22 September, 2011

Mutiara Salaf 2




  1. Tidaklah lurus suatu ucapan kecuali dia barengi dengan perbuatan, dan tidaklah lurus ucapan dan perbuatan kecuali dibarengi niat yang IKHLAS, dan tidaklah lurus ucapan,perbuatan,dan niat kecuali dibarengi dengan mengikuti SUNNAH sesuai pemahaman yang lurus
  2. Dari Abu Qilabah rahimahullah, beliau berkata: “Tidak ada seseorang yang mengadakan suatu kebid’ahan melainkan suatu saat dia akan menganggap halal menghunus pedang (menumpahkan darah kaum muslimin, atau memberontak kepada pemerintah).” (Al-I’tisham, 1/112, Ad-Darimi, 1/58 no.99)'
  3. Al-Imam Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah berkata:  “Apabila air laut telah meluap menerobos ke daratan, maka siapakah yang sanggup membendungnya?!” (Beliau inginkan dengan perkataan ini untuk memberi peringatan terhadap banyaknya kemungkaran)   (Mawa’izh Al-Imam Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah, hal. 90)
  4. Al-Imam Al-Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah berkata:  “Menangislah kalian atas orang-orang yang ditimpa bencana. Jika dosa-dosa kalian lebih besar dari dosa-dosa mereka (yang ditimpa musibah, red), maka ada kemungkinan kalian bakal dihukum atas dosa-dosa yang telah kalian perbuat, sebagaimana mereka telah mendapat hukumannya, atau bahkan lebih dahsyat dari itu.” (Mawa’izh Al-Imam Al-Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah, hal. 73)
  5. “Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala benar-benar menjanjikan adanya ujian bagi hamba-Nya yang beriman, sebagaimana seseorang berwasiat akan kebaikan pada keluarganya.” (Mawa’izh Al-Imam Al-Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah, hal. 111)
  6.  “Tidak ada musibah yang lebih besar dari musibah yang menimpa kita, (di mana) salah seorang dari kita membaca Al-Qur’an malam dan siang akan tetapi tidak mengamalkannya, sedangkan semua itu adalah risalah-risalah dari Rabb kita untuk kita.” (Mawa’izh Al-Imam Al-Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah, hal. 32)
  7. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata:  “Seorang mukmin itu berbeda dengan orang kafir dengan sebab dia beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya, membenarkan apa saja yang dikabarkan oleh para Rasul tersebut, menaati segala yang mereka perintahkan dan mengikuti apa saja yang diridhai dan dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan bukannya (pasrah) terhadap ketentuan dan takdir-Nya yang berupa kekufuran, kefasikan, dan kemaksiatan-kemaksiatan. Akan tetapi (hendaknya) dia ridha terhadap musibah yang menimpanya bukan terhadap perbuatan-perbuatan tercela yang telah dilakukannya. Maka terhadap dosa-dosanya, dia beristighfar (minta ampun) dan dengan musibah-musibah yang menimpanya dia bersabar.”(Makarimul Akhlaq, Syaikhul Islam Taqiyuddin Ahmad bin Taimiyyah, hal. 281)
  8. Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertaqwa. Mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki pada sisi Rabb mereka.Demikianlah balasan orang-orang yang berbuat baik. Azzumar: 33-34
  9. Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menjadikan kunci bagi setiap kebaikan dan kejelekan, kunci dan pintu untuk masuk kepadanya sebagaimana Allah jadikan kesyirikan, kesombongan, berpaling dari apa yang disampaikan Allah kepada Rasul-Nya, dan lalai dari dzikir terhadap-Nya dan melaksanakan hak-Nya sebagai kunci ke neraka, sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala jadikan
  10. Khamr sebagai kunci segala dosa. Dia jadikan nyanyian sebagai kunci perzinaan, Dia jadikan     melepaskan pandangan pada gamba-gambar sebagai kunci kegelisahan dan kegandrungan, Dia jadikan kemalasan dan kesantaian sebagai kunci kerugian dan luputnya segala sesuatu, Dia jadikan kemaksiatan-kemaksiatan sebagai kunci kekufuran, Dia jadikandusta sebagai kunci kenifakan (kemunafikan -ed), Dia jadikan  kekikiran dan ketamakan sebagai kunci kebakhilan, memutus silaturahim, serta mengambil harta dengan cara yang tidak halal dan Dia jadikan Berpaling dari apa yang dibawa Rasul sebagai kunci segala kebid’ahan dan kesesatan.
  11.  Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapa yang membuat Allah murka karena ingin memperoleh ridha manusia, maka Allah akan murka padanya dan Allah menjadikan orang yang ingin ia peroleh ridhanya dengan membuat Allah murka itu akan murka padanya. Dan siapa yang membuat Allah ridha sekalipun manusia murka padanya, maka Allah akan ridha padanya dan Allah menjadikan orang yang memurkainya dalam meraih ridha Allah itu akan ridha pula padanya, sampai-sampai Allah akan menghiasi si hamba dan menghiasi ucapan dan amalannya di mata orang yang semula murka tersebut.” (HR. Ath Thabrani)
