01 Februari, 2009

Perang Pemikiran

PERANG PEMIKIRAN Via Sinetron

Akhir-akhir ini banyak pergeseran makna yang terjadi dimasyarakat mulai dari orang-orang dewasa hingga anak-anak kecil, banyak makna "baik dan buruk" dalam masyarakat itu banyak berubah.
Tak lain dan tak bukan peran yang dilakukan TV sekrang telah banyak "menggeser" makna ketimuran masyarakat indonesia "melenceng" jauh meninggalkan rell yang semestinya jadi tumpuan perjalanan hidup ini.
Bisa kita lihat masyarakat disekitar kita, bagaiamana keseharian ibu-ibunya, bapak, serta anak-anak, tabiat kelakuan bahkan pola pikir mereka adalah hasil doktrin yang dilakukan tayangan-tayangan di TV

Pernah bahkan sering saya temui "tontonan" TV itu pindah di alam nyata ini, ini sebagai tanda bahwa memang alam masyarakat kita memang demikian atau karena keberhasilan perang pemikiran yang dilakukan TV dengan sinetron dan tanyangan-tayangan lainnya?

Perilaku POLOS anak
Yang membuat saya miris adalah perilaku anak-anak kecil yang dalam otak mereka telah dijejalkan berbagai kebusukan budaya-budaya barat, sehingga pada suata hari saya berjalan disalah satu gang kecil dikota surabya melihat anak-anak kecil bergoyang tak karuan sambil berkata-kata yang intinya siapa yang lebih mirip dengan tayangan yang semalam mereka tonton bersama orang tua mereka, mereka berkumpul lebih dari 3-4 oranag anak, mereka berjoget heboh antara anak laki dan perempuan itu bergiliran satu sama lain sambil nyanyi-nyanyi lagu-lagu.
Mereka belum bisa memilah dan memisahkan mana yang pantas dilakukan yang mereka tau adalah itu biasa mereka lihat dan orang tua mereka tidak memberikan respon apa-apa terhdap hal itu.

Pola pikir generasi muda masa depan
sekrang giliran kita melihat generasi kakak mereka, tak jauh dari itu pikiran mereka banyak dipengaruhi oleh tanyangan-tanyangan TV, pola bergaul mereka, pola bicara, pergaulan bebas, dan semisalnya, dalam benak mereka tertananam kurang lebih mungkin seperti yang mereka lihat di TV "ginilah cara hidup remaja" pacaran, miras, narkoba, seks mereka dapatkan semua di TV, hingga sering saya dengar pacaran gak gini, gak gitu gak asik,,, hari ini masih jomblo, hari gini belum gituan? apa kata dunia? mereka tungkini tidak sadar sedang ngapain, menirukan apa, mereka anggap itu sudah biasa dan umum.
sedang hasil dari pemikiran yang demikain adalah jumlah penyimpangan perilaku seks yang belum pantas mereka lakukan yang selama ini diberitakan dimedia betapa besar efeknya sebagian besar pelajar indonesia pernah bermain-main dengan lawan jenis mereka dalam hal seks, yang berujung pada hamil diluar nikah dan akhirnya adalah aborsi yang akhir-akhir ini banyak diberitakan di media bahkan ada yang sempat merekam aborsi salah seorang siswi, yang santer akhir-akhir ini diberitakan media,

mau dibawa masyarakat ini jika 2 generai yang akan datang demikian? dalam pemikiran mereka banyak terkontaminasi pemikiran-pemikiran yang salah dan tidak baik untuk mereka sendiri

kita tengok orang dewasanya, bagaiamana orang dewasa hubungannya dengan semua ini?
kita lihat banyak ibu-ibu yang berada dirumah mengahbiskan waktu mereka di depan TV menonton Sinetron tidak jarang mereka melupakan kewajiban mereka terhadap keluarga, dan banyak pemikiran mereka dalam menyelesaikan, menanggapi masalah mereka adopsi dari tanyangan sinetron yang mereka tonton.
Berapa banyak korban karena cerita dan sinetron percintaan romeo dan juliet dan kisah-kisah semisal? banyak yang nekad mengakhiri hidup karena kecewa karena cinta, tekanan hidup, desa tempat saya tinggal tidak luput dari gejolak itu, masyarakt yang jauh dari kota seharusnya masih bisa memegang kata "tabu dan sakral" namun karena pemikiran mereka banyak terpengaruhi oleh TV maka sebagai contoh dalam rumah tangga mereka terapkan, mereka begitu gampang bilang ceria dengan alasan yang sepele, yang seharusnya masih bisa dipecahkan bersama.

Begitu besar gejolak yang disebabkan oleh tayangan-tanyangan itu disekitar kita, sehingga kita dituntut untuk lebih bisa memfilter dan menyampaiakan kepada keluarga kita yang pantas dan sesuai porsi yang pantas mereka konsumsi.

Bagikan

Jangan lewatkan

Perang Pemikiran
4 / 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.

SILAHKAN BERKOMENTAR UNTUK KASIH MASUKAN

Diberdayakan oleh Blogger.