut:
Sesungguhnya kami telah menguji mereka (musyrikin Makkah) sebagaimana kami telah menguji pemilik-pemilik kebun. Ketika mereka bersumpah bahwa mereka sungguh-sungguh akan memetik (hasil)nya di pagi hari, dan mereka tidak menyisihkan (hak fakir miskin). Lalu kebun itu diliputi malapetaka (yang datang) dari Rabbmu ketika mereka sedang tidur.
Maka jadilah kebun itu hitam seperti malam yang gelap gulita. Lalu mereka panggil memanggil di pagi hari, Pergilah di waktu pagi (ini) ke kebunmu jika kamu hendak memetik buahnya. Maka pergilah mereka saling berbisik-bisik: Pada hari ini janganlah ada seorang miskin pun masuk ke dalam kebunmu.
Dan berangkatlah mereka di pagi hari dengan niat menghalangi (orang-orang miskin) padahal mereka (menolongnya). Tatkala mereka melihat kebun itu, mereka berkata, Sesungguhnya kita benar-benar orang-orang yang sesat (jalan), bahkan kita dihalangi (dari memperoleh hasilnya).
Berkatalah seorang yang paling baik pikirannya di antara mereka, Bukankah aku telah mengatakan kepadamu, hendaklah kamu bertasbih (kepada Rabbmu)? Mereka mengucapkan, Maha Suci adalah orang-orang yang zhalim. Lalu sebagian mereka menghadapi sebagian yang lain seraya cela-mencela. Mereka berkata,
Aduhai celakalah kita. Sesungguhnya kita orang-orang yang melampaui batas. Mudah-mudahan Rabb kita memberikan ganti kepada kita dengan (kebun) yang lebih daripada itu. Sesungguhnya kita mengharapkan ampunan Rabb kita.
Seperti itulah adzab (dunia). Dan sesungguhnya adzab akhirat lebih besar, jika mereka mengetahui.
Dijelaskan dalam ayat-ayat di atas, Allah menghancurkan tanaman pemilik kebun yang sengaja menghalangi hak fakir miskin. Kami anjurkan pembaca sudi membaca tafsari ayat-ayat tersebut. Mudah-mudahan menjadi obat-obat penyembuh penyakit bakhil (kikir).
3. Tidak mau membantu anak yatim dan orang miskin
Perhatikan keluhan orang yang mendapatkan rizki hanya sedikit. Allah dituduh menghinanya, padahal merekalah yang menghina dirinya sendiri, karena tidak mengeluarkan sebagian harta yang menjadi hak orang fakir dan miskin.
Adapun bila Rabbnya mengujinya lalu membatasi rizkinya maka dia berkata, "Rabbku menghinakanku. Sekali-kali ktidak (demikian), sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim, dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin, dan kamu memakan harta pusaka dengan cara mencampur-baurkan (yang halal dan yang batil), dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan. (QS. Al-Fajr: 16 - 20).
4. Tidak amanat atas rizki yang Allah berikan
Membelanjakan harta untuk kemaksiatan atau tidak ada gunanya atau kepada orang yang tidak bisa memegang amanat. Misalnya menuruti kemauan istri dan anak atau hawa nafsunya tanpa melihat bermanfaat atau tidak. Karena itu, pemegang harta dan kekayaan hendaknya memperhatikan wasiat
Allah di dalam kitab-Nya,
Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkan kepada mereka kata-kata yang baik. (QS. An-Nisa: 5).
Dan jika Allah melapangkan rizki kepada hamba-hamba-Nya, tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat. (QS. Asy-Syura: 27).
5. Banyak kemaksiatan
Imam Al-Albani berkata, Maksiat adalah penyebab paceklik, kemiskinan, dan musibah. Lalu membawakan hadits Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam,
Tidaklah nampak perbuatan keji pada suatu kaum melainkan Allah akan menimpakan kepada mereka kehancuran.2
6. Enggan menunaikan zakat
Orang yang enggan mengeluarkan zakat, Allah akan menumpakan atas negeri itu paceklik. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
Dan tidaklah suatu kaum enggan membayar zakat, melainkan Allah menahan hujan atas mereka.3

Bersambung InsyaAllah
________________________________________
Catatan Kaki
…1 HR. Bukhari 2/513, Muslim 2/700, Ibnu Hibban 15/173, Sunan Kubra 6/358, dan lainnya.
…2 HR. Al-Hakim 2/126, Al-Baihaqi 3/346, Al-Bazzar 3299. Lihat Silsilah Ash-Shahihah 1/219.

…3 HR. Al-Hakim 2/126, Al-Baihaqi 3/346, Al-Bazzar 3299. Lihat Silsilah Ash-Shahihah 1/219.
________________________________________

DiSesuaikan dan Dikutip dari majalah Al Furqon 03/V/1425H hal 7 - 9.

Sumber : http://blog.vbaitullah.or.id/2006/01/02/669-gelisah-karena-bbm-naik-12/

Bagikan

Jangan lewatkan

Gelisah Karena Krisis Global ?
4 / 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.

SILAHKAN BERKOMENTAR UNTUK KASIH MASUKAN

Diberdayakan oleh Blogger.