  12.  Jika engkau bisa, jadilah seorang ulama. Jika engkau tidak mampu, maka jadilah seorang penuntut ilmu. Bila engkau tidak bisa menjadi seorang penuntut ilmu, maka cintailah mereka. Dan jika kau tidak bisa mencintai mereka, janganlah engkau benci mereka....” [ ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz rahimahullah – (61 – 101 H) ] [ Khalifah 8 Bani Umayyah – (99 – 101 H) ]
  13.  Ibnul Jauzy berkata, "Demi Allah, Ingatlah wajib atas kalian untuk memperhatikan jalan hidup salaf serta menelaah tulisan-ti;isan mereka dan kabar-kabar mereka. Sungguh memperbanyak dalam menelaah kita-kitab mereka adalah seperti melihat mereka"
  14.  Imam asy-Syafi'i berkata: ”Jika kalian mendapatkan di dalam kitabku apa yang bertentangan dengan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka berkatalah dengan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan tinggalkanlah apa yang ...aku katakan.” (Al-Harawi di dalam Dzammul Kalam,3/47/1)
  15.  Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu, beliau berkata: "Ilmu itu lebih baik daripada harta, ilmu akan menjagamu sedangkan kamulah yang akan menjaga harta. Ilmu itu hakim (yang memutuskan berbagai perkara) sedangkan harta adalah yang di...hakimi. Telah mati para penyimpan harta dan tersisalah para pemilik ilmu, walaupun diri-diri mereka telah tiada akan tetapi pribadi-pribadi mereka tetap ada pada hati-hati manusia"
  16. Aun bin Abdillah berkata "Perhatian seorang hamba terhadap dosanya akan mendorongnya untuk meninggalkan dosa itu. Dan penyesalan atas dosa itu adalah kunci untuk bertaubat. seorang hamba senantiasa memperhatikan dosa yang dilakukannya sehingga hal itu menjadi lebih bermanfaat baginya dari pada sebagian kebaikan-kebaikannya "(diriwayatkan oleh abu nuaim)
  17. Dari Anas ra, Nabi SAW bersabda, " Seorang Mukmin (sejati) itu adalah orang yg manusia aman darinya, dan seorang Muslim (sejati) itu adlh orang yg kaum Muslimin selamat dr lidah dan tangannya, dan sorang muhajir (sejati) itu adlh orang yg meninggalkan keburukan. Demi Dzat yg jiwaku ada di TanganNya, tidaklah masuk surga seorang hamba yg tetangganya tdk merasa aman dr kejahatannya." [HR Ahmad]
  18. Dari Abu Musa ra, Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah membentangkan TanganNya pada malam hari agar orang yang berbuat dosa pada siang hari bertaubat dan membentangkan TanganNya pada siang hari agar orang yang berbuat dosa pada malam harinya bertaubat, sampai matahari terbit dari tempat terbenamnya." [ HR Muslim dan an-Nasa'i]
  19. Dari Abu Dzar ra, Rasulullah SAW bersabda, " Senyummu di hadapan saudaramu (seagama) adalah sedekah bagimu, dan amar ma'ruf dan nahi munkarmu adalah sedekah. Bimbinganmu terhadap orang yang berada di dalam kesesatan adalah sedekah, dan menyingkirkan gangguan, duri dan tulang dari jalanan bagimu adalah sedekah, serta menuangkan isi timbamu kepada timba saudaramu adalah sedekah." [HR at-Tirmidzi]
  20.  Dari Abu Sa'id al Khudri dan Abu Hurairah, dari Nabi SAW, beliau bersabda, " Tidaklah menimpa seorang Mukmin berupa rasa lelah, sakit, gelisah, kesedihan, gangguan dan rasa duka, sampai-sampai duri yang menusuknya; kecuali Allah hapuskan sebagian dari dosa-dosanya dengan sebab musibah itu." [HR Bukhari]
  21. Dari Ulay bin Rabah, dia mengatakan, Aku pernah mendengar Amr bin Ash ra mengatakan, 'Kalian memasuki waktu pagi dan sore hari dlm keadaan menginginkan apa yg justru ditinggalkan oleh Rasulullah SAW. Kalian menjadi orang yg suka pd dunia sementara Rasulullah SAW zuhud padanya. Demi Allah, tidaklah suatu malam datang kp...d Rasulullah SAW, kecuali tanggungan beliau lebih banyak drpd harta yg beliau punya'." [HR Ahmad]
  22. Dari Abdullah bin Mas'ud ra, ia berkata, Rasulullah SAW telah bersabda, "Maukah aku kabarkan kepada kalian tentang orang yang haram atas neraka, atau orang yang mana neraka haram atasnya ? Yaitu setiap orang yang dekat (kepada orang lain), lunak, lagi berakhlak halus." [HR at-Tirmidzi]
  23. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku akan menjamin sebuah rumah di dasar surga bagi orang yang meninggalkan debat meskipun dia berada dalam pihak yang benar. Dan aku menjamin sebuah rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta meskipun dalam keadaan bercanda. Dan aku akan menjamin sebuah ...rumah di bagian teratas surga bagi orang yang membaguskan akhlaknya.” (HR. Abu Dawud )
  24. Abu Bakar as-Shiddiq –radhiyallahu anhu- [wafat tahun 13 H] berkata:"Sungguh saya mengamalkan sesuatu –meskipun kecil- yang dahulu diamalkan Rasulullah, dan sungguh saya merasa khawatir  apabila saya meningggalkan perintahnya, saya menjadi tersesat".
  25. Ibnul Batthah –rahimahullah- mengomentari perkataan Abu Bakar, beliau mengatakan:"Saksikanlah wahai saudaraku perkataan Abu Bakar as-Shiddiq, sungguh beliau sangat mengkhawatirkan atas dirinya kesesatan, jika menyelisihi sedikit dari perintah Rasulullah, maka apa gerangan yang terjadi bagi sebuah zaman yang umatnya dengan lancang mengolok-olok Rasulullah dan perintah-perintahnya, bahkan merasa bangga dengan melanggarnya dan melecehkan sunnahnya??!!, kami memohon perlindungan dari Allah dari kesesatan, dan memohon [pula] keselamatan dari amalan buruk" (al-Ibanah 1/246)
  26. Umar bin Abdil Aziz –rahimahullah- [wafat tahun 101 H] mengatakan:"Tidak ada pendapat bagi seseorang, jika telah ada sunnah dari Rasulullah –shallallahu alaihi wasalam-".[ I'lamul Muwaqqi'in 2/282]
  27. Abu Qilabah –rahimahullah- [wafat tahun 104 H] berkata:"Jika kamu berbicara kepada seseorang tentang sunnah, kemudian dia menjawab: jauhkan kami dari hal ini [sunnah], dan sampaikan kepada kami kitab Allah [al-Qur'an] saja, maka ketahuilah bahwa dia adalah orang sesat".[Thabaqat Ibnu Saad 7/184]
  28. Imam ad-Dzahabiy –rahimahullah- [wafat tahun 748 H] mengomentari perkataan di atas, beliau mengatakan:"Dan jika kamu menjumpai ahlul kalam dari kalangan ahlul bid'ah mengatakan: jauhkanlah kami dari al-qur'an dan hadits-hadits ahad, dan berilah bagi kami dalil dari akal [logika], maka ketahuilah bahwa dia adalah Abu Jahal. Dan jika kamu melihat seorang ahli tasawuf mengatakan: jauhkanlah kami dari wahyu [al-qur'an dan sunnah] dan dalil dari logika, dan berikan kepada kami dalil berupa perasaan-perasaan hati, maka ketahuilah bahwa dia adalah iblis yang menyamar menjadi manusia atau iblis yang merasuki manusia, jika kamu merasa takut untuk berdekatan dengannya maka larilah dan jika kamu memiliki keberanian maka gulatlah dia, lalu duduklah di atas dadanya dan bacakanlah ayat kursi, lalu cekiklah lehernya".(Siyar A'lamun Nubala 4/472)
  29.  Imam Syafi'i –rahimahullah- [wafat tahun 204 H] berkata:"Telah tegak ijma' kaum muslimin bahwa barang siapa yang telah jelas baginya sunnah Nabi, maka tidak boleh baginya untuk meninggalkan sunnah tersebut karena [mengikuti, pent.] perkataan salah seorang manusia [ulama]" (I'lamul Muwaqqi'in 2/282)
  30. Imam Ahmad bin Hanbal –rahimahullah- [wafat tahun 241 H] mengatakan:"Barangsiapa yang menolak hadits Nabi –shallallahu alaihi wasallam- maka dia berada ditepi jurang kebinasaan" (Thabaqat al-Hanabilah 2/15, dan al-Ibanah 1/260)
  31.  Hasan bin Ali bin khalaf al-Barbahariy –rahimahullah- [wafat tahun 329 H] mengatakan:"Jika kamu mendengar seseorang mencela atau menghina atsar [sunnah Nabi], maka curigailah [bahwa dia] merusak islam, dan janganlah ragu untuk menganggapnya sebagai ahlul ahwa' dan ahlul bid'ah".(al-hujjah Fi bayanil Mahajjah 2/428)
  32.  Abu Ubaid al-Qasim bin Sallam –rahimahullah- [wafat tahun 224 H] mengatakan:"Seorang pengikut sunnah sejati bagaikan orang yang menggenggam bara api, dan dia bagiku –pada zaman ini- lebih utama daripada menghunus pedang di jalan Allah" (Tarikhul Baghdad 12/410, dan Thabaqat al-Hanabilah 1/262)
  33. Imam Malik bin Anas –rahimahullah- [wafat tahun 179 H] berkata:"Sunnah ibarat bahtera Nabi Nuh, barangsiapa yang menaikinya maka dia akan selamat, dan barangsiapa yang meninggalkanya maka dia akan tenggelam [binasa]". (Dzammul Kalam wa Ahluhu 5/81)
  34. Dari Ummul Mukminin Aisyah berkata bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.    Bersikaplah lemah lembut, sesungguhnya kelembutan tidak ada pada sesuatu kecuali akan membuatnya indah dan tidak dicabut dari sesuatu kecuali membuatnya rusak (HR. Muslim 2594)
  35. Ibnu Qayyim berkata,”Sumber kerusakan moral berasal dari empat hal; kebodohan, kedzaliman, syahwat dan kemarahan. Sebab marah akan menimbulkan sikap sombong, dengki, hasud, permusuhan dan kehinaan”.
  36. Dari Jarir bin Abdullah berkata aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.    Barangsiapa yang tidak diberi sifat kelembutan maka ia tidak memiliki kebaikan sama sekali.(HR. Muslim 2592)
  37. Tidak Allah memerintahkan sebuah perintah melainkan setan memeliki dua tipu daya di dalamnya; baik berupa sikap condong kepada terlalu meremehkan dan merendahkan atau sikap terlalu conodng kepada melampaui batas dan berlebihan, dan dia (setan/iblis) tidak perduli dengan mana dari dua sikap tersebut dia mendapatkan keuntungan.
  38. “Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)”. QS. Al A’raf: 16-17
  39. Sesungguhnya kami Telah mengutus kepada kalian seorang rasul, yang menjadi saksi terhadap kalian, sebagaimana kami Telah mengutus (dahulu) seorang Rasul kepada Fir'aun. Maka Fir'aun mendurhakai Rasul itu, lalu kami siksa dia dengan siksaan yang berat. (QS. Al Muzammil : 15-16)
  40. Dan Sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah”. (QS. Al Jin : 18)
  41. Apa itu Tauhid ?Mengesakan Allah dalam peribadahan dan menetapkan sifat-sifat yang Allah sifati diri-Nya dan yang Rasul mensifati-Nya serta mensucikan-Nya dari segala kekurangan dan sifat baru serta mensucikan-Nya dari keserupaan dengan makhluk-Nya
  42. Apa itu syirik ? Menyembah selain Allah di samping (menyembah) Allah. Dan kamu menjadikan tandingan atau sekutu bagi Allah dalam ibadah sementara Allah yang telah menciptakan kamu.
  43. Dengan apa kamu mengenal Rabbmu ?Jawaban : Aku mengenal-Nya dengan ayat-ayat-Nya dan makhluk-makhluk-Nya : malam, siang, matahari, bulan, langit yang tujuh dan bumi yang tujuh serta siapa yang ada padanya dan apa saja yang ada di antara keduanya.
  44. Ibadah adalah puncak ketundukan dan perendahan diri dan puncak kecintaan dan bergantungnya seseorang yang melakukan peribadahan tersebut. Dengan ungkapan yang lain, ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai Allah dan yang diridhai-Nya berupa ucapan maupun perbuatan yang dhohir maupun yang batin.
  45. Berapakah macam ibadah yang Allah perintahkan ?Jawaban : Banyak sekali diantaranya : Islam, Iman, Ihsan, doa, khauf (rasa takut), Raja’ (rasa harap), Tawakkal, Raghbah, Rahbah, khusu’, Khasyah, Inabah, Isti’anah, Isti’adzah, Istighatsah dan menyembelih, Nadzar dan yang lainnya dari ibadah-ibadah yang Allah perintahkan. Kesemuanya itu khusus untuk Allah Ta’ala.
  46. “Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku, akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina". (QS. Ghafir : 60 )
  47. Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya: "Sesungguhnya Aku berlepas diri terhadap apa yang kamu sembah, Tetapi (aku menyembah) Tuhan yang menjadikanku; Karena Sesungguhnya dia akan memberi hidayah kepadaku". Dan (lbrahim) menjadikan kalimat tauhid itu kalimat yang kekal (sebagai pegangan) pada keturunannya supaya mereka kembali kepada kalimat tauhid itu.” (QS. Az Zuhruf : 26-28)
  48. Ibnul Qayyim Rahimahullah Ta’ala, telah menjelaskan pengertian thagut dengan mengatakan. “Thagut, ialah setiap yang diperlakukan manusia secara melampui batas (dari yang ditentukan oleh Allah), berupa disembah, atau diikuti atau ditaati”.
  49. Tidak ada paksaan dalam (memeluk) agama ini. Sungguh telah jelas kebenaran dari kesesatan. Untuk itu, barangsiapa yang ingkar kepada thagut dan beriman kepada Allah, maka dia benar-benar telah berpegang teguh dengan tali yang terkuat, yang tidak akan terputus tali itu. Dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui”. (QS. Al-Baqarah : 256)
  50. Barangsiapa melakukan suatu amal shalih, tiba-tiba terdetik dalam hatinya perasaan riya’, tetapi ia membenci perasaan tersebut berusaha melawan dan menyingkirkannya maka amalannya tetap sah. Berbeda halnya jika ia hanya diam dengan timbulnya perasaan riya’ tersebut, tidak berusaha menyingkirkan bahkan malah menikmatinya maka menurut sebagian besar ulama, amal yang dilakukannya menjadi batal dan sia-sia.
  51. Sumpah salah satu bentuk pengagungan. Karenanya ia tidak layak diberikan kecuali kepada Allah Tabaroka wata’ala. Dalam sebuah hadits marfu’ dari Ibnu Umar diriwayatkan : “Ketahuilah, sesungguhnya Allah melarang kalian bersumpah dengan nama nenek moyangmu. Barang siapa bersumpah hendaknya ia bersumpah dengan nama Allah atau diam [Hadits riwayat Al Bukhari, lihat Fathul Bari : 11/ 530]
  52. “Dan (ingatlah) ketika Luth berkata kepada kaumnya :” Sesungguhnya kamu benar-benar mengerjakan perbuatan yang amat keji yang belum pernah dikerjakan oleh seseorangpun dari umat-umat sebelum kamu. Apakah sesungguhnya kamu patut mendatangi laki-laki, menyamun dan mengerjakan kemungkaran di tempat-tempat pertemuan ? “ (Al Ankabut : 28-29)
  53. “Barangsiapa menggauli istri (yang sedang) haid atau menggauli di duburnya atau mendatangi dukun maka ia telah kufur (mengingkari) dengan apa yang diturunkan kepada Muhammad” (HR Al Tirmidzi dari Abu Hurairah :1/243; dalam shahihul jami’ hadits No : 5918)
  54. Syaitan masuk kepada anak Adam bagaikan aliran darah. Diantara cara-cara syaitan di dalam menjerumuskan manusia ke dalam perbuatan keji adalah khalwat dengan wanita bukan mahram. Karenanya, syariat Islam menutup pintu tersebut, sebagaimana yang disabdakan Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam :“Tidaklah seorang laki-laki berkhalwat dengan wanita kecuali pihak ketiganya adalah syaitan” (HR At Tirmidzi, 3/474; lihat Misykatul mashabih: 3188)
  55. Dari Ibnu Umar Radhiallahu’anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda :“Tiga (jenis manusia) Allah haramkan atas mereka surga: peminum khamr (minuman keras) pendurhaka (kepada orang tuanya) dan dayyuts (yaitu ( yang merelakan kekejian dalam keluarganya” (HR Al Bukkhari, lihat Fathul bari : 8/45)
  56. Dari Jabir Radhiallahu'anhu, ia berkata : Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam melaknat pemakan riba, pemberi riba, penulis, dan kedua orang yang menjadi saksi atasnya. ia berkata : “mereka itu sama (saja)” (HR Muslim : 3/219).
  57. “Riba itu (memiliki) tujuh puluh tiga pintu, yang paling ringan dari padanya adalah seperti (dosa) seorang laki-laki yang menyetubuhi ibunya (sendiri). Dan sejahat-jahat riba adalah kehormatan seorang muslim” (HR Al Hakim dalam Al Mustadrak, 2/27; shahihul jam’ :2533).
  58. “Seorang muslim adalah saudara seorang muslim lainnya, tidak halal bagi seorang muslim menjual barang kepada saudaranya yang di dalamnya ada cacat, kecuali ia menerangkan cacat tersebut” (HR Ibnu Majah : 2/754, shahihul jami’ : 6705).
  59. “Kedua orang yang sedang jual beli adalah dalam khiyar (pilihan) selama belum berpisah. Jika keduanya jujur dan menerangkan (aib barang) maka jual beli keduanya diberkahi. Tetapi jika keduanya berdusta dan menyembunyikan (aib barang) maka dihapuslah berkah jual beli keduanya” (HR Al Bukhari, lihat Fathul Bari : 4/ 328).
  60. “Janganlah kalian saling bersaing dalam penawaran barang (untuk tujuan menipu)” (HR Al Bukhari, lihat Fathul Bari : 10/484). Tak diragukan lagi, ini adalah salah satu bentuk penipuan. Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :“Makar (tipu daya) dan penipuan adalah tempatnya neraka” (Lihat sisilatul Ahadits Ash Shahihah , 1057).
  61. “Sesungguhnya (minuman) khamar, berjudi, berhala, mengundi nasib dengan anak panah adalah perbuatan keji, termasuk perbuatan syaitan, maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” (Al Maidah: 90).
  62. “Dan janganlah sebagaian kamu memakan harta kalian di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah)  kamu memberikannya kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebagian daripada harta benda sebagian orang, dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui” (Al Baqarah : 188).   Dalam sebuah hadits marfu’ riwayat Abu Hurairah disebutkan :“Allah melaknat penyuap dan penerima suap dalam (urusan) hukum” (HR Ahmad, 2/387; shahihul jami’ : 5069).
  63. “Barang siapa mengambil tanah (orang lain) meski sedikit dengan tanpa hak niscaya dia akan ditenggelamkan dengannya pada hari kiamat sampai ke (dasar) tujuh lapis bumi” (HR Al Bukhari, lihat fathul Bari : 5/103).Ya’la bin Murrah Radhiallahu’anhu berkata, Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :“Siapa yang menzhalimi (dengan mengambil) sejengkal dari tanah (orang lain) niscaya Allah membebaninya dengan menggali tanah tersebut (dalam riwayat Ath Thabrani : menghadirkannya) hingga akhir dari tujuh lapis bumi, lalu Allah mengkalungkannya (di lehernya) pada hari kiamat sehingga seluruh manusia diadili” (HR Ath Thabrani dalam Al Kabir, 22/270; shahihul jam’: 2719).
  64. “Tiga jenis (manusia) yang aku menjadi musuhnya kelak pada hari kiamat, laki-laki yang memberi dengan namaKu lalu berkhianat, laki-laki yang menjual orang merdeka (bukan budak) lalu memakan harga uang hasil penjualannya dan laki-laki yang mempekerjakan, sedang ia memenuhi pekerjaannya, tetapi ia tidak memberikan upahnya” (HR Al Bukhari, Fathul Bari :5/211).
  65. “Mahasuci Allah, betapa kerasnya apa yang diturunkan Allah dalam urusan utang-piutang, demi Dzat yang jiwaku ada di tanganNya, seandainya seorang laki-laki dibunuh di jalan Allah kemudian ia dihidupkan lalu dibunuh (lagi) kemudian di hidupkan, lalu dibunuh (lagi) sedang ia memiliki hutang, sungguh ia tak akan masuk surga sehingga dibayarkan untuknya hutang tersebut” (HR An Nasai, Al Mujtaba,7/413, Shahihul Jami’ :3594)
  66. “Setiap daging yang tumbuh dari yang haram maka neraka lebih pantas baginya” (HR Ath Thabrani dalam Al Kabir, 19/136, Shahihul Jami’ : 4495).
  67. “Sesungguhnya Allah Subhanahu wata’ala memiliki janji untuk orang-orang yang meminum minuman keras, akan memberinya minum dari Thinatul khabal” mereka bertanya : “ wahai Rasulullah, apakah Thinatil khabal itu ? beliau menjawab : keringat ahli neraka atau cairan kotor (yang keluar dari tubuh) penghuni neraka (HR Muslim : 3/1587).
  68. “Barang siapa meninggal sebagai peminum arak, maka ia akan bertemu dengan Allah dalam keadaan seperti penyembah berhala” (HR Ath Thabrani, 12/45, Shahihul Jami’ : 6525)
  69. “Tahukah kalian apakah ghibah itu? Mereka menjawab : Allah dan RasulNya yang mengetahui. Beliau bersabda : Yaitu engkau menyebut saudaramu dengan sesuatu yang dibencinya, ditanyakan : “Bagaimana halnya jika apa yang aku katakan itu (memang)  terdapat pada saudaraku ? beliau menjawab : jika apa yang kamu katakan terdapat pada saudaramu maka engkau talah menggunjingnya (melakukan ghibah) dan jika ia tidak terdapat padanya maka engkau telah berdusta padanya” (HR Muslim : 4/2001)
  70. “Dua (jenis manusia) dari ahli neraka yang aku belum melihatnya sekarang yaitu ; kaum yang membawa cemeti-cemeti seperti ekor sapi, mereka memukul manusia dengannya, dan wanita-wanita yang berpakaian tetapi talanjang, berjalan dengan menggoyang-goyang  pundaknya dan berlenggak lenggok, kepala mereka seperti punuk onta yang condong. Mereka tidak akan masuk surga bahkan tidak akan mendapat wanginya, dan sungguh wangi surga telah tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian” (HR Muslim : 3/1680).
  71. “barangsiapa membahayakan (orang lain) Allah akan membahayakan dirinya, dan barang siapa yang menyulitkan (orang lain) Allah akan menyulitkan dirinya” (HR al Bukhari, Al Adabul Mufrad : no : 103, As silsilah Ash Shahihah, 65)
  72. Abu Ayyub Radhiallahu’anhu meriwayatkan, Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :“Tidak halal bagi seorang laki-laki memutuskan hubungan saudaranya lebih dari tiga malam. Saling berpapasan tapi yang ini memalingkan muka dan yang itu (juga) membuang muka. Yang terbaik di antara keduanya yaitu yang memulai salam” (HR Bukhari, Fathul Bari : 10/492)
  73. Aku wasiatkan padamu agar engkau bertakwa kepada Allah, patuh dan ta'at, sekalipun yang memerintahmu seorang budak Habsyi. Sebab barangsiapa hidup (lama) di antara kamu tentu akan menyaksikan perselisihan yang banyak. Karena itu, berpegang teguhlah pada sunnahku dan sunnah khulafa'ur rasyidin yang (mereka itu) mendapat petunjuk. Pegang teguhlah ia sekuat-kuatnya. (Dan hati-hatilah terhadap setiap perkara yang diada-adakan, karena semua perkara yang diada-adakan itu adalah bid'ah, sedang setiap bid'ah adalah sesat (dan setiap yang sesat tempatnya di dalam Neraka)."HR. Nasa'i dan At-Tirmi-dzi, ia berkata hadits hasan shahih).
  74. "Aku tinggalkan padamu dua perkara yang kalian tidak akan tersesat apabila (berpegang teguh) kepada keduanya, yaitu Kitabullah dan Sunnahku. Tidak akan bercerai-berai sehingga keduanya menghantarku ke telaga (Surga)." (Di-shahih-kan Al-Albani dalam kitab Shahihul Jami')
  75. Rasulullah Saw bersabda bahwa Allah Swt berfirman: "Aku menyiapkan untuk hamba-hamba-Ku yang shaleh apa-apa yang belum pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telinga dan belum pernah terlintas dalam benak manusia. Oleh karena itu bacalah kalau kamu suka ayat: 'Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.' (As-Sajdah: 17)." (Mutafaq'alaih)
  76. Rasulullah Saw melarang bernazar dengan sabdanya : "Sesungguhnya itu (nazar) tidak dapat menolak sedikitpun dari takdir dan hanya penarikan uang dari orang bakhil." (HR. Bukhari)
  77. Anas Ra berkata,"Kami bertanya kepada Rasulullah Saw, "Bila berjumpa sahabat (saudara seiman) apakah kita saling membungkuk?" Nabi Saw menjawab, "Tidak usah." Kami bertanya lagi, "Apakah berpelukan satu sama lain?" Nabi menjawab, "Tidak, tetapi cukup dengan saling bersalaman." (HR. Ibnu Majah)
  78. Sebaik-baik urusan adalah yang pertengahannya (yang adil atau tidak berlebih-lebihan). (HR. Al-Baihaqi)
  79. Sesungguhnya Allah Ta'ala indah dan suka kepada keindahan. Allah suka melihat tanda-tanda kenikmatannya pada diri hambaNya, membenci kemelaratan dan yang berlagak melarat. (HR. Muslim)
  80. Tidak kecewa orang yang istikharah (memohon pilihan yang lebih baik dari Allah), tidak menyesal orang yang bermusyawarah dan tidak akan melarat orang yang hidup hemat. (Ath-Thabrani).
  81. Demi yang jiwaku dalam genggamanNya. Kamu tidak dapat masuk surga kecuali harus beriman dan tidak beriman kecuali harus saling menyayangi. Maukah aku tunjukkan sesuatu bila kamu lakukan niscaya kamu saling berkasih sayang? Sebarkan salam di antara kamu. (HR. Muslim)
  82. Demi Allah, aku ini orang yang paling takut kepada Allah dan paling bertakwa kepada-Nya. Tetapi aku berpuasa dan berbuka, aku shalat dan tidur, dan aku mengawini wanita- wanita. Barangsiapa mengabaikan sunnahku maka dia bukan dari golonganku. (Mutafaq'alaih)
  83. Rasulullah Saw apabila bersin, beliau menutup wajahnya dengan tangan atau dengan bajunya dan mengecilkan (merendahkan) suaranya. (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
  84. Jangan meremehkan sedikitpun tentang makruf meskipun hanya menjumpai kawan dengan berwajah ceria (senyum). (HR. Muslim)
  85. Bagi Allah ada hamba-hambaNya yang dikhususkan melayani kebutuhan-kebutuhan orang banyak. Mereka berlindung kepadanya untuk memenuhi kebutuhan mereka. Orang-orang itulah yang aman dari azab Allah. (HR. Ath-Thabrani)
  86. Orang yang memberi petunjuk kepada kebaikan sama pahalanya seperti orang yang melakukannya. (HR. Bukhari).
  87. Barangsiapa memperoleh suatu yang makruf maka hendaklah menyebutnya karena berarti dia mensyukurinya, dan kalau merahasiakannya (berarti) dia mengkufuri nikmat itu. (HR. Ath-Thabrani)
  88.  Barangsiapa menerima suatu kebajikan lalu berkata kepada pemberinya ucapan "Jazakallahu khairon" (semoga Allah membalas anda dengan kebaikan) maka sesungguhnya dia sudah berlebih-lebihan dalam berterima kasih. (HR. Tirmidzi dan An-Nasaa'i)
     
  89. Orang yang paling berat disiksa pada hari kiamat ialah orang yang dipandang (dianggap) ada kebaikannya padahal sebenarnya tidak ada kebaikannya sama sekali. (HR. Ad-Dailami)

  90. Barangsiapa ada kelebihan tempat (tempat yang kosong) dalam kendaraan (punggung unta) hendaklah diberikan kepada orang yang tidak punya kendaraan (diajak serta), dan barangsiapa punya kelebihan bekal (perjalanan) maka hendaklah diberikannya kepada orang yang tidak punya bekal. (HR. Muslim)
     
  91. Janganlah kamu menjadi orang yang "ikut-ikutan" dengan mengatakan "Kalau orang lain berbuat kebaikan, kami pun akan berbuat baik dan kalau mereka berbuat zalim kami pun akan berbuat zalim". Tetapi teguhkanlah dirimu dengan berprinsip, "Kalau orang lain berbuat kebaikan kami berbuat kebaikan pula dan kalau orang lain berbuat kejahatan kami tidak akan melakukannya". (HR. Tirmidzi)
  92. Allah tidak menerima iman tanpa amal perbuatan dan tidak pula menerima amal perbuatan tanpa iman. (HR. Ath-Thabrani)
     
  93. Sesungguhnya jika Allah Ta'ala menghendaki kebaikan bagi seorang hamba maka dia dikaryakannya. Para sahabat lalu bertanya tentang sabda Nabi Saw tersebut, "Bagaimana dikaryakannya itu, ya Rasulullah?" Nabi Saw menjawab, "Diberinya taufiq untuk beramal sholeh sebelum wafatnya." (Mashabih Assunnah)
     
  94. Barangsiapa melakukan amal perbuatan yang bukan atas perintah kami maka itu tertolak. (HR. Muslim)
     
  95. Seorang yang melakukan perbuatan di dalam batu besar yang tidak ada pintu maupun lubang anginnya, pasti akan diketahui manusia apapun yang terjadi (mau tidak mau). (HR. Al Hakim)
     
  96. Seorang melakukan amalan-amalan ahli surga sebagaimana tampak bagi orang-orang tetapi sesungguhnya dia termasuk penghuni neraka, dan seorang lagi melakukan amalan-amalan ahli neraka sebagaimana disaksikan orang-orang tetapi sebenarnya dia tergolong penghuni surga. (HR. Bukhari)
     
  97.  
  98. Seorang yang kurang amalan-amalannya maka Allah akan menimpanya dengan kegelisahan dan kesedihan. (HR. Ahmad)
     
  99. Seorang sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, yang bagaimanakah orang yang baik itu?" Nabi Saw menjawab, "Yang panjang usianya dan baik amal perbuatannya." Dia bertanya lagi, "Dan yang bagaimana orang yang paling buruk (jahat)?" Nabi Saw menjawab, "Adalah orang yang panjang usianya dan jelek amal perbuatannya." (HR. Ath-Thabrani dan Abu Na'im)
  100. Amalan-amalan yang paling disukai Allah ialah yang lestari (langgeng atau berkesinambungan) meskipun sedikit. (HR. Bukhari)
  101. Jangan mengagumi amal perbuatan sampai ia menyelesaikan yang terakhir. (HR. Ath-Thabrani dan Al Bazzar)
  102. Lakukan apa yang mampu kamu amalkan. Sesungguhnya Allah tidak jemu sehingga kamu sendiri jemu. (HR. Bukhari)
  103. Amalkan semua yang diwajibkan (fardhu) Allah, niscaya kamu menjadi orang yang paling bertakwa. (Ath-Thahawi)
  104. Yang pertama-tama dipertanyakan (diperhitungkan) terhadap seorang hamba pada hari kiamat dari amal perbuatannya adalah tentang shalatnya. Apabila shalatnya baik maka dia beruntung dan sukses dan apabila shalatnya buruk maka dia kecewa dan merugi. (HR. An-Nasaa'i dan Tirmidzi)
     
  105. Paling dekat seorang hamba kepada Robbnya ialah ketika ia bersujud maka perbanyaklah do'a (saat bersujud) (HR. Muslim)
  106. Perumpamaan shalat lima waktu seperti sebuah sungai yang airnya mengalir dan melimpah dekat pintu rumah seseorang yang tiap hari mandi di sungai itu lima kali. (HR. Bukhari dan Muslim)
     
  107. Abdullah ibnu Mas'ud Ra berkata, "Aku bertanya kepada Rasulullah, "Ya Rasulullah, amal perbuatan apa yang paling afdol?" Beliau menjawab, "Shalat tepat pada waktunya." Aku bertanya lagi, "Lalu apa lagi?" Beliau menjawab, "Berbakti kepada kedua orang tua." Aku bertanya lagi, "Kemudian apa lagi, ya Rasulullah?" Beliau menjawab, "Berjihad di jalan Allah." (HR. Bukhari)
     
  108. Yang kusenangi dari urusan duniamu adalah wanita dan wewangian dan dijadikan kesejukan mataku (sebagai biji mata) dalam shalat. (HR. An-Nasaa'i dan Al Hakim)
     
  109. Shalat dua rakaat (yakni shalat sunnah fajar) lebih baik dari dunia dan segala isinya. (HR. Tirmidzi)
     
  110. Barangsiapa meninggalkan shalat dengan sengaja maka dia kafir terang-terangan. (HR. Ahmad)
  111. Suruhlah anak-anakmu shalat bila berumur tujuh tahun dan gunakan pukulan jika mereka sudah berumur sepuluh tahun dan pisahlah tempat tidur mereka (putera-puteri). (HR. Abu Dawud)
     
  112. Shalat pada awal waktu adalah keridhoan Allah dan shalat pada akhir waktu adalah pengampunan Allah. (HR. Tirmidzi)
     
  113. Barangsiapa lupa shalat atau ketiduran maka tebusannya ialah melakukannya pada saat dia ingat. (HR. Ahmad)
     
  114. Ibnu Abbas Ra. berkata : Rasulullah Saw. pernah menjama' shalat dzuhur dengan ashar dan maghrib dengan isya' di Madinah tanpa disebabkan faktor ketakutan (khauf) atau hujan. Beliau ditanya apa sebabnya, lalu menjawab, "agar tidak menyulitkan umatnya." (HR. Muslim).
     
  115. Apabila seseorang mengantuk saat akan shalat hendaklah ia tidur sampai hilang ngantuknya, sebab bila shalat dalam keadaan mengantuk dia tidak menyadari bahwa ketika beristighfar ternyata dia memaki dirinya.(HR. Bukhari)
     
  116. Janganlah melakukan shalat pada saat hidangan makanan sudah tersedia dan jangan pula memulai shalat dalam keadaan menahan kencing dan buang air (termasuk kentut). (HR. Ibnu Hibban)
     
  117. Apabila diserukan untuk shalat datangilah dengan berjalan dengan tenang. Apa yang dapat kamu ikuti shalatlah dan yang tertinggal lengkapilah. (HR. Ahmad)
     
  118. Yang pertama-tama diangkat dari umat ini ialah khusyu' sehingga tidak terlihat seorangpun yang khusyu'. (HR. Ahmad dan Ath-Thabrani)
     
  119. Allah Ta'ala tetap (senantiasa) berhadapan dengan hambaNya yang sedang shalat dan jika ia mengucap salam (menoleh) maka Allah meninggalkannya. (HR. Mashabih Assunnah)
  120. “Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta "Ini halal dan ini haram", untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung” [QS. An-Nahl : 116].
  121. Dari Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu ia berkata : “Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam melarang dua macam shalat : Shalat ba’da Shubuh hingga terbit matahari dan shalat ba’da ‘Ashar hingga terbenamnya matahari” [HR. Al-Bukhari nomor 563 dan Muslim nomor 825].
  122. Tegakkanlah (lengan kalian) ketika sujud, Dan janganlah salah seorang di antara kalian meluruskan (menempelkan) kedua lengan/hastanya seperti anjing meluruskannya” [Shahiih Al-Bukhaariy no. 822].
  123. “Yaitu : orang-orang yang takut kepada-Nya dengan sebenar-benarnya hanyalah para ulama yang mengenal-Nya. Karena, setiap kali pengetahuan tentang Allah Yang Maha Agung, Maha Kuasa, dan Maha Mengetahui serta memiliki sifat-sifat yang sempurna dan nama-nama-Nya yang baik; semakin sempurna dan semakin lengkap, maka setiap kali itu pula rasa takut semakin besar dan semakin banyak.
  124. “Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan di antara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar” [QS. Faathir : 32].
  125. Apabila amalan hati bersesuaian dengan amalan lahir itulah KEADILAN, apabila amalan hati lebih baik dari amalan lahir itulah KEUTAMAAN, dan apabila perbuatan lahir lebih bagus dari amalan hati , itulah KECULASAN. (Ibnu Uyainah)
  126. Adh-Dhahiq bin Mujahim apabila datang sore hari beliau menangis. Ada orang yang bertanya,"Apa yang membuatmu menangis?" Beliau menjawab,"Aku tidak tahu, amalanku yang mana yang naik ke langit (diterima Allah) pada hari ini." [shifatus shafwah]




 



 http://widiy.blogspot.com/
Catatan Al_Fakir

Bagikan

Jangan lewatkan

Mutiara Salaf 2
4 / 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.

SILAHKAN BERKOMENTAR UNTUK KASIH MASUKAN

Diberdayakan oleh Blogger